Oleh Veeramalla Anjaiah
Pandemi COVID-19 tidak diragukan lagi merupakan penyakit mematikan yang telah mengganggu kehidupan kita dalam banyak hal. Hingga 23 September, COVID-19 telah menginfeksi lebih 231 juta orang dan membunuh lebih dari 4.75 juta orang di seluruh dunia. Kegiatan ekonomi juga terganggu.
"Pandemi COVID-19 telah mengganggu bisnis global di seluruh dunia," kata Steve Chen, Deputy Representative dari Taipei Economic and Trade Office (TETO), saat membuka webinar internasional pada tanggal 23 September di Jakarta.
Anehnya, pandemi COVID-19 juga membawa beberapa perubahan positif.
"Pandemi yang sedang berlangsung juga menyoroti manfaat dari kemajuan teknologi yang cepat, digitalisasi dan peningkatan layanan, perdagangan, investasi serta penyediaan bentuk-bentuk baru hubungan global," demikian disampaikan oleh Center for Southeast Asian Studies (CSEAS), yang menyelenggarakan webinar bertajuk "Economic Integration in ASEAN and East Asia: Trends and Prospects pasca COVID-19", dalam siaran pers.
Transformasi digital yang dipercepat benar-benar dapat meningkatkan output global, perdagangan dan lapangan kerja. Perusahaan online berbasis aplikasi seperti Gojek, Grab dan Shopee di Indonesia telah memberdayakan banyak usaha kecil menengah dan menyediakan lapangan kerja bagi jutaan orang.
Hampir semua negara di Asia Tenggara dan Asia Timur menyaksikan pemulihan ekonomi yang kuat, tangguh dan berkelanjutan tahun ini di tengah pandemi.
Mengapa?
"Pandemi sejauh ini tidak mengganggu sistem produksi dan pola perdagangan di kawasan Asia Timur," kata Aladdin Rillo, penasihat ekonomi senior di Economic Research Institute for ASEAN and East Asia, di webinar.
Demikian juga sektor pertanian yang tidak terganggu oleh COVID-19 di banyak negara di Asia Tenggara.