"Kami juga telah melihat agresinya terhadap India [...] aktivitas militer yang tidak stabil dan bentuk-bentuk pemaksaan lainnya terhadap rakyat Taiwan [...] serta genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan kepada Muslim Uighur di Xinjiang."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian segera menanggapi Austin.
"AS mengabaikan fakta, dengan sengaja mencoreng China, mencampuri urusan dalam negeri China dan menabur perselisihan di antara negara-negara kawasan dengan tujuan melayani kepentingan geopolitiknya sendiri," papar Zhao di Beijing pada konferensi pers reguler.
"Kami memperingatkan pihak AS untuk tidak membuat masalah tentang China di setiap kesempatan dan berbuat lebih banyak untuk kepentingan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut," ujar Zhao.
China rupanya ingin mempengaruhi Vietnam melalui diplomasi perdagangan dan vaksin untuk menutupi agresivitasnya di LCS.
Pada tahun 2020, perdagangan bilateral antara Vietnam dan China mencapai AS$192.28 miliar, tetapi Vietnam mengalami defisit perdagangan senilai $35.34 miliar dengan China di tahun lalu.
Pada tahun yang sama, perdagangan Vietnam dengan AS mencapai $89.52 miliar.
Vietnam lebih senang dengan AS daripada China dalam hal perdagangan. Mengapa?Â
Vietnam, negara berkembang, menikmati rekor surplus perdagangan sebesar $69.70 miliar dengan AS pada tahun 2020.
Selama kunjungan Wang ke Vietnam, China mengumumkan bahwa mereka akan menyumbangkan 3 juta vaksin COVID-19 lagi pada tahun 2021, meningkatkan total sumbangan vaksin China menjadi 5.7 juta dosis ke Vietnam.
Namun AS, mantan musuh Vietnam, telah menyumbangkan 7.49 juta dosis vaksin COVID-19 yang terdiri dari Moderna, Pfizer dan Astrazeneca ke Vietnam di tahun 2021.