Taliban ingin melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Kelompok teror menganggap perempuan hanyalah mesin penghasil bayi.Â
Semua tahu bahwa pria dan wanita adalah dua mata Tuhan.
Taliban ingin memisahkan siswa perempuan dari laki-laki di universitas.
Wanita-wanita Afghanistan, jelas Taliban, dapat terus belajar di universitas, termasuk di tingkat pascasarjana, tetapi ruang kelas akan dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan pakaian Islam diwajibkan, kata Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan Abdul Baqi Haqqani beberapa waktu lalu.
Taliban akan memutuskan apa yang harus dipelajari oleh wanita Afghanistan.
Memalukannya, juru bicara Taliban Sayed Zekrullah Hashimi mengatakan kepada TOLO News baru-baru ini bahwa perempuan tidak cocok untuk jabatan menteri.
"Seorang wanita tidak bisa menjadi menteri. Itu sama seperti Anda meletakkan sesuatu di lehernya yang tidak bisa dia bawa. Perempuan tidak perlu berada di Kabinet -- mereka harus melahirkan," ujar Sayed.
Taliban sudah meminta semua wanita pekerja untuk tinggal di rumah sambil mengatakan bahwa itu hanya tindakan sementara.
Ini akan menjadi neraka baru bagi 40 juta warga Afghanistan. Negara ini sekarang di ambang bencana manusia. Orang-orang tidak punya makanan, uang dan obat-obatan.Â
Lebih dari 90 persen warga Afghanistan saat ini hidup di bawah tingkat kemiskinan. Kontrak pasokan listrik dengan Uzbekistan akan segera berakhir. Stok minyak sudah berada di zona bahaya. Pemerintah Taliban tidak bekerja.
Taliban tidak memiliki uang di tangannya untuk membeli semua ini. Untuk mendapatkan uang, Taliban membutuhkan legitimasi dan pengakuan internasional. Untuk mendapatkan pengakuan internasional, Taliban harus menghentikan aktivitas terornya dan menghormati hak-hak perempuan. Tidak ada jalan lain.