"Kami ingin wilayah Afghanistan tidak digunakan untuk melawan negara lain, termasuk Pakistan. Kami ingin hak asasi manusia dan hak perempuan dipertahankan."
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa AS tidak akan mengakui sampai Taliban mengimplementasikan semua komitmennya. Jika Taliban menginginkan pengakuan internasional, mereka harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Ia menggambarkan pemerintah Taliban sebagai pemerintah de facto Afghanistan.
"Taliban mencari legitimasi dan dukungan internasional. Pesan kami adalah, legitimasi dan dukungan apa pun harus diperoleh dengan pantas," kata Blinken.
Taliban telah merencanakan peresmian Kabinet baru pada tanggal 11 September tetapi membatalkan acara tersebut setelah Rusia menolak undangannya. Banyak negara Barat menekan Taliban melalui Qatar untuk membatalkan acara tersebut.
Hal lain yang mengejutkan di Afghanistan adalah tidak adanya pemimpin Taliban di depan umum.
Taliban menyatakan Afghanistan sebagai Emirat Afghanistan dan akan mengikuti hukum Islam yang ketat. Sejak perebutan kekuasaan Taliban di Afghanistan, pemimpin tertinggi Taliban dan Emir Afghanistan Sheikh Haibatullah Akhundzada tidak pernah muncul di depan umum. Hanya satu pernyataan yang dikeluarkan atas namanya setelah pengumuman Kabinet.
Demikian juga, Wakil Perdana Menteri Baradar tidak terlihat oleh siapa pun selama beberapa hari. Ada desas-desus di media sosial bahwa ia mungkin terluka parah atau tewas dalam baku tembak dengan jaringan Haqqani yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Sirajuddin sesaat sebelum pengumuman Kabinet baru.
Namun Taliban membantah rumor ini dan merilis foto catatan tulisan tangan dari Baradar dan pesan audio pada tanggal 14 September. Mereka mengklaim bahwa ia sedang berada di Kandhar.
"Tidak adanya video menimbulkan lebih banyak pertanyaan dari warga Afghanistan karena Taliban bukan lagi kelompok pemberontak yang bersembunyi, dan wajah Baradar terkenal akibat peran internasionalnya," papar The Guardian dalam sebuah laporan.
"Video dan foto yang juga dibagikan secara online, yang dimaksudkan untuk menunjukkan Baradar di Kandhar, tidak menampilkan apa pun yang dapat mengonfirmasi kapan dokumentasi tersebut diambil," kata surat kabar itu.
Taliban memiliki sejarah terkenal dalam menjaga rahasia tentang aktivitas para pimpinan tingginya. Pada tahun 2015, Taliban mengumumkan bahwa pemimpin tertinggi dan pendirinya Omar meninggal karena sakit. Bahkan ia meninggal pada tahun 2013 dan Taliban merahasiakannya selama dua tahun.