Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pakar Keamanan AS: Rezim Taliban di Afghanistan Menimbulkan Bahaya Besar bagi Pakistan dan Dunia

14 September 2021   18:11 Diperbarui: 16 September 2021   06:17 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita di Indonesia seharusnya tidak mudah percaya dengan kelompok teroris seperti Taliban, yang memerintah Afghanistan dengan senjata. 

Kita seharusnya tidak melakukan kesalahan seperti AS, yang mengobarkan perang melawan kelompok teror Taliban selama 20 tahun dan dengan memalukan menegosiasikan kesepakatan keluar dengan Taliban, meninggalkan 40 juta warga Afghanistan di bawah belas kasihan teroris.  

Ketua Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj mengecam Taliban karena memperlakukan perempuan secara tidak manusiawi.

"Di sana [di Afghanistan], perempuan tidak diperbolehkan pergi ke luar dari rumah mereka. Jika ada wanita pergi ke luar tanpa menutupi wajah mereka [pakaian Islam], hukumannya adalah wajah mereka akan dipotong [oleh Taliban]," kata Said baru-baru ini.

Cendekiawan Islam yang dihormati di Indonesia Buya Syafii Maarif, yang juga mantan ketua Muhammadiyah, telah meminta pemerintah Indonesia untuk tidak segera mengakui rezim Taliban saat ini.

Menurut Syafii, Taliban telah membawa bagian dari neraka ke bumi selama pemerintahan represif mereka di tahun 1996-2001.

"Tahun-tahun dari 1996-2001 sangatlah buruk. Benar-benar buruk," kata Syafii kepada CNN Indonesia di Yogyakarta baru-baru ini.

"Taliban memerintah Afghanistan selama bertahun-tahun dan membawa bagian-bagian neraka ke bumi kita. Jika mereka menggunakan nama Islam, mereka harus membawa bagian-bagian surga, bukan sebaliknya. Orang-orang yang tidak mengerti Islam bisa disesatkan. Islam tidak seperti itu," kata Syafii.

Menurut Syafii, Indonesia tidak boleh terburu-buru. 

"Kita harus menunggu dan melihat dulu. Mereka [Taliban] mengklaim bahwa mereka ingin mengubah dirinya sendiri tetapi belum ada bukti. Kita harus menunggu bukti dulu," ujarnya.

Di antara daftar menteri baru dalam pemerintahan sementara Afghanistan, yang diumumkan Taliban baru-baru ini, tidak ada wanita lajang di pemerintahan tersebut. Tidak ada orang Tajik, Syiah atau kelompok minoritas lainnya di dalam pemerintahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun