Bagaimana para jenderal militer Pakistan menggunakan agama untuk kepentingan mereka untuk mempertahankan kekuasaan mereka?
"Program Islamisasi Zia ul-Haq, pada akhirnya menghasilkan radikalisme agama yang menjadi inti terorisme Pakistan saat ini dan yang dalam berbagai cara mengancam stabilitas negara. Militansi agama dan terorisme yang terkait dengannya tidak hanya membuat Pakistan tidak stabil secara internal tetapi juga menempatkannya dalam posisi yang merugikan di tingkat regional dan internasional," ujar Aarish.
Zia, seorang diktator militer, memerintah Pakistan dari tahun 1977 hingga 1988 dengan tangan besi.
Selama Perang Dingin, Central Intelligence Agency (CIA) telah menyalurkan lebih dari AS$3 miliar kepada para pejuang Mujahidin melalui ISI untuk berperang melawan Soviet di Afghanistan pada tahun 1980-an. Arab Saudi juga memberikan $3 miliar lagi ke Pakistan, yang menyebabkan pertumbuhan madrasah dan munculnya radikalisme. Ada banyak uang yang tersedia untuk semua madrasah di tahun 1980-an.
Faktanya, sekarang ada lebih dari 22,000 madrasah yang terdaftar resmi yang memiliki lebih dari 2 juta siswa agama. Diperkirakan ada lebih dari 25,000 madrasah tidak resmi di Pakistan.
Banyak dari sekolah-sekolah agama ini mengajarkan radikalisme dan menyediakan rekrutmen reguler untuk beberapa kelompok teror, termasuk Taliban, al-Qaeda dan Khorasan Negara Islam.
Di Pakistan, mayoritas dari 226 juta orang Pakistan adalah Muslim Sunni. Ada juga komunitas Syiah yang kuat. Ada begitu banyak kelompok teror di Pakistan.
Beberapa kelompok sektarian menargetkan minoritas seperti Syiah dan Ahmadiyah. Beberapa adalah kelompok jihad dan beberapa adalah kelompok teror yang disponsori negara untuk berperang di Kashmir. Beberapa kelompok teror yang frustrasi seperti Tehrik-e-Taliban Pakistan mengarahkan senjata mereka ke negara dan militer Pakistan.
Selain kelompok teror, ada juga kelompok separatis seperti Baloch Liberation Army dan Baloch Liberation Front, yang memperjuangkan negara Balochistan yang merdeka. Ada juga gerakan separatis di provinsi Sindh.
Kita harus sangat waspada terhadap kekuasaan Taliban dan bahaya radikalisme serta terorisme.
"Kita harus menjelaskan kepada para pemimpin sipil bahwa Pakistan akan membayar harga yang sangat mahal jika mereka tidak menghentikan bantuan kepada Taliban," ungkap Bolton dalam wawancara podcast Washington Post, menyarankan lebih lanjut bahwa Washington juga harus membuang Pakistan dari daftar "sekutu utama non-NATO" dan menjatuhkan sanksi.