Namun Komunis China menggambarkan Dalai Lama sebagai pemimpin separatis yang berbahaya. Sejak Mei 2005 Beijing telah meningkatkan upayanya untuk menyerang Dalai Lama dengan menyatakan "perjuangan sampai mati" untuk melawannya.
Lahir pada 6 Juli 1935 di Takster, Amdo, timur laut Tibet, Dalai Lama ke-14 adalah pemimpin spiritual Tibet. Namanya Tenzin Gyatso (namanya waktu lahir adalah Lhamo Dhondup). Pada tahun 1937, ia diakui sebagai reinkarnasi dari Dalai Lama ke-13.
Latar belakang sejarah
Tibet, wilayah tertinggi (dengan ketinggian 4,380 meter) di planet ini, dikenal sebagai Cholka-Sum, yang terdiri dari wilayah U-Tsang, Kham dan Amdo. Tibet memiliki luas 2.5 juta kilometer persegi, sebagian besar merupakan wilayah pegunungan, di mana beberapa bagian dari gunung tertinggi di dunia Everest (8,848 meter) berada. Orang-orang Tibet berbeda dengan mayoritas Tionghoa Han. Orang Tibet memiliki agama, budaya, bendera nasional dan bahasa mereka sendiri.
Revolusi Xinhai (1911-1912) mengakhiri pemerintahan dinasti Qing di China dan menyebabkan pembentukan Republik China (ROC) pada tanggal 1 Januari 1912. Sun Yat-Sen menjadi Presiden pertama China.
Tibet adalah kerajaan besar di abad ke-7. Dari waktu ke waktu kaisar China membantu penguasa Tibet atau memperluas kedaulatan mereka ke beberapa bagian Tibet.
Orang-orang Tibet mendeklarasikan kemerdekaan mereka pada tahun 1913, hanya satu tahun setelah kelahiran ROC. Sayangnya, ROC tidak mengakui secara resmi kemerdekaan Tibet. Berkali-kali orang Tibet mencoba mendapatkan pengakuan Beijing atas kemerdekaan mereka tetapi mereka selalu gagal. Mereka memiliki pemerintahan dan tentaranya sendiri.
Di bawah kepemimpinan Mao Zedong, pada tanggal 1 Oktober 1949, Partai Komunis China (PKC) merebut kendali kekuasaan dan mendirikan Republik Rakyat China (RRC).
Hal pertama yang dilakukan PKC adalah memusatkan perhatiannya kepada pendudukan Tibet pada tahun 1949. PKC sepenuhnya merebut Tibet antara Oktober 1950 hingga Mei 1951. PKC menggambarkan perebutan tersebut sebagai Pembebasan Damai Tibet meskipun banyak orang yang terbunuh. Propaganda utama PKC adalah "Perjanjian 17 Poin" tentang Tibet.
Pada tanggal 21 Mei 2021, PKC menerbitkan Buku Putih (White Paper) berjudul "Tibet sejak 1951: Pembebasan, Pembangunan dan Kesejahteraan" sebagai bagian dari perayaan memperingati ulang tahun "pembebasan Tibet" yang ke-70.
"Buku ini adalah gudang kebohongan dan kekhawatiran PKC. Saat dunia terus menegaskan pendiriannya terhadap PKC, kebohongan China semakin lemah dalam kemampuan persuasif mereka," ungkap Yeshi Dawa, seorang ahli di Tibet, baru-baru ini.