Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sebuah Negara Seharusnya Tidak Mendukung Terorisme

25 November 2020   19:27 Diperbarui: 25 November 2020   19:34 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Veeramalla Anjaiah

Teroris tidak menganut agama apapun. Mereka membunuh warga sipil tak berdosa tanpa ampun. Sayangnya, para teroris ini memiliki pendukung, sponsor dan penggalang dana. Buruknya lagi, jika suatu negara mendukung teroris sepenuhnya untuk mencapai kepentingan geo-politik negara.

Pakistan, sebuah negara di Asia Selatan, adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang secara terbuka mendukung terorisme. Negara tersebut berselisih dengan tetangganya India atas Kashmir.

Setelah gagal dalam diplomasi dan tiga perang dengan India, Pakistan dan badan intelijennya Inter-Services Intelligence (ISI) telah memberikan pelatihan, senjata, uang dan perlindungan kepada berbagai organisasi teroris dan separatis selama empat dekade terakhir, kata media internasional.

Organisasi teroris ini telah menjadikan Pakistan sebagai tempat berlindung yang aman dan telah melancarkan serangan rutin tidak hanya di India tetapi juga di Afghanistan dan Iran.

Misalnya, menurut koran The Hindustan Times, pasukan keamanan India menangkap empat teroris terlatih Pakistan dan membunuh mereka semua dalam sebuah insiden pada tanggal 19 November di Nagrota, daerah di Jammu dan Kashmir (J&K).

Polisi menemukan 11 senapan AK-47, tiga pistol, 29 granat, bahan peledak dan perangkat lain, termasuk ponsel dan obat-obatan, dengan tanda Pakistan.

Para teroris dikirim oleh Jaish-e-Mohammed (JeM), sebuah organisasi teroris yang berbasis di Pakistan, untuk mengganggu pemilihan lokal Dewan Pembangunan Distrik (DDC) tanggal 28 November di J&K, wilayah persatuan (UT) dari India.

Para teroris, menurut Times, dilaporkan dilatih oleh komandan operasional JeM Kasim Jan, bawahan kepala de facto JeM Mufti Rauf Asghar. Mereka adalah penyerang bunuh diri yang dikirim ke India untuk membunuh warga sipil dalam jumlah maksimum.

Bisakah Anda bayangkan berapa banyak orang yang akan terbunuh jika para teroris ini tidak terdeteksi oleh polisi India?

"Kumpulan besar senjata, amunisi dan bahan peledak yang tersembunyi menunjukkan perencanaan rinci terhadap serangan besar untuk mengganggu perdamaian dan keamanan UT di J&K, khususnya, untuk menggagalkan kegiatan demokrasi yang sedang berlangsung, yaitu pelaksanaan pemilihan DDC lokal. Kementerian Luar Negeri India (MEA) memanggil Cd'A (Kuasa Usaha) Pakistan dan protes keras diajukan atas percobaan serangan tersebut, yang hanya dicegah agar tidak terjadi dengan kewaspadaan pasukan keamanan India," kata MEA.

"India menegaskan kembali tuntutan lamanya agar Pakistan memenuhi kewajiban internasional dan komitmen bilateral untuk tidak mengizinkan wilayah mana pun di bawah kendalinya digunakan untuk terorisme melawan India dengan cara apa pun. Pakistan dituntut untuk menghentikan kebijakannya dalam mendukung teroris dan kelompok teror yang beroperasi dari wilayahnya dan membongkar infrastruktur teror yang dioperasikan oleh pasukan teroris untuk melancarkan serangan di negara lain," kata MEA lebih lanjut.

Ini bukan pertama kalinya Pakistan mendukung kelompok teroris yang melancarkan serangan ke sasaran India, termasuk banyak kota di luar J&K.

Serangan Parlemen India 2001, pengeboman kereta Mumbai Juli 2006, bom Varanasi 2006, pengeboman Hyderabad Agustus 2007 dan serangan Mumbai November 2008 yang terkenal merupakan beberapa serangan teror terburuk yang datang dari Pakistan.

Dalam serangan Mumbai 2008, yang terjadi pada tanggal 26-29 November 2008, sembilan teroris melakukan perjalanan dari Karachi, Pakistan, ke Mumbai menggunakan perahu dan melakukan pembunuhan brutal. Dalam serangan ini 164 orang, termasuk warga dari Inggris, Amerika Serikat, Israel dan negara lainnya, tewas. 

Sembilan teroris ditembak mati oleh pasukan keamanan India. Seorang teroris Mohammed Ajmal Kasab ditangkap hidup-hidup, yang memberikan semua rincian tentang keterlibatan organisasi teroris Lashkar-e-Taiba (LeT), yang memiliki hubungan dengan ISI.

Dalam semua serangan teroris, menurut media, ada dukungan diam-diam dari ISI. Para pemimpin Pakistan juga mengakui bahwa Pakistan mendukung teror dan kelompok separatis di Kashmir.

Dalam wawancara dengan SPEGEL pada 11 November 2012, mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf telah mengakui bahwa pasukan Pakistan telah melatih kelompok-kelompok militan untuk memerangi India di Kashmir. Mereka "menutup mata" terhadap kegiatan kelompok-kelompok teror karena ingin memaksa India untuk bernegosiasi.

Pada tahun 2018, mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengatakan bahwa pemerintah Pakistan berperan dalam serangan Mumbai 2008.

Pada bulan Juli 2019 Perdana Menteri Pakistan saat ini Imran Khan mengatakan selama kunjungan ke Amerika Serikat bahwa ada 30,000 sampai 40,000 teroris bersenjata yang ada di Pakistan.

Saat ini, terdapat 11 organisasi teroris besar yang beroperasi di Pakistan. Mereka adalah Lashkar-e-Omar, Lashkar-e-Taiba, JeM, Sipah-e-Sahaba, Jaish Al-Adl, Al Badr Mujahideen, Harkatul Mujahideen, Islamic State in Iraq and Syria-Khorasan Province (ISIS-KP), Tehrik-i-Taliban Pakistan dan al-Qaeda.

Pakistan, yang melatih para pejuang Mujahidin untuk berperang melawan kekuasaan Soviet di Afghanistan pada tahun 1980-an, kini mengklaim dirinya menjadi korban terorisme. Ribuan warga sipil Pakistan tewas dalam serangan teror selama empat dekade terakhir.

Untuk melawan tuduhan India tentang mendukung terorisme, Pakistan kini menuduh bahwa India telah mendukung beberapa kelompok teror dari dalam Afghanistan untuk melancarkan serangan terhadap sasaran Pakistan.

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan kepada wartawan pada tanggal 21 November bahwa India mengizinkan wilayahnya dan negara-negara tetangga "digunakan untuk melawan Pakistan untuk terorisme". Pakistan telah menyiapkan berkas terkait hal ini.

"Kami memiliki fakta tak terbantahkan yang akan kami sampaikan kepada bangsa dan masyarakat internasional melalui berkas ini," kata Qureshi.

India menolak keras tuduhan-tuduhan tersebut, menganggapnya "dibuat-buat" dan "isapan jempol" belaka.

"Upaya putus asa ini hanya akan dipercaya oleh beberapa orang karena komunitas internasional sudah mengetahui taktik Pakistan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava kepada wartawan.

Pakistan-lah yang menciptakan Taliban, monster teror, untuk mengendalikan Afghanistan.

Taliban, contohnya, di Afghanistan didirikan pada tahun 1994 dengan dukungan penuh ISI. Taliban mengubah Afghanistan menjadi neraka buatan manusia. Ribuan orang sekarat sampai hari ini dalam serangan teror Taliban. Teroris global menjadikan Afghanistan sebagai markas mereka selama rezim Taliban 1996-2001. Teroris al-Qaeda di Afghanistan merencanakan serangan 11 September di AS, yang menewaskan hampir 3,000 orang.

Serangan 11 September ini menginspirasi teroris lokal untuk melancarkan bom Bali pada tahun 2002.

Jika suatu negara mensponsori terorisme, akan ada konsekuensi yang menghancurkan bagi semua orang. Komunitas internasional harus menekan Pakistan untuk berhenti mendukung kelompok teror.

Penulis adalah seorang wartawan senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun