"India menegaskan kembali tuntutan lamanya agar Pakistan memenuhi kewajiban internasional dan komitmen bilateral untuk tidak mengizinkan wilayah mana pun di bawah kendalinya digunakan untuk terorisme melawan India dengan cara apa pun. Pakistan dituntut untuk menghentikan kebijakannya dalam mendukung teroris dan kelompok teror yang beroperasi dari wilayahnya dan membongkar infrastruktur teror yang dioperasikan oleh pasukan teroris untuk melancarkan serangan di negara lain," kata MEA lebih lanjut.
Ini bukan pertama kalinya Pakistan mendukung kelompok teroris yang melancarkan serangan ke sasaran India, termasuk banyak kota di luar J&K.
Serangan Parlemen India 2001, pengeboman kereta Mumbai Juli 2006, bom Varanasi 2006, pengeboman Hyderabad Agustus 2007 dan serangan Mumbai November 2008 yang terkenal merupakan beberapa serangan teror terburuk yang datang dari Pakistan.
Dalam serangan Mumbai 2008, yang terjadi pada tanggal 26-29 November 2008, sembilan teroris melakukan perjalanan dari Karachi, Pakistan, ke Mumbai menggunakan perahu dan melakukan pembunuhan brutal. Dalam serangan ini 164 orang, termasuk warga dari Inggris, Amerika Serikat, Israel dan negara lainnya, tewas.Â
Sembilan teroris ditembak mati oleh pasukan keamanan India. Seorang teroris Mohammed Ajmal Kasab ditangkap hidup-hidup, yang memberikan semua rincian tentang keterlibatan organisasi teroris Lashkar-e-Taiba (LeT), yang memiliki hubungan dengan ISI.
Dalam semua serangan teroris, menurut media, ada dukungan diam-diam dari ISI. Para pemimpin Pakistan juga mengakui bahwa Pakistan mendukung teror dan kelompok separatis di Kashmir.
Dalam wawancara dengan SPEGEL pada 11 November 2012, mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf telah mengakui bahwa pasukan Pakistan telah melatih kelompok-kelompok militan untuk memerangi India di Kashmir. Mereka "menutup mata" terhadap kegiatan kelompok-kelompok teror karena ingin memaksa India untuk bernegosiasi.
Pada tahun 2018, mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengatakan bahwa pemerintah Pakistan berperan dalam serangan Mumbai 2008.
Pada bulan Juli 2019 Perdana Menteri Pakistan saat ini Imran Khan mengatakan selama kunjungan ke Amerika Serikat bahwa ada 30,000 sampai 40,000 teroris bersenjata yang ada di Pakistan.
Saat ini, terdapat 11 organisasi teroris besar yang beroperasi di Pakistan. Mereka adalah Lashkar-e-Omar, Lashkar-e-Taiba, JeM, Sipah-e-Sahaba, Jaish Al-Adl, Al Badr Mujahideen, Harkatul Mujahideen, Islamic State in Iraq and Syria-Khorasan Province (ISIS-KP), Tehrik-i-Taliban Pakistan dan al-Qaeda.
Pakistan, yang melatih para pejuang Mujahidin untuk berperang melawan kekuasaan Soviet di Afghanistan pada tahun 1980-an, kini mengklaim dirinya menjadi korban terorisme. Ribuan warga sipil Pakistan tewas dalam serangan teror selama empat dekade terakhir.