Bagaimana hubungan bilateral antara Indonesia dan Azerbaijan saat ini?
Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Indonesia. Hubungan ini telah berkembang pesat dalam banyak bidang. Kami menjalin hubungan diplomatik kami pada tanggal 24 September 1992.
Kami memiliki banyak kesamaan antara Indonesia dan Azerbaijan. Yang pertama adalah Islam, agama yang dominan di kedua negara. Orang-orang di kedua negara mematuhi Islam versi moderat dan toleran.
Hal yang sama kedua adalah bahwa kedua negara adalah negara demokratis dengan sistem multi-partai.
Sebagai negara dengan perkembangan yang pesat, keduanya memiliki pandangan politik yang sama tentang beberapa masalah global. Kami adalah anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok (GNB). Kami telah bekerjasama di beberapa lembaga multilateral seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Azerbaijan saat ini adalah ketua GNB dengan tema menegakkan prinsip-prinsip Konferensi Bandung 1955. Presiden Indonesia Joko Widodo baru-baru ini mengambil bagian dalam KTT Virtual GNB pada tanggal 4 Mei di mana ia menyerukan solidaritas politik di antara anggota GNB untuk berjuang melawan COVID-19.
Pemerintah Azerbaijan menyumbangkan AS$5 juta dalam bentuk bantuan finansial sukarela untuk dana "permintaan COVID-19" sebagai bagian dari Rencana Kesiapan dan Respons Strategis (SPRP) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertujuan untuk berkontribusi dalam upaya global untuk mengendalikan wabah virus Korona. Azerbaijan memberikan tambahan sebesar $5 juta kepada WHO untuk mendukung negara-negara anggota GNB yang paling membutuhkan bantuan dalam perang melawan pandemi ini.
Demikian juga, Indonesia saat ini adalah anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB atau United Nations Security Council (UNSC). Kami sangat mendukung prioritas utama Indonesia, sebagai anggota tidak tetap UNSC, khususnya promosi penyelesaian perselisihan damai melalui kemitraan dan regionalisme.
Kami berterima kasih kepada Indonesia atas dukungan kuat yang konsisten untuk kedaulatan dan integritas teritorial Azerbaijan. Kami juga sangat mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Indonesia.
Kami memiliki masalah besar dengan tetangga kami, Armenia. Selama awal 1990-an, Armenia merebut Nagorno-Karabakh dan tujuh distrik sekitarnya di Azerbaijan. Akibatnya, hingga hari ini, 20 persen tanah kami berada di bawah kependudukan ilegal pasukan Armenia. Lebih dari 1 juta orang Azerbaijan menjadi pengungsi internal di negara mereka sendiri, dengan kehilangan tanah mereka dan orang-orang terkasih.
Pasukan Armenia melakukan genosida terhadap etnis Azerbaijan dengan membunuh ribuan orang tidak bersalah dan tidak bersenjata secara kejam, termasuk anak-anak, wanita dan orang tua.