Waktu berlalu sangat cepat. Bagi banyak orang Indonesia, Azerbaijan masih terlihat seperti sebuah negara baru. Namun ternyata sudah lebih dari 25 tahun. Kelihatannya, salah satu penyebar agama Islam dan ulama Maulana Malik Ibrahim berasal dari Azerbaijan, yang kemudian datang ke Indonesia 600 tahun lalu.
Dua negara besar dengan penduduk mayoritas Islam --- Indonesia dan Azerbaijan --- sedang merayakan hari peringatan ke-25 atas terbentuknya hubungan diplomatik antar kedua negara. Hubungan ini --- yang terbentuk pada tanggal 24 September 1992 --- telah tumbuh "dengan sangat cepat dan dinamis" selama 25 tahun terakhir.
Azerbaijan dan Indonesia mungkin terlihat jauh secara geografis namun di dalam hati mereka sangat dekat  karena berbagai alasan.
Pertama, mayoritas warga dari kedua negara menganut versi Islam moderat dan toleran. Kedua negara adalah anggota aktif dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang menjadi wakil bagi 2 milyar orang Muslim.
Kedua, demokrasi, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan politk kedua negara. Sekitar seratus tahun yang lalu, Azerbaijan menjadi negara republik demokratis pertama di dunia Muslim Timur. Pada tahun 1918, wanita Azerbaijan diberi hak suara, jauh lebih cepat dibanding AS. Kehidupan negara republik muda ini berakhir hanya dalam waktu kurang dari dua tahun setelah Uni Soviet menggabungkannya pada tahun 1920.
Indonesia, rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia, saat ini merupakan negara demokrasi terbesar kedua di Asia setelah India. Indonesia juga merupakan pemimpin de facto dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang berusia 50 tahun.
Hubungan ekonomi
Hubungan ekonomi antara Azerbaijan dan Indonesia sangat baik. Hubungan politik di  tingkat tinggi berkembang dengan cepat berdasarkan prinsip persaudaraan dan saling mendukung. Indonesia mengakui integritas dan kedaulatan wilayah Azerbaijan, begitu juga sebaliknya.
Indonesia mengakui kemerdekaan Azerbaijan pada tanggal 28 Desember 1991, hanya 71 hari setelah Azerbaijan merdeka untuk kedua kalinya setelah runtuhnya Uni Soviet.
Dengan dibukanya Kedutaan Besar Azerbaijan di Jakarta pada 12 Februari 2006, sebuah babak baru dibuka dalam sejarah hubungan kedua negara. Dalam waktu singkat, ikatan ekonomi telah berkembang dengan pesat.
Kedua negara sejauh ini telah menandatangani sekitar 12 kesepakatan dan nota kesepahaman untuk meningkatkan kerja sama bilateral.