Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maroko Lebih Fokus Kepada RI, ASEAN

11 Juli 2017   08:23 Diperbarui: 11 Juli 2017   08:57 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam peningkatan kerjasama Selatan-Selatan, Maroko, negara yang sedang naik daun di Timur Tengah dan Afrika Utara, lebih fokus kepada Indonesia, rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia dan Asia Tenggara.

"Maroko ingin berhubungan lebih dekat dengan Indonesia dan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)," ungkap Duta Besar Maroko untuk Indonesia dan ASEAN Ouadia Benabdellah beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan dua arah antara Maroko dan Indonesia mencapai 58 juta dolar Amerika di tahun 2016.

Kedua negara tersebut adalah negara-negara demokratis dengan mayoritas penduduk Muslim dan memiliki banyak kesamaan nilai-nilai politik, budaya, dan sosial.

Menurut Duta Besar Benabdellah, perusahaan-perusahaan Indonesia membangun pusat-pusat produksi mereka di Maroko dan dari sana mereka dapat mengekspor ke berbagai negara Eropa dan Afrika. Dengan perkiraan PDB sebesar 105 milyar dolar Amerika dan populasi sejumlah 35 juta orang, Maroko adalah negara yang paling menarik di wilayah MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) bagi investor-investor asing.

"Maroko adalah gerbang ke Eropa dan Afrika. Kami menyambut investor-investor dari seluruh dunia," ujar Duta Besar Benabdellah beberapa waktu lalu.

Berkat kedekatan geografisnya, Maroko menandatangani perjanjian status lanjutan dengan Uni Eropa di tahun 2008 dan sebuah Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Amerika Serikat di tahun 2006.

Raja Maroko Mohammed VI sangat tertarik untuk terlibat dengan wilayah ASEAN yang dinamis. 

Tahun lalu, Maroko menandatangani kesepakatan penting, yaitu Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama (TAC -- Treaty of Amity and Cooperation) ASEAN. Maroko dan Mesir adalah dua negara dari Afrika yang pertama menandatangani TAC.

Duta besar Maroko untuk Thailand Abdelilah El Housni (kanan) bersama CEO Mekong River Commission (MRC) Pham Tuan Phan di Vientiane setelah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Komisi Sungai Mekong (MRC) untuk bekerjasama dalam bidang pembangunan dan manajemen sumber air berkelanjutan. | Credit: Courtesy of Mekong River Commission
Duta besar Maroko untuk Thailand Abdelilah El Housni (kanan) bersama CEO Mekong River Commission (MRC) Pham Tuan Phan di Vientiane setelah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Komisi Sungai Mekong (MRC) untuk bekerjasama dalam bidang pembangunan dan manajemen sumber air berkelanjutan. | Credit: Courtesy of Mekong River Commission
Maroko baru-baru ini menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Komisi Sungai Mekong (MRC) untuk bekerjasama dalam bidang pembangunan dan manajemen sumber air berkelanjutan.

"Kemitraan ini akan mendorong pertukaran dan kerjasama dalam pembangunan dan manajemen sumber air dengan saling berbagi keahlian teknis yang tersedia dan pembelajaran dari pengalaman kedua belah pihak. Beberapa kepentingan bersama kedua pihak berkisar dari energi hingga agrikultur dan ketahanan pangan hingga kualitas air," ujar MRC dalam sebuah siaran pers.

MoU tersebut ditandatangani oleh Duta Besar Maroko untuk Thailand Abdelilah El Housni dan CEO MRC Pham Tuan Phan di ibukota Laos, Vientiane, pada tanggal 29 Juni.

Duta Besar El Housni adalah seorang diplomat Maroko yang sangat dihormati yang menetap di Bangkok. Ia juga merupakan Dekan para Diplomat Afrika di Thailand.

Maroko dan MRC memiliki kepentingan bersama dalam bidang pembangunan dan manajemen sumber air.

"Tujuan utama kolaborasi ini adalah untuk mempromosikan dan meningkatkan keamanan umum serta kesejahteraan masyarakat dengan mendorong riset, mempromosikan, mendukung, dan memajukan sistem yang lebih aman, ekonomis, efisien, dan ramah lingkungan untuk pembangunan dan manajemen sumber air," kata MRC.

Dengan kesepakatan ini, ternyata Maroko telah menjadi negara Arab dan Afrika pertama yang menjadi mitra MRC. Myanmar dan China sudah menjadi mitra dialog MRC sejak dahulu.

MRC, sebuah organisasi antarpemerintah, didirikan pada tahun 1995 oleh Vietnam, Kamboja, Thailand dan Laos dengan tujuan untuk mengatur sumber-sumber air bersama dan pembangunan berkelanjutan terhadap sungai Mekong yang besar.

Banyak orang yang bertanya-tanya mengapa sebuah negara dari Afrika Utara tertarik dengan Asia Tenggara.

Berkat visi besar Raja Maroko Mohammed VI untuk menciptakan negara yang berpengaruh dalam kemasyarakatan negara-negara, Maroko akhir-akhir ini telah melakukan diversifikasi kerjasama dengan semua wilayah dan di semua tingkat untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, aktif, dan didasarkan pada solidaritas.

Dalam pergeseran besar kebijakan luar negeri, Maroko kembali bergabung dengan Uni Afrika (UA) atau African Union (AU) di awal tahun ini untuk mendorong hubungan mitra yang erat dengan negara-negara Afrika. Maroko meninggalkan UA pada tahun 1984 karena isu Sahara Barat setelah UA membuka pintunya bagi pemerintah yang memberontak yang dipimpin oleh Front Polisario di bawah nama Republik Demokratik Arab Sahrawi (SADR).

Raja Mohammed VI sudah lama ingin kembali ke Uni Afrika.

"Afrika adalah rumahku, dan saya akan pulang ke rumah," ujar raja terkenal Maroko saat berbicara dengan para pemimpin Afrika pada saat pendaftaran ulang.

Maroko juga menerima lampu hijau baru-baru ini untuk bergabung dengan kelompok wilayah Afrika Barat, Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) meskipun Maroko berlokasi di Afrika Utara.

Veeramalla Anjaiah

Penulis adalah wartawan senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun