Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Vietnam Meminta Resolusi Damai terhadap Sengketa LCS, CoC yang Efektif

4 Juni 2017   18:48 Diperbarui: 4 Juni 2017   19:03 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama Dialog Shangri-La ke-16, yang diadakan pada tanggal 2-4 Juni di Singapura, teka-teki Laut China Selatan (LCS) menjadi salah satu topik utama yang didiskusikan oleh para ahli militer dan menteri pertahanan terkemuka dari lebih dari 50 negara. Indonesia selalu meminta para negara claimant harus duduk bersama dan mencari solusi untuk sangketa Laut China Selatan. dengan negosiasi damai. Vietnam adalah negara pengklaim terbesar kedua dalam isu LCS, yang disebut oleh Vietnam sebagai Laut Timur. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pandangan Vietnam terhadap Laut Timur, Code of Conduct (CoC), perdamaian dan keamanan regional serta aspek-aspek lainnya, wartawan senior Indonesia Veeramalla Anjaiah mewawancarai Wakil Menteri Keamanan Umum Vietnam Bui Van Nam di Singapura. Berikut adalah kutipan wawancaranya.

Pertanyaan: ASEAN dan China pada tanggal 18 Mei mencapai kesepakatan (framework agreement) mereka mengenai CoC di LCS di kota Guying, China. Meskipun banyak detil yang belum tersedia, banyak analis sudah menyebutnya sebagai langkah besar untuk menurunkan tegangan yang ada. Bagaimana pendapat Anda mengenai susunan kesepakatan ini?

 Jawaban: “Vietnam menyambut baik kegiatan apa pun yang berkontribusi dalam mempertahankan perdamaian, stabilitas, keamanan, dan kebebasan navigasi khususnya penerbangan di atas Laut Timur dan di wilayah tersebut secara keseluruhan, termasuk kepatuhan yang ketat terhadap dokumen DOC [(Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea)] serta mendorong kesimpulan CoC.

Selama beberapa tahun terakhir, sudah ada banyak kemajuan dalam proses negosiasi CoC. Vietnam dan anggota-anggota ASEAN lainnya serta China telah berusaha untuk mempercepat finalisasi dari sebuah CoC yang mengikat secara hukum, komprehensif dan substantif.

Sudah menjadi keinginan semua negara untuk mempertahankan perdamaian, stabilitas, keamanan, keselamatan dan kebebasan navigasi serta penerbangan di atas Laut Timur. Maka dari itu, ASEAN selalu setuju terhadap penyelesaian negosiasi lebih cepat CoC yang mengikat secara hukum, komprehensif dan efektif, yang akan berkontribusi dalam memastikan perdamaian, stabilitas, keamanan dan keselamatan serta penerbangan di atas Laut Timur; menciptakan lingkungan yang baik untuk menyelesaikan sengketa dengan cara-cara damai dan sesuai dengan hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut [UNCLOS] 1982.

Pertanyaan: Pembangunan massal di pulau-pulau LCS yang mengubah status quo, serta militerisasi dan pelepasan sistem persenjataan di LCS telah menciptakan ketegangan dan ketidaknyamanan di wilayah ini. Langkah-langkah spesifik apa yang menurut Anda harus diambil untuk menghindari konflik di LCS?

Jawaban: Pembangunan massal mengubah status quo, militerisasi dan pelepasan sistem persenjataan di LCS dapat mempersulit keadaan serta meningkatkan ketegangan, yang sangat mempengaruhi keamanan dan kebebasan navigasi serta penerbangan dan juga mengancam perdamaian serta stabilitas di kawasan ini. Kegiatan-kegiatan tersebut melanggar hukum internasional dan DOC.

Vietnam adalah negara yang cinta damai. Kami mengerti konsekuensi dari konflik dan perang; kami percaya bahwa semua negara progresif di dunia juga cinta damai. Jadi, untuk menghindari konflik di Laut Timur, saya pikir kita harus fokus terhadap langkah-langkah berikut:

- Pertama, semua negara harus tenang dan melakukan penahanan diri; menghentikan kegiatan-kegiatan sepihak yang mengarah kepada situasi-situasi rumit serta mengubah status quo; demiliterisasi dan tidak menggunakan atau mengancamkan untuk menggunakan kekerasan; memperkuat dialog untuk membangun rasa saling percaya dan memecahkan perbedaan.

- Kedua, meningkatkan kerja sama dan menerapkan secara efektif tindakan pencegahan yang sudah ada seperti Kode Etik untuk Pertemuan yang tidak direncanakan di Laut [CUES – Code for Unplanned Encounters at Sea], hotline diplomatik ASEAN-China untuk menangani kejadian-kejadian maritim yang tak terduga di laut serta mekanisme kerjasama di antara lembaga-lembaga penegak hukum.

- Ketiga, ASEAN dan China harus menyelesaikan sebuah CoC yang mengikat secara hukum, komprehensif dan substantif sesegera mungkin. Karena ini akan berkontribusi dalam memastikan perdamaian, stabilitas, keamanan, keselamatan dan kebebasan navigasi serta penerbangan di Laut Timur; menciptakan lingkungan yang baik untuk menyelesaikan sengketa dengan cara-cara damai serta sesuai dengan hukum internasional, termasuk UNCLOS. Dan, selagi menunggu CoC, semua negara harus mematuhi DOC.

- Keempat, mempromosikan kerjasama maritim di bidang-bidang tertentu seperti penelitian ilmiah, perlindungan laut dan lingkungan, pengelolaan bencana alam, penyelamatan dan respon terhadap terorisme, pembajakan, perdagangan manusia dan migrasi ilegal, dll.

Kegiatan-kegiatan ini akan meningkatkan pengertian dan membatasi tindakan-tindakan spontan yang dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berujung konflik.

Selain langkah-langkah untuk menghindari konflik di laut komprehensif dan jangka panjang ini mematuhi hukum internasional, terutama prinsip-prinsip Piagam PBB, UNCLOS, TAC [Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama] serta lima prinsip hidup berdampingan dalam damai.

Vietnam mendukung inisiatif apa pun atau mekanisme kerjasama yang kondusif untuk mempertahankan perdamaian, stabilitas dan penyelesaian damai terhadap sengketa maritim berdasarkan hukum internasional, termasuk UNCLOS.

Pertanyaan: Apa yang ASEAN harus lakukan untuk mengurangi ketegangan dalam isu LCS?

Jawaban: ASEAN harus menjalankan peran penting dalam mempertahankan perdamaian regional dan harus berada di kursi pengendali (driving seat) di forum-forum regional dan global. Dalam hal Laut Timur, ASEAN harus bersatu karena persatuan adalah kekuatan dan kesuksesan dari asosiasi ini. Selain itu, anggota-anggota ASEAN harus bertukar informasi, berbagi pengalaman dan mengkoordinasikan pendirian secara berkala; menghormati semangat hukum, mendukung penerapan aktif DOC dan mendorong penandatanganan CoC dengan China.

Pertanyaan: Bagaiman  Vietnam melihat terhadap LCS dan perdamaian serta keamanan regional?

Jawaban: Posisi kami di isu Laut Timur itu konsisten. Dalam hal itu, selagi menunggu solusi jangka panjang dan fundamental, semua pihak yang terkait harus menahan diri dari tindakan-tindakan yang dapat memperumit atau memperluas sengketa; menyelesaikan seluruh sengketa terhadap hak teritori dan yuridiksi dengan cara-cara damai serta menahan diri dari penggunaan atau ancaman untuk menggunakan kekerasan sesuai dengan hukum internasional, termasuk UNCLOS.

Berkenaan dengan perdamaian, keamanan dan stabilitas, Vietnam mendukung mekanisme kerjasama dan inisiatif yang berkontribusi terhadap pertahanan perdamaian, stabilitas dan penyelesaian sengketa, perbedaan dan konflik keamanan melalui tindakan-tindakan damai sesuai dengan hukum internasional. Mekanisme-mekanisme, di mana ASEAN memerankan peran sentral, seperti KTT Asia Timur, Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN (ADMM), ADMM Plus dan ASEAN Regional Forum (ARF), sangat berkontribusi terhadap proses membangun kepercayaan diri dan meminimalisasi resiko bentrokan serta konflik di laut.

Dengan usaha-usaha ini, Vietnam selalu berkomitmen untuk bekerjasama secara aktif dengan anggota-anggota ASEAN yang lainnya dan negara-negara di luar wilayah untuk mempertahankan keamanan, perdamaian, dan stabilitas di wilayah. Vietnam bersedia untuk bertukar informasi, bekerjasama, dan berpartisipasi dalam mekanisme-mekanisme untuk perdamaian regional dan stabilitas.

Pertanyaan: Apa kesan Anda terhadap Dialog Shangri-La?

Jawaban: Lebih dari 16 tahun Dialog Shangri-La tidak hanya menarik semakin banyak perhatian dari pejabat-pejabat senior tapi juga media internasional.

Dialog Shangri-La adalah sebuah forum untuk peserta untuk bertukar pandangan dan berbagi pengalaman untuk tujuan yang sama serta berkontribusi terhadap pertahanan keamanan, perdamaian, dan stabilitas di kawasan dan di dunia.

Beberapa tahun terakhir, Dialog Shangri-La telah mendiskusikan isu-isu keamanan hotspot dan tantangan-tantangan di kawasan; banyak gagasan dan inisiatif yang dihasilkan dari dialog ini yang sudah diterapkan, yang berkontribusi dalam penguatan kerjasama keamanan, mempertahankan stabilitas dan keamanan di kawasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun