Salah satu penyerang Liverpool, Daniel Sturridge, dikabarkan hampir pasti tidak akan diperpanjang kontraknya oleh manajemen klub. Entah apa alasannya, namun secara penilaian umum, performa Sturridge cukup baik ketika diberikan menit bermain.Â
Memang, menit bermain yang diberikan oleh pelatih The Reds saat ini, Juergen Klopp memang relatif sedikit, namun ketika diberi kesempatan untuk menggantikan Roberto Firmino, atau penyerang Liverpool lainnya, ia membuktikan bahwa dirinya melakukan tugas dengan baik.Â
Contoh nyatanya, kala dirinya menyelamatkan wajah Liverpool ketika berhadapan dengan Chelsea pada 29 september 2018. Kala itu, Chelsea sementara unggul 1-0 lewat gol Eden Hazard pada menit ke-25.Â
Namun secara mengejutkan, Sturridge yang menggantikan James Milner pada menit ke-86, melakukan tendangan jarak jauh ke arah gawang Chelsea pada menit ke-89 dan berujung gol. Gol yang menyelamatkan Liverpool dari kekalahan.
Walau pun dirinya kalah saing dengan trio lini depan Liverpool, yaitu Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino, sehingga tidak mendapat tempat distarting line-up, namun Daniel Sturridge dapat dikatakan bahwa dirinya mampu menjadi pemecah kebuntuan bagi kubu si Merah ketika mereka sudah kehabisan kreativitas dalam menyusun serangan dalam sebuah pertandingan.Â
Tarik kebelakang, Sturridge adalah mantan pemain Manchester City dan juga Chelsea sebelum membela skuad Merah. Sturridge berada di Manchester City selama 3 musim, tepatnya tahun 2006 - 2009. Kala itu, Sturridge muda menjadi pemain yang digadang memiliki potensi yang cerah bagi persepakbolaan Inggris sebagai penerus penyerang-penyerang The Three Lions kala itu. Kemudian tahun 2009 Daniel direkrut oleh Chelsea.Â
Di Chelsea, Sturridge yang semakin matang mulai menunjukkan dan membuktikan kualitasnya sebagai penyerang hebat. Walau tidak terlalu banyak mencetak gol, tapi Sturridge terlihat dipercaya para pelatih Chelsea kala itu.Â
Walau sempat dipinjamkan ke Bolton Wanderers, namun dirinya kembali ke Chelsea walau hanya bertahan setengah musim. Lalu kemudian Sturridge pindah ke Liverpool pada musim yang sama, yaitu pertengahan musim 2012-2013.Â
Sturridge yang semakin matang, menunjukkan dirinya tidak layak dibuang oleh Chelsea. Di Liverpool, bersama bintang Liverpool saat itu, Luis Suarez, serta pemain muda, Raheem Sterling, mereka bertiga menjadi salah satu trio terbaik yang mampu menyaingi trio BBC (Benzema-Bale-Cristiano Ronaldo) milik Real Madrid dalam jumlah gol.Â
Namun, satu per satu rekan Sturridge mulai pindah ke klub-klub lain, sehingga dirinya tidak memiliki tandem / duet sepadan lagi. Mulai dari Suarez yang pindah ke Barcelona, Sterling hijrah ke Manchester City, hingga yang terakhir Philippe Coutinho yang juga bergabung dengan Barcelona.Â
Sturridge mulai kehilangan ketajaman, serta kehilangan tempat utama di pertandingan yang dilakoni Liverpool, seiring usia yang semakin menua, yaitu umur 29 tahun saat ini sehingga banyak pemain yang lebih muda dari dirinya, serta kedatangan dan semakin matangnya kerjasama trio Liverpool, yaitu Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino.
Memang saat ini, Liverpool memiliki trio yang tajam, yaitu Trio Firmansah tadi, namun peran Sturridge sebagai senjata rahasia seharusnya kembali diberi tempat dan kesempatan untuk terus meningkatkan kualitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H