Mohon tunggu...
Dalvin Steven
Dalvin Steven Mohon Tunggu... Akuntan - Positif Realistis

Dalvin Steven, lulusan Ekonomi Akuntansi yang mencintai karya tulis, memiliki mimpi #IndonesiaBersatu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

73 Tahun Indonesia, Adil dan Kaya (?)

17 Agustus 2018   23:50 Diperbarui: 18 Agustus 2018   00:26 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber:https://www.floreseditorial.com)

Indonesia, bangsa ini telah merdeka tepat 73 tahun lalu. Bapak Proklamator, Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta membacakan teks Proklamasi untuk mendeklarasikan dan membebaskan bangsa ini dari status negara terjajah menjadi negara merdeka. Mereka, bersama seluruh rakyat Indonesia kala itu pasti sangat sukacita ketika negara ini dinyatakan merdeka, walau saat itu negara Indonesia masih belum stabil secara pemerintahan. Namun, setidaknya hal yang dirindukan oleh bangsa ini boleh tercapai, yaitu merdeka.

Hari ini, 73 tahun telah berlalu, negara kita telah merdeka, berdiri diatas kaki kita sendiri, tanah milik sendiri, makanan dan segala kekayaan disini adalah milik bangsa Indonesia. Pun Pancasila dengan sila-silanya telah dibentuk sebagai dasar dari negara Indonesia. Penulis menyoroti sila ke-5, yang berbunyi : Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. 

To the point, apakah bangsa ini sudah adil secara sosial? Sudahkah pemerataan pemberantasan kemiskinan dikebut? Apakah masih terdapat diskriminasi atas dasar tertentu? Yang penulis tahu, pemerataan kemiskinan terus dikebut oleh kementerian terkait, bersama pemerintah daerah-daerah yang ada, berusaha menekan angka kemiskinan di seluruh penjuru Tanah Air. Namun, penulis merasa diskriminasi terhadap hal tertentu masih sering terjadi. Diskriminasi atas dasar agama, ras, suku, bahkan maaf, perbedaan pandangan politik pun dapat menjadi penyebab diskriminasi sosial.

Indonesia, yang kekayaan fisiknya adalah harta dan sumber daya alam yang melimpah di tanah sendiri, dan kekayaan morilnya adalah kesatuan dan persatuan antar suku, ras dan kepercayaan yang begitu rupa, biarlah terus kita jaga selamanya. Seperti kata Bung Karno, masa kini adalah masa yang lebih sulit perjuangannya, karena melawan bangsa sendiri. Mungkin kata-kata Bung Karno ini tepat, ketika bangsa kita masih sering ribut-ribut sebagai warga negara Indonesia, hanya karena perbedaan pendapat, perbedaan kepercayaan secara rohani atau pun politik dan sebagainya.

Mari, kita wujudkan sila ke-3 Pancasila yang berbunyi : Persatuan Indonesia. Biarlah, ketika kita memang berbeda kepercayaan, berbeda suku dan ras, bahkan perbedaan pandangan dan pilihan politik, kita tetap hidup damai dan berdampingan. Indonesia harus terus dijaga. Indonesia harus terus bersatu, apabila ingin menjadi negara yang maju, baik secara pemerintahan, ekonomi, aspek-aspek dan tentunya secara moril.

Indonesia merdeka!

Indonesia maju!

Persatuan Indonesia! Bersatulah Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun