Asian Games 2018 kurang dari sebulan lagi akan dimulai. Event olahraga terbesar kedua di dunia setelah Olimpiade ini akan dihelat di negara kita tercinta, Indonesia, tepatnya di ibukota Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan. Sembari pembangunan venue-venue untuk meningkatkan fasilitas serta memberi service terbaik untuk para atlet yang akan berjuang meraih medali, serta kirab obor Asian Games yang sedang mengelilingi Indonesia, muncul keputusan unik dari Pemprov DKI yang dipimpin, sang gubernur, Anies baswedan.Â
Anies menginstruksikan untuk menggunakan bambu sebagai tiang untuk mengibarkan bendera negara-negara peserta Asian Games yang kemudian diikatkan di tiang-tiang di pinggir jalan. Memang, penulis tahu persis dari mana bambu pengikat bendera negara peserta Asian Games 2018 didapat. Yaitu, dari para pedagang kecil, rakyat kelas menengah kebawah, persis seperti kata Anies Baswedan beberapa waktu lalu. Penulis juga teringat soal bambu, ya, sebuah alat 'sakti' bangsa kita mengusir para penjajah ketika berjuang memerdekakan bangsa ini. Bambu pun memunculkan kesan sederhana sebagai salah satu citra positif bangsa Indonesia tercinta.
Namun, penulis berpikir, apakah ini cara yang tepat menunjukkan kesederhanaan bangsa kita? Tradisi bangsa kita?Â
disisi lain banyak pihak, netizen, pengamat dan termasuk penulis, menganggap hal ini malah terlihat seperti 'merendahkan' negara-negara sahabat yang akan ikut serta di Asian Games. Kembali lagi, penulis percaya Anies dan timnya tidak akan berpikir untuk menjatuhkan citra bangsa ini, namun apakah beliau sudah memikirkan soal etika menyambut delegasi negara peserta dengan cara seperti ini. Batik, Reog Ponorogo, tarian-tarian tradisional, tentu menjadi cara indah nan baik menyambut mereka. Mengenalkan tradisi dan budaya kita yang kaya dan beragam.
Tapi untuk bambu, sepertinya bukan menjadi alat, cara yang tepat untuk menyambut delegasi negara peserta Asian Games 2018. Lebih baik menggunakan besi, memang memerlukan biaya lagi. Namun setidaknya itulah cara terbaik kita yang lain menyambut delegasi negara peserta.Â
Bagaimana menurut saudara? Apa pendapat saudara soal ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H