Mohon tunggu...
Dalvin Steven
Dalvin Steven Mohon Tunggu... Akuntan - Positif Realistis

Dalvin Steven, lulusan Ekonomi Akuntansi yang mencintai karya tulis, memiliki mimpi #IndonesiaBersatu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Daerah Laut Kita kembali 'Dilecehkan'!

21 Juni 2016   22:19 Diperbarui: 23 Juni 2016   16:03 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepulauan Natuna memang merupakan 'harta karun' milik Indonesia. Maka dari itu, negara - negara asing begitu ingin menangkap dan menjaring ikan disana. Banyak sekali spesies ikan, jenis ikan dan juga macam - macam makhluk hidup air yang tinggal didalamnya. Tetapi sayangnya, kekayaan kita terus dikeruk oleh negara - negara asing. 

Presiden Jokowi melalui juru bicaranya berkata,"Kedaulatan itu nomor satu, harga mati, dan harus dipertahankan." Ya, memang bangsa kita Indonesia ini sedang menggalakan perlindungan daerah laut. Sudah banyak memang kerugian yang kita alami selama ini, membiarkan kapal - kapal dan nelayan - nelayan asing masuk dan mengambil harta laut milik kita.

 Tapi, melalui Kementerian Perikanan dan Kelautan, yang dipimpin oleh Ibu Susi Pudjiastuti, Indonesia sedang berusaha mengamankan daerah Maritim, khususnya daerah - daerah laut yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, supaya tidak ada lagi 'maling' yang masuk dan mencuri ikan - ikan milik kita. 

Entah apa alasannya, apakah negara kita yang terlalu kaya, atau negara - negara asing yang terlalu 'miskin', sehingga mereka menangkap ikan sampai ke daerah kita. Kabar terbaru, 21 Juni 2016, TNI AL memergoki belasan kapal milik asing yang sedang melakukan aktivitas mencurigakan di daerah Natuna. Dikabarkan kapal - kapal asing tersebut sedang menjaring ikan.  TNI AL pun langsung sigap untuk memperingati kapal - kapal asing tersebut lewat radio serta pengeras suara, untuk segera mematikan mesin. 

Namun, bukannya berhenti, kapal - kapal asing itu malah menambah kecepatan mesinnya dan berupaya kabur dari kejaran kapal milik TNI AL. Sayang seribu sayang, dari belasan kapal 'haram' tersebut, hanya satu kapal yang berhasil ditangkap. Saat diamankan, terdapat 7 ABK, yaitu 6 laki - laki dan 1 perempuan.

Dilaporkan, kapal asing tersebut adalah milik negara yang letaknya cukup jauh dari wilayah kita, yaitu Tiongkok. Tapi,, bukannya meminta maaf karena nelayan mereka telah berusaha mencuri ikan milik Indonesia, Tiongkok melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negerinya malah mengirimkan surat nota protes kepada pemerintahan Indonesia, yang berisikan tentang keberatan mereka karena nelayan mereka dilaporkan tertembak oleh salah satu pasukan TNI AL.

Lho? Bukankah salah mereka yang melakukan aksi penangkapan dan pencurian ikan di daerah kita? Bukankah salah mereka juga ketika hendak ditangkap, mereka malah melarikan diri?. Bahkan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok juga mengklaim bahwa daerah tangkapan nelayan - nelayannya tersebut bukan bagian dari laut Indonesia. Mereka menyebutkan bahwa daerah tersebut masih merupakan daerah sengketa. Jadi, mereka sama sekali tidak meminta maaf !.

Tak bisa dibiarkan memang, masalah seperti ini kerap kali terjadi. Mereka mencuri, lalu mereka kabur, setelah mendapatkan hasil curian untuk mencari untung. Tapi, pemerintah Indonesia sudah berkomitmen dan berjanji untuk tidak akan membiarkan kekayaan laut kita terus dikeruk oleh bangsa asing.

Aksi nyata sudah dilakukan Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian kelautan dan perikanan, untuk memberikan efek jera bagi nelayan - nelayan asing. Ya, tidak ampun lagi, Kementerian Perikanan dan Kelautan akan menerjunkan TNI AL untuk melakukan peledakkan kapal - kapal asing yang berani masuk ke daerah Indonesia untuk mencuri ikan. Boom! Kapal - kapal 'haram' tersebut akan tenggelam dan karam di dasar laut. 

Masih beruntung bagi mereka, karena sebelum dilakukan peledakkan, para kru kapal - kapal tersebut dievakuasi terlebih dahulu. Nah, tidak langsung diledakan, kan?. Kita tak akan membiarkan bangsa asing menikmati kekayan alam kita dengan cara haram, yaitu mencurinya. Ini merupakan usaha untuk menjaga laut kita, dari tangan - tangan asing yang jahat yang ingin mengeruk kekayaan alam laut kita. Kekayaan alam Laut kita perlu dijaga, demi masa depan laut itu sendiri, bangsa kita, serta untuk anak cucu kita juga.

Jadi, mulai sekarang, jangan main- main dengan bangsa kami, ya ! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun