Indonesia  merupakan negara yang berada di kepulauan Asia Tenggara dan dilintasi oleh garis khatulistiwa. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas wilayah sebesar 1.904.569 km². Indonesia menjadi negara dengan pulau terbanyak ke-6 di dunia dengan jumlah 17.504 pulau. Secara geografis, Indonesia berada tepat di wilayah lingkaran api pasifik atau ring of fire. Lingkaran api pasifik ini merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia seperti Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Oleh karena itu, negara Indonesia merupakan negara yang cukup rawan dengan bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami.
Istilah cincin api atau menurut National Geographic adalah circum pasifik belt, merupakan sebuah jalur di sepanjang Samudra Pasifik yang dicirikan oleh gunung berapi aktif dan gempa bumi yang sering terjadi. Mayoritas gunung berapi dan gempa Bumi terjadi di sepanjang cincin api. Panjangnya sekitar 40.000 kilometer (24.900 mil). Cincin api ini menelusuri batas antara beberapa lempeng tektonik, termasuk Lempeng Pasifik, Juan de Fuca, Cocos, India-Australia, Nazca, Amerika Utara, dan Filipina. Bahkan 5% gunung berapi aktif di Bumi ini terletak di sepanjang Cincin Api, 90% gempa bumi terjadi di sepanjang jalurnya.
Ring of Fire mengikuti rantai busur pulau seperti Tonga dan News Hebrides, Indonesia, Filipina, Jepang, Kepulauan Kuril, dan Aleutians, dan lainnya. Ring of Fire juga kelilingi oleh palung laut di bagian sisi samudera dengan daratan benua yang terletak di belakangnya. Bahkan, palung laut terdalam yaitu Palung Mariana berada di sekitar cincin api. Peristiwa vulkanik terbesar yang pernah terjadi di dalam lingkup cincin api adalah letusan Gunung Tambora (1815), Gunung Krakatau (1883), Gunung Novarupta (1912), Gunung Saint Helens (1980), Gunung Ruiz (1985), dan Gunung Pinatubo (1991).
Indonesia menjadi wilayah yang rentan mengalami gempa bumi. Selain itu, potensi gempa yang tinggi di Indonesia juga diakibatkan oleh jalur pertemuan lempeng tektonik di dasar kerak bumi. Gempa bumi merupakan sebuah peristiwa dimana bumi mengalami getaran bahkan guncangan. Gempa bumi terjadi karena adanya pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba dan terdapat juga patahan lapisan batu pada kerak bumi. Gempa bumi juga dihasilkan oleh gesekan lempeng tektonik, sehingga energi yang dihasilkan terpancar kesegala arah secara bebas bahkan hingga ke permukaan bumi.Â
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa Indonesia adalah daerah rawan gempa Bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan masuk kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut, sehingga jika terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman sangat dangkal nantinya gempa akan berpotensi tsunami, yang mana Indonesia juga relatif rawan tsunami.
Terjadinya bencana alam menimbulkan banyak sekali kerugian bagi kehidupan, seperti timbul korban jiwa yang tidak sedikit, hilangnya harta benda, kerusakan pada lingkungan sekitar, dan terganggunya psikologis para korban bencana alam. Sebagai masyarakat yang aware dengan kondisi, sudah seharusnya kita membantu dalam memberi edukasi terhadap penanganan sebelum dan sesudah bencana alam. Semakin cepat proses dalam pemberian edukasi penanganan bencana maka semakin minim dampak negatif yang akan terjadi.Â
Masyarakat ideal merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki etika, adab, nilai, dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Sebagai contoh saat terjadi bencana alam, masyarakat akan mengalami banyak kerugian, dengan adanya bantuan dari relawan atau volunteer yang turut hadir dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada korban bencana. Kedatangan para relawan ini menjadi ‘sosok pahlawan’ bagi masyarakat, kedatangan mereka sangat membantu dan menenangkan sedikit stress para korban.
Relawan adalah mereka yang tergerak panggilan hati nuraninya dengan sepenuh hati dan memberikan apa yang dimilikinya (jiwa, tenaga, waktu, barang, antara lain) kepada masyarakat sebagai wujud tanggung jawab sosialnya, tanpa menunggu imbalan dalam bentuk apapun (gaji), pekerjaan, kekuasaan atau kepentingan atau profesi. Mencegah akibat negatif dari bencana bukanlah tugas yang mudah. Banyak hal yang harus dikuasai, diperhatikan dan tentunya tidak bisa dilakukan sendiri.Â
Dibutuhkan kerjasama dan keterlibatan banyak orang dalam menjalankan prosesnya. Di Indonesia, gotong royong merupakan bentuk kerjasama yang sering digunakan untuk menghadapi bencana alam. Gotong Royong adalah suatu bentuk kerjasama dimana tenaga dikerahkan dalam pelaksanaannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem gotong royong yang sama berkembang di Indonesia sejak puncak kerajaan Hindu di pulau Jawa.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang Pedoman Relawan Penanggulangan Bencana, relawan penanggulangan bencana adalah individu atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan dan minat untuk bekerja secara sukarela dan teliti jika terjadi bencana alam.Â
Sebagai relawan bencana alam sudah di atur pada Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggualan Bencana menetapkan bahwa Pemerintah Daerah adalah penanggung jawab Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (PB), namun pasal 27 undang-undang tersebut menegaskan bahwa setiap orang berkewajiban untuk melakukan kegiatan Penanggulangan Bencacan. Pada uandang-undang ini juga mengatur keterlibatan pihak swasta, lembaga non pemerintah, dan lembaga internasional dalam penanggulangan bencana alam.
Dalam perkembangannya, proses gotong royong ini mulai terwujud tidak hanya dalam bentuk kerjasama, melainkan dengan bantuan yang diberikan dalam rangka penanggulangan bencana alam seringkali berdampak pada banyak orang di berbagai lapisan masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk segera membantu para korban.Â
Masyarakat banyak yang berusaha menggalang dana dengan cara mengumpulkan berbagai kebutuhan seperti baju, konsumsi, bahkan uang, nantinya seluruh sumbangan akan di salurkannya kepada para korban, dan ada pula masyarakat yang terjun langsung ke lapangan untuk bergotong royong membangun dukungan bagi proses penanganan dampak negatif bencana alam. Orang-orang ini biasanya tergabung dalam komunitas atau kelompok yang aktif dalam penanggulangan bencana alam atau sering disebut relawan.
Di era arus informasi yang deras ini semua masyarakat mampu mendapatkan informasi terkait terjadinya bencana alam serta mudah dalam menyalurkan bantuan korban bencana. Terdapat organisasi bahkan komunitas yang mampu memberikan ruang donasi untuk membantu meringankan beban dari korban, sehingga para korban bencana dapat sedikit tenang. Fokus utama menjadi relawan bukan hanya membuat penggalangan dana dan memberikan donasi saja, namun dengan memberikan bantuan psikologis juga sangat penting untuk korban agar mereka dapat meminimalisir trauma.Â
Dengan banyaknya para influencer yang bergerak untuk terjun sebagai relawan membuat banyak masyarakat yang juga berbondong-bondong menjadi relawan dan semakin banyak yang membantu. Selain TNI, Kepolisian, Pemerintah, Masyarakat, serta para relawan yang membantu dalam aksi ini merupakan sosok masyarakat ideal, mengingat bahwa Indonesia memang rentan bencana, sehingga sosok inilah menjadi masyarakat ideal dalam memberikan semangat juang dan kemanusiaanya tanpa pamrih.Â
Maka dari itu, kita harus meghargai dan juga memberikan bantuan kepada para relawan yang telah berjasa dalam mendampingi para korban sehingga mereka dapat pulih dengan sendirinya.
Disusun oleh: Anizza Oktaviany.
Mahasiswi Ilmu Komunikais UPN Veteran Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI