Mohon tunggu...
Anizawati
Anizawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Nama : Anizawati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Behavioristik

5 September 2022   15:03 Diperbarui: 5 September 2022   15:07 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan


Teori belajar merupakan gabungan prinsip yang saling berhubungan dan penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Penggunaan teori belajar dengan langkah-langkah pengembangan yang benar dan pilihan materi pelajaran serta penggunaan unsur desain pesan yang baik dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami sesuatu yang dipelajari. Selain itu, suasana belajar akan terasa lebih santai dan menyenangkan. Proses belajar pada hakikatnya adalah kegiatan mental yang tidak tampak. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar tidak dapat disaksikan dengan jelas, tetapi dapat dilihat dari gejala-gejala perubahan perilaku.


Teori belajar yang menekankan terhadap perubahan perilaku siswa adalah teori belajar behavioristik. Di lihat dari pengertiannya teori belajar behavioristik merupakan suatu teori psikologi yang berfokus pada prilaku nyata dan tidak terkait dengan hubungan kesadaran atau konstruksi mental. Ciri utama teori belajar behavioristik adalah guru bersikap otoriter dan sebagai agen induktrinasi dan propaganda dan sebagai pengendali masukan prilaku.Hal ini karena teori belajar behavioristik menganggap manusia itu bersifat pasif dan segala sesuatunya tergantung pada stimulus yang didapatkan. Sasaran yang dituju dari pembelajaran ini adalah agar terjadi perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Selain dalam pemberian point terhadap pelanggaran aturan sekolah, teori belajar behavioristik juga diterapkan dalam pembelajaran.

Teori belajar behavioristik melihat belajar merupakan perubahan tingkah laku. Seseorang telah dianggap belajar apabila mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pandangan behavioristik mengakui pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus, dan keluaran atau output yang berupa respons. Teori belajar behavioristik menekankan kajiannya pada pembentukan tingkah laku yang berdasarkan hubungan antara stimulus dengan respon yang bias diamati dan tidak menghubungkan dengan kesadaran maupun konstruksimental. Teori belajar behavioristik berlawanan dengan teori kognitif yang mengemukakan bahwa proses belajar merupakan proses mental yang tidak diamati secara kasat mata.
Teori belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar, yaitu adanya perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.Hasil belajar diperoleh dari proses penguatan atas respons yang muncul terhadap lingkungan belajar, baik yang internal maupun eksternal. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat, dan kecenderungan untuk merubah perilaku.Teori belajar behavioristik dalam pembelajaran merupakan upaya membentuk tingkah laku yang diinginkan. Pembelajaranbehavioristik sering disebut juga dengan pembelajaran stimulus respons. Tingkahlaku siswa merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan dan segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Pembelajaran behavioristik meningkatkan mutu pembelajaran jika dikenalkan kembali penerapannya dalam pembelajaran. Berdasarkan komponennya, teori ini relevan digunakan dalam pembelajaran sekarang ini. Penerapan teori belajar behavioristik mudah sekali ditemukan disekolah. Hal ini dikarenakan mudahnyapenerapan teori ini untuk meningkatkan kualitas peserta didik.


Pembahasan


Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku manusia.Menurut Desmita (2009:44) teoribelajar behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian. Dengan kata lain, mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang terlihat, bukan dengan mengamati kegiatan bagian-bagian dalam tubuh. Teori ini mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar apabila dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons. Stimulus adalah sesuatu yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respons tidak penting untukdiperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respons, oleh karenaitu ,apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respons) harus dapat diamati dan diukur (Putrayasa, 2013:42).


Teori behavioristik menekankan pada kajian ilmiah mengenai berbagai respon perilaku yang dapat diamati dan penentu lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku memusatkan pada interaksi dengan lingkungannya yang dapat dilihat dan diukur. Prinsip-prinsip perilaku diterapkan secara luas untuk membantu orang-orang mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik (King, 2010:15).Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.Teori belajar behavioristik berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal dengan aliran behavioristik.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.


Aplikasi Teori Behavioristik Terhadap Pembelajaran Siswa:


1. Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap , materi disampaikan secara utuh oleh guru


2. Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh


3. Bahan pelajaran disusun dari yang sederhana sampai pada yang kompleks


4. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamat


5.  Kesalahan harus segera diperbaiki


6. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan


7.  Evaulasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.


Berdasarkan dari berbagai penjelasan di atas dapat dipahami bahwa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan teori Behavioristik, manusia dituntun untuk lebih cenderung responsif terhadap stimulus-stimulus yang diberikan kemudian menghasilkan prilaku yang baik. Dalam lingkup akademik ada beberapa prinsip umum yang harus diketahui yaitu: (Mukinan, 1997: 23)


1. Teori ini berpendapat bahwa yang dikatakan belajar adalah perubahan prilaku. Disebut telah belajar apabila sudah dapat menujjukan perubahan yang terjadi dalam pola tingkah lakunya.


2. Teori ini berpendapat bahwa urgensi dari belajar adalah terjadinya rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon) karena inilah bisa di amati. Sedangkan yang terjadi diantarnya dianggap tidak bisa diamati.


3. Penguatan (reinforcement), apa saja yang dapat menjadi penguat terhadap penunjang responsive, semakin banyak penguatan maka rensposif pun akan semakin kuat.


Kesimpulan


Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar behavioristik berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal dengan aliran-aliran behavioristik. Teori belajar behavioristik dengan model hubungan stimulus-respons mendudukkan siswa yang belajar sebagai individu yang pasif.Respons atauperilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan. Menurutaliran-aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respons.
Fokus utama dalam teori belajar behavioristik adalah perilaku yang terlihat dan penyebab luar yang menstimulasinya. Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku diperoleh dari pengkondisian lingkungan. Pengkondisian tersebut terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioristik dengan stimulusnya. Teori belajar behavioristik mempunyai ciri-ciri, yaitu. Pertama, aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya, melainkan hanya mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Pengalaman-pengalaman batin di kesampingkan dan hanya perubahan serta gerak-gerak pada badan yang dipelajari. Oleh sebab itu, behaviorisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.


Selanjutnya, menurut Skinner belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Skinner mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, tetapi lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respons terjadi melalui interaksi dengan lingkungan kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku. Teori belajar behavioristik berpengaruh terhadap masalah belajar, karena belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan untuk pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Dengan memberikan rangsangan, siswa akan bereaksi dan menanggapi rangsangan tersebut. Oleh sebab itu, belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar jika dapat menunjukkan perubahan perilakunya

Teori belajar behavioristik cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir. Pandangan teori belajar behavioristik merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa untuk mencapai target tertentu, sehingga menjadikan siswa yang tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran yang dirancang pada teori belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa. Hal yang paling penting dalam teori belajar behavioristik adalah masukan dan keluaran yang berupa respons. Menurut teori ini, antara stimulus dan respons dianggap tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan diukur. Dengan demikian yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan oleh guru dan apa saja yang dihasilkan oleh siswa semuanya harus dapat diamati dan diukur yang bertujuan untuk melihat terjadinya perubahan tingkah laku.

Daftar pustaka


https://journal.ilininstitute.com/index.php/konseling/article/download/343/282/1470


http://jurnal.umtapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/viewFile/94/94

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun