Mohon tunggu...
HARMITA
HARMITA Mohon Tunggu... Administrasi - #niatkan di setiap langkah, hanya untuk kebaikan

#jalani_syukuri_nikmati #bahagia itu sederhana. Cukup kau syukuri dari setiap yang Allah berikan, bukan sibuk memikirkan apa yang orang lain dapatkan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ketika Hati Ingin Menangis tapi Memilih Tersenyum

3 Juni 2018   14:55 Diperbarui: 3 Juni 2018   15:02 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia ada lembaran kisahnya tersendiri. Lembar demi lembarnya banyak warna yang bisa berbeda-beda. Laksana pelangi, warna-warninya membuat indah karena saling melengkapi. Begitupun kehidupan, setiap permasalahan yang ada laksana warna pelangi yang dengannya bisa membuat berartinya proses kehidupan yang kita jalani.

tidak ada manusia yang terlahir tanpa di hadapkan dengan sebuah permasalahan kehidupan. Tapi tak semua orang yang mau memperlihatkannya. Tua atau pun muda,  kaya atau pun miskin, perempuan atau pun laki-laki. Semuanya bergelut menjalani proses kehidupan masing-masing dengan sekelumit permasalahannya.

Ada yang terpuruk dengan adanya sebuah masalah, dan ada juga yang menjadikan permasalahan hidupnya sebagai sarana untuk mendewasakan diri dan pola pikirnya. Tapi yang pasti, kita harus pahami, bahwa sekecil atau sebesar apapun masalah itu, Allah tidak menguji kita melebihi batas kemampuan kita.

Ingatlah akan sebuah penjelasan langsung dari Allah, di QS Al-Baqarah : 286 - Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. 

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Dimana Allah sudah menjelaskan lebih dulu, agar kita memahami bahwa semuanya sesuai dengan kemampuan diri kita. Allah lebih tahu tentang kita dari pada diri kita sendiri. Saat datangnya permasalahan yang silih berganti, kembalikan semuanya kepada Allah. Ingat Allah tak pernah tidur dan tidak pernah meninggalkan kita barang sekejappun.

Kalo lagi banyak masalah maunya nangis? Boleh, tidak ada yang melarang, selama itu tidak menjadikan kita kufur akan nikmatNya. Yang berat itu apa coba? Ketika kita ada masalah tapi ingatnya sunnah dari Rasulullah saw.

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun juga walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah berseri" (HR. Muslim no. 2626).

Sangat pengennya nangis aja, tapi kita ingatnya bahwa tersenyum kepada saudara kita itu sesuatu yang mulia. Tak harus jauh, dengan keluarga kita aja, bisa menerapkannya. Belum lagi, kita harus bisa menjalani pekerjaan dengan profesional. Permasalahan keluarga jangan di bawa ke tempat berkerja -karena begini profesional pekerjaan. Permasalahan kantor jangan sampai juga kita bawa ke dalam keluarga, apalagi sampai menjadi keluarga sebuah pelampiasan amarah.

Coba deh, kalo lagi banyak masalah. Duduk lah di sebuah keindahan alam, tatap bagaimana indahnya Allah menciptakan proses kehidupan. Menangislah di sepertiga malam, atapun di setiap sholat wajib ataupun sunnah. Karena itu lebih baik dari pada kita melampiaskan perasaan dengan cara yang salah.

Setelah itu? Rasakanlah, bahwa hati akan kembali tenang. Setiap permasalahan hidup pasti datang sepaket dengan jalan keluarnya. Hanya saja, kita butuh proses tuk memahami setiap prosesnya. Biarkan hatimu dan Allah saja yang tau, bagaimana beratnya proses pendewasaan yang Allah telah tetapkan untuk hidupmu. Temui dan sapalah semua orang dengan sebuah senyuman dan wajah berseri. Selain itu sunnah, yakinlah semuanya akan memberikan energi positif untuk kita.

Saat kita tersenyum dengan ikhlas, maka orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita pun akan merasa bahagia, -meskipun mereka tak tau bagaimana remuknya keadaan hati mu. Ketika mereka merasa bahagia melihatmu, maka hati mu pun akan merasa bahagia melihat mereka semua bahagia karena mu. Jadi, secara tidak langsung, kita membuktikan tentang sebuah ungkapan, bahwa 'kita akan mendapatkan apa yang kita tanam'.

Tak ada sekolah tanpa ujian, pun termasuk madrasah kehidupan yang tengah kita jalani. Jika anak SD saja harus melewati ujian akhir sekolah untuk bisa lanjut ke tingkat SMP. Apalagi kita, yang untuk meningkatkan derajat dan juga keimanan. Untuk bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi, maka di butuhkan sebuah proses ujian.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al-Ankabut [29] : 2-3)

Tinggal bagaimana kita, apakah ikhlas dan sabar, atau mengeluh dan kufur. Ketika kita ikhlas dan sabar atas segala ketetapanNya. Maka sesungguhnya kita tengah menunjukkan kualitas diri kita di hadapanNya.

#tugas_4_KMOMEI2018

@ce.nitha

#mitha az zahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun