Mohon tunggu...
Anita Wulansari
Anita Wulansari Mohon Tunggu... -

Jika aku menjadi dia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menerawang Perekonomian Nasional

21 Januari 2014   15:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:37 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam sembilan tahun terakhir ini ternyata pendapatan perkapita Indonesia telah meningkat, tiga sampai empat kali lipat jika dibandingkan 60 tahun terakhir kini pada periode 1945-2005 sebesar 1.100 US$.

Saat ini Indonesia telah dikenal sebagai negara emerging market, yang tergabung dalam MINT (Meksiko, Indonesia, Nigeria dan Turki). Negara-negara tersebut merupakan kelompok ekonomi baru yang sebelumnya kita ketahui BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) telah mengalami penurunan yang sangat signifikan dikarenakan adanya krisis global.

Artinya jika dunia global melihat Indonesia sebagai sebuah negara new emerging market (MINT) pastinya akan dianggap sebagai New BRICS. Pastinya Indonesia kini akan dihadapkan pada sebuah tantangan baru. Dengan tantangan baru tersebut Indonesia pastinya akan dituntut lebih keras lagi dalam bagian emerging economy tersebut.

Menurut penilaian penulis, dengan kiprah perekonomian nasional yang semakin cemerlang ini, pemerintah diharuskan untuk lebih meningkatkan mutu perekonomian yang lebih profesional lagi, dalam arti pemerintah kita wajib meningkatkan kinerjanya untuk membangun perekonomian yang positif.

Respon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap perekonomian nasional ini, saya kira sangat bermanfaat bagi perkembangan ekonomi nasional selanjutnya, dalam arti kepala negara telah memberikan sumbangsih besar kepada ekonomi nasional yang tumbuh pesat ini.

Namun, dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh semakin pesat ini sebenarnya Indonesia memiliki kekurangan, termasuk dalam bidang infrastruktur dan property. Tetapi hal ini sebenarnya tidak terlalu signifikan sekali, karena pemerintah telah menargetkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan program MP3EI. Sejak diluncurkan pada 2011 lalu, program MP3EI telah mengucurkan Rp 800 triliun lebih. Sementara untuk mencapai sasaran pada tahun 2025, proyek MP3EI ini memerlukan anggaran sekitar Rp 4.600 triliun, dimana separuhnya akan digunakan untuk mendanai infrastruktur tersebut.

Jika dilihat dari angka tersebut sebenarnya kemampuan negara paling tinggi hanya mampu 30 persen saja. Artinya 70 persen melalui pihak swasta dan BUMN. Dengan program MP3EI tersebut diharapkan memberikan peluang besar bagi dunia usaha termasuk industri dan jasa kontruksi. Yang pada akhirnya perekonomian nasional yang kondusif dan positif dapat terealisasi dengan baik, dan memberikan dampak kepada kesejahteraan rakyatnya.

Dengan semakin meningkatnya tuntutan zaman tersebut, kiranya Indonesia perlu menciptakan sebuah peluang baru untuk ekonomi nasional yang baik. Begitu pula dengan berbagai kebijakan pemerintah dan regulasi serta iklim bisnis yang baik niscaya dengan semua hal yang dianggap baik itu sebenarnya dapat meningkatkan kualitas perekonomian nasional kita. Sedangkan untuk dunia usaha harus bisa meningkatkan daya saing yang baik.

Diakhir kata penulis meyakinai bahwa Indonesia mampu untuk bersaing dengan negara-negara lain dalam hal perekonomian, termasuk juga dengan dunia industri jasa dan kontruksi Indonesia yang mengalami peningkatan kini. Salah satunya adalah pembangunan Kelok Sembilan di Sumatera Barat sebagai salah satu mahakarya infrastruktur anak bangsa. Semoga Indonesia kelak menjadi bangsa yang populer di dunia Internasional, khususnya dalam hal perekonomian bangsa.
SALAM KOMPASIANA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun