Mohon tunggu...
Anita Wulansari
Anita Wulansari Mohon Tunggu... -

Jika aku menjadi dia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Korupsi Muncul karena Ada Niat dan Kesempatan

23 Januari 2014   12:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:33 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390455173753071215

[caption id="attachment_317664" align="aligncenter" width="300" caption="http://acch.kpk.go.id/"][/caption]

Isu korupsi saat ini bisa terbilang merupakan salah satu kampanye yang paling agresif di Tanah Air kita. Jika ditelaah lagi korupsi muncul akibat ada niat dan kesempatan yang dapat dimanfaatkan dalam sebuah peraturan tertulis. Banyaknya proyek dan tender-tender yang menjadi salah satu celah untuk menghasilkan uang dikantong pribadi, merupakan sebuah kesempatan untuk sebuah kepentingan pribadi.

Langsung to the point ya..banyaknya pejabat publik dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk mencari keuntungan pribadi saat ini terus menerus terjadi. Namun hal ini tentunya di barengi oleh gencarnya lembaga pemberantasan korupsi di Indonesia, yaitu KPK. Dengan gencarnya penelusuran KPK mencari dalang korupsi di Indonesia saat ini wajar mereka di elu-elukan rakyat bak pahlawan di negeri ini.

Bahkan dapat dikatakan banyak pihak ciut nyalinya dengan kinerja KPK tersebut, mereka ternyata takut terjebak dalam jurang korupsi. Untuk menghindari dan menghilangkan ketakutan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan kembali agar para pejabat bekerjasama dengan aparat hukum, sebelum menandatangani sebuah proyek. Nah..jika apa yang dikatakan SBY ini diterapkan bisa jadi korupsi yang ada di negeri ini dapat dicegah sedini mungkin.

Keinginan rakyat sebenarnya hanya satu, yaitu negara ini bebas dari bahaya korupsi..bener ga..!! Persoalan lainnya adalah lemahnya sistem peraturan Undang-Undang atau peraturan turunan lainnya, karena dengan meningkatkan sistem peraturan yang baik bisa jadi para koruptor tidak punya celah lagi untuk mengkorupsi semua itu. Begitu pula dengan moral dan agama yang mereka anut. Bayangkan saja ketika mereka terseret sebuah kasus korupsi, sang koruptor justru membawa Agama dan Tuhan, bahwasanya dirinya tidak terlibat dalam kasus tersebut..betul ga..!!

Nah jika semua itu kita lihat dalam faktanya maka kecenderungan rakyat justru sangat..sangat benci dengan ulah para koruptor tersebut..bisa dilihat deh..banyak cacian dan makian rakyat saat melihat adegan Televisi yang menayangkan koruptor tertangkap..tul ga..pastinya anda juga seperti itukan..!!

Mulai dari anak kecil, bapak-bapak, ibu-ibu sampai kakek, nenek mereka memaki dan mencela perbuatan tercela tersebut, apalagi terlihat di tayangan Televisi sang koruptor memberikan senyum yang sepertinya beliau (Koruptor) tidak terlibat sama sekali, namun para penyelidik sudah pasti memastikan bahwa beliau terdakwa. Mereka seakan tidak mengenal dosa, bahkan mereka dengan lenggangnya memberikan komentar-komentar politik untuk menyeret lainnya, padahal dalang dari semua itu adalah dirinya (koruptor)..tulll ga…!!

Sungguh memilukan ketika kita sebagai rakyat melihat para pelaku tindakan korupsi ini, dan herannya lagi apakah mereka tidak memikirkan keluarga yang ada. Anak dan istri serta keluarga koruptor pastinya akan di cap sebagai koruptor oleh tetangga maupun masyarakat sekitar, apakah mereka tidak malu dengan cibiran seperti itu..

Oleh sebab itulah, pentingnya pencegahan dalam aksi korupsi ini, yang setidaknya para lembaga hukum di Indonesia terus melakukan upayanya untuk memberantas korupsi di Indonesia, agar negara ini bebas dari belenggu para koruptor yang telah merugikan negara ini. Namun jangan lupa juga lhoo…peran rakyat ternyata sangat berguna dalam sebuah informasi, karena dengan informasi yang kuat niscaya para lembaga hukum yang ada bisa menjadi salah satu acuannya..

SALAM KOMPASIANA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun