Mohon tunggu...
Anita safitri
Anita safitri Mohon Tunggu... Perawat - Menulis adalah sebuah teraphi positif untuk setiap luka

Novelis Pecinta traveling Candu kopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aku Siap Jadi Guru di Rumah

26 September 2020   21:41 Diperbarui: 26 September 2020   21:56 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilihan yang sulit, diantar sejuta aktivitas ibu rumah tangga yang harus ku urus dan pun aku seorang pekerja. Selama masa pandemi ini aku seolah tertempa untuk menjadi orang tua multitalenta.

Dimana aku harus terbiasa dan mampu menyelasikan tugas-tugas sekolah untuk ke tiga anak kami yang sudah bersekolah. Bisa dibayangkan untuk daring satu anak saja membuat banyak ibu mengeluh baik secara offline maupun secara online.

Banyak status di media sosial menceritan suka duka ibu mendampingi anak selama daring. Dengan kemampuan kita yang sudah ada dan sudah terbiasa menggunakan Gadget mungkin ini hanya menelurkan sedikit kesabaran saja.

Bagaimana dengan orang tua atau tepatnya para ibu dengan ketidakmampuan mengoperasikan Gadget ?

Tulisan ini saya tulis berdasarkan pengalaman saya selama ini dengan mendapatkan tugas tambahan menjadi seorang guru. Untuk hal rumit di atas yang saya lakukan adalah:

1. Manajemen waktu
Manajemen waktu adalah bagaimana kita membagi waktu yang kita miliki untuk melakukan hal-hal yang kita urutkan berdasarkan prioritas. Orang tua bisa menulis urutan yang mana yang akan lebih dulu dikerjakan, berdasarkan kepentingannya.

Dengan demikian akan mudah mempetakan pekerjaan dan akan membuat rasa nyaman saat melanjutkan pekerjaan selanjutnya.

Urutan pekerjaan menurut prioritas ini juga ampuh untuk mengontrol emosi para orang tua. Sebagai contoh ketika kita sudah melaksanakan tugas-tugas rumah maka akan mudah para orang tua membantu anak-anak dalam mengikuti daring.

2. Memberikan kepercayaan pada anak
Rasa percaya adalah hal yang tidak mudah diberikan orang tua kepada anak jika orang tua belum mengetahui kemampuan anaknya. Kepercayaan harus diberikan sejak dini kepada anak-anak guna menumbuhkan rasa percaya diri pada mereka.

Kepercayaan yang diberikan harus dari awal, artinya tidak ada peraturan dalam rumah terjadi secara instan. Aturan yang berlaku juga akan maksimal ketika orang tua kooperatif dan sefaham.  Kepercayaan yang diberikan orang tua kepada anak sebaiknya di ucapkan dengan lisan untuk penguatan.

Kepercayaan ini juga penting ketika sekolah daring untuk anak tepat menggunakan kuota ataupun wfi yang tersedia.

3. Jadwal diskusi
Orang tua yang bekerja tentu bukan hal mudah untuk terapan kebiasaan baru ini. Dengan beban di kantor yang bisa buat pusing di tambah lagi dengan pelajaran daring anak-anak yang membuat para orang tua harus kembali belajar.

Untuk memudahkan orang tua ada baiknya, kita menentukan jadwal untuk hal tersebut. Supaya ada kesepakan antara orang tua dan anak dalam hal urusan kantor selesai pelajaran dan pekerjaan rumah anak juga selesai.

Tentu saja ini akan sedikit rumit terkait absen anak-anak yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Dalam hal ini komunikasi yang baik antara orang tua dan guru akan mendatangkan solusi terbaik untuk kebaikan bersama.

4. Bermain bersama
Membosankan di rumah terus, itu kutipan anak-anak yang sering mereka katakan kepada orang tua. Dan tidak sedikit orang tua akan membalas dengan ultimatum serupa dengan intruksi tegas.

Ada kalanya kita kurang peka terhadap kebutuhan mereka karena kesibukan kita dengan dunia kerja. Hal ini tentu dirasakan oleh seluruh para orang tua yang bekerja.

Untuk mengalihkan semua kepenatan dan kebosanan, kami sekeluarga menerapkan aturan sehari tanpa Gadget Dimana pada hari itu kami bermain bersama.

Orang tua menyiapkan beberapa permainan yang menarik dan bisa diikuti oleh semua usia anak. Hal ini mampu membuat kekompakan dan saling menghargai sesama anggota keluarga.

Saat sampai pada tahap ini, orang tua bisa sambil memasukkan bebepa petuah baik dalam bentuk nasehat atau pembahasan tauladan.

5. Sounding ( memperdengarkan )
Apapun yang ingin kita sampaikan kepada anak tidaklah cukup sekali tanpa diulang-ulang. Fitrah mereka akan terus mengulang kesalahan tentunya bukan dengan sengaja akan tetapi sinyal yang ada pada mereka menginteuksikan hal tersebut.

Adakala orang tua harus menjadi sebaya dengan anak-anak guna menemukan cara komunikasi yang benar. Mengalah bukan bearti kalah mungkin sangat tepat kita letakkan pada keadaan ini.

Orang tua yg menuruti dan mengulang apapun yang ingin di sampaikan bukanlah hal membuat merka kalah. Bahkan ini merupakan salah satu cara kita untuk menang menaklukkan hati dan prilakunya yg kurang tepat.

Perdengarkanlah apapun yang ingin kita terapkan kepada mereka, dengan berulang-ulang dan terus menerus. Karena kita tidak tau sinyal yg kita berikan mampu di serap oleh anak-anak pada ulangan ke berapa.

Selamat menikmati masa daring para orang tua, semoga ini bermanfaat untuk di terapkan di rumah pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun