Mohon tunggu...
Anita safitri
Anita safitri Mohon Tunggu... Perawat - Menulis adalah sebuah teraphi positif untuk setiap luka

Novelis Pecinta traveling Candu kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamboja

8 September 2020   18:24 Diperbarui: 8 September 2020   18:11 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kamu pakai baju itu," wanita itu menunjuk ke arah pintu masuk, baju steril lengkap dengan sandal dan juga penutup kepala. Pakaian ini wajib di pakai bagi siapa saja yang ingin masuk mendampingi pasien, di pintu masuk juga tertulis tulisan yang boleh menemani pasien hanya satu orang saja. Ada rasa takut yang tiba-tiba menyeruak dalam bathin Alex, jantungnya be

rdebar tidak teratur. Rasa ini belum pernah dia rasakan sebelumnya, sungguh ia sangat gugup. Gugup antara keadaan gadis Kambojanya dan juga pertemuan pertamanya.

Setelah mengambil nafas panjang dan menghapus peluh yang memenuhi dahinya, ia membuka pintu itu dengan sangat pelan.

Alex tertegun, beberapa saat otaknya tidak bisa berpikir apa-apa dan bahkan kosong. Yang ia ingat adalah percakapannya selama ini dengan pemilik raga yang sedang ia lihat nyata. Alex terhipnotis dengan rasanya sendiri, ia mendekat pada ranjang pasien untuk melihat lebih dekat gadis Kamjojannya. Seluruh wajah gadis itu penuh dengan selang-selang, dan bunyi mesin-mesin pendeteksi itu membuat Alex semakin terpuruk dalam ketakutannya.

"Kamboja,,, " suara lirih Alex terputus, ia menangis dan berusaha menahan agar isaknya tidak didengar gadis Kamboja.

"Kamboja, aku membawa permintaanmu saat kita bertemu. Kamu meminta aku memasangkan bunga Kamboja putih di telingamu".

Alex menyelipkan bunga Kamboja di telinga Dinda dengan deru haru yang ia tahan. Kini ia bisa melihat wajah asli gadis Kambojanya, wajah yang pucat pasi dengan mata yang tertutup.

"Aku disini, aku akan menunggu kamu sampai kamu bisa melihatku". Alex berbisik di telinga Dinda sambil membelai kepala Dinda yang terbalut perban.

Lima hari sejak kedatangannya ke Bali, Dinda belum menunjukan kemajuan apapun. Namun Alex setia menemani Dinda bersama keluarga gadis itu. Hari-hari berikutnya Alex tidak lagi menampakkan wajah murung saat bertemu Dinda, ia menceritakan hal-hal konyol yang pernah ia alami dan juga cerita konyol mereka selama di dunia maya. Karena saran dokter yang merawat Dinda semua keluarga harus memberikan support positif untuk kesembuhan Dinda.

Sebulan masa rawatan, akhirnya Dinda memperlihatkan kemajuan. Ia mulai membuka matanya dan sesekali ia mengerakkan tangannya saat Alex berbicara padanya. Setelah mendengar penjelasan dokter tadi pagi, Alex jadi tau mengapa Dinda bisa kembali kambuh dan bisa drop tiba-tiba. 

Kecelakaan itu membuat tulang belakangnya patah dan beberpa saraf untuk anggota gerak bawah hilang fungsi, apabila terjadi trauma berulang maka ini akan memperparah cideranya. Dan malam itu Dinda terjatuh di tempat tidur saat ingin meraih kursi rodanya, malam itu malam terakhir Alex menerima pesan-pesan dari gadis Kombojanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun