Aku agak samar melihat perubahan di antara banyak teman. Memang bukan teman dekat. Maksudnya aku yang tidak merasa dekat. Entahlah dengan mereka. Karena suatu waktu, beberapa teman kecewa karena tidak merasa setimpal. Baiklah, teman lawas yang sudah lama tak besua akhirnya dipertemukan kembali di
di dunia nyata. Kuperhatikan, hidungnya ada yang bertambah mancung, dagunya ada yang agak meruncing, begitu pula dengan kelopak matanya, kok sepertinya tidak sebesar ini waktu itu. Pun alisnya yang menantang kereng. Aku cukup tercengang memperhatikan setiap kata yang keluar dari bibirnya karena celah di antara jalinan kata, tersayat gigi yang entah itu di veneer atau bleaching. Bisa kupastikan itu bukan warna asli gigi manusia pada umumnya.
Lalu, dalam senyum ku termenung. Pikiranku melayang. Kuberpikir keras kembali ke masa lalu melewati beragam memori bak masuk lorong waktu. Kemudian, aku tak mampu menahan lidah tuk berkata "Wah, beda ya sekarang. Hampir ga kenal lho kalau ga disapa duluan". Zaman sekarang, operasi kecantikan adalah hal yang wajar, bukan? Itu mending masih ada orisinalitas yang ditinggalkan. Bagaimana dengan mereka yang bulat-bulat merubah seutuhnya?Â
Betapa serunya hidup mereka ketika tidak dikenali oleh teman-temannya. Memang ada beragam alasan seseorang merubah bentuk wujudnya. Ada yang mungkin dulu menjadi korban bullying, bisa jadi karena kecelakaan, atau ya karena ingin saja merubah penampilan. Terpenting, ada cuan. Banyak di antara perempuan membuktikan diri bahwa dia bisa berubah laiknya bidadari. Meskipun itu menurutnya. Tapi ya, tidak masalah. Kembali lagi pada pribadi masing-masing. Mungkin dengan begitu, mereka bisa tampil lebih percaya diri. Sekian dan mari tidur lagi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H