Semalam, hujan turun cukup deras.
Mataku terpejam namun pikiranku melayang.
Di antara turunnya hujan, aku seringkali berdoa agar tiap tetes yang menyentuh bumi membawa keberkahan.
Tentu tidak hanya untuk manusia semata, namun juga makhluk lain yang tak mampu kusebut satu-persatu.
Pasalnya, di antara jenisnya, banyak hal yang belum atau tidak kuketahui.
Dalam rasa syukur, adapula yang merasa kecewa.
Khususnya, mereka yang berada di tengah perjalanan.Â
Entah yang berjalan kaki atau berkendara roda dua.
Untungnya, mereka bisa berteduh walau di bawah kolong jembatan.
Aku pikir-pikir, disela jeda, mereka justru bisa saling sapa.Â
Entah dengan keluarga, teman lama, atau belahan jiwa.
Ya memang tidak secara langsung.
Diselang kesibukan mencari rezeki, terkadang manusia lupa diri.Â
Manakala lupa diri, bagaimana bisa mengingat yang lain?
Dalam pemikiran yang berbeda, justru hujanlah yang mempersatukan kembali.
Kalau begini, tetap bermanfaat bukan?Â
Memang soal kesimpulan, ada pada karakter pribadi.
Kalau tidak melekat dalam diri, sesungguhnya masih bisa didapat.
Tentunya, jika tak sungkan mencari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H