Terdiam.
Kernyit dahi begitu tegang.
Bayangan yang sempat hilang kini datang dengan pudar.
Enggan dinanti.
Namun apa daya, memori datang tanpa permisi.
Harapan lepas kenang.
Tersapu oleh detik ingatan.
Meski ada yang menyenangkan.
Tetap saja terselip duka lara.
Bak angin semilir menyapu.
Terasa sejenak dan lekaslah berlalu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!