Mohon tunggu...
Anita Rakhmi Shintasari
Anita Rakhmi Shintasari Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menebar manfaat

Sebagai seorang guru, membaca dan menulis menjadi aktivitas yang wajib dan menyenangkan tentunya. Bergabung di blog menjadi wahana untuk berlatih dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peluk Aku, Ibu

8 Desember 2021   08:42 Diperbarui: 8 Desember 2021   08:56 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dua hari ini Aby tidak enak badan. Batuk tiba-tiba saja menyerang, tanpa diawali demam. Biasa jika sakit, berat badannya akan turun drastis. Aby lebih nampak kurus dan tinggi. Pipinya yang sudah mulai chabi hilang entah kemana. Selera makannya juga sirna. Apa saja yang ditawarkan tak nampak menarik untuk dinikmati. 

Sebagai bungsu dari tiga bersaudara, sudah tentu Aby paling diperhatikan oleh Ayah, Ibu dan kedua Kakaknya. Semua ingin yang terbaik untuk Aby, tetapi keinginan itu justru membuat Aby tidak nyaman dan merasa dipenjara. Ayah yang selalu mengingatkan untuk ini dan itu, melarang ini dan itu. Begitu pula dengan kedua kakaknya yang over thinking. Ibu sebenarnya lebih mengerti keinginan Aby, tetapi Ibu hampir tak punya waktu. Ibu sibuk sekali akhir-akhir ini. Kadang jika sampai dirumah, Ibu tidak langsung memeluk Aby, padahal Aby sangat rindu.  Bila sedang sakit seperti saat ini, Ibu yang paling khawatir. Dari tatapan mata Ibu, sapaan Ibu dan juga pelukan Ibu, Aby bisa merasakan , betapa Ibu sangat mencemaskan keadaannya. 

Hari ini Ibu pulang menjelang senja. Wajahnya yang nampak lelah tak membuat Ibu menyerah. Dengan cekatan Ibu membereskan pekerjaan didapur, membersihkan diri dan bersiap menyuapi Aby. Rayuannya untuk meyakinkan Aby agar mau makan begitu gencar. Ibu berhasil menyuapi nasi dan memastikan Aby sudah minum obat. Ibu tidak banyak mengomel, mungkin ibu tahu Aby sedang tidak ingin diomeli hanya ingin diperhatikan saja , disayang saja, tidak lebih. Dan itu istimewanya Ibu, selalu membuat Aby merasa nyaman. "Peluk aku , Ibu, peluk erat sampai nempel, ya," celoteh Aby menjelang tidurnya malam ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun