Mohon tunggu...
Anita Magfiroh
Anita Magfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Semarang

Ordinary Student

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

JNE Dukung Eksistensi UMKM di Masa Pandemi

1 Januari 2022   13:05 Diperbarui: 1 Januari 2022   13:10 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cabang JNE Express Kota Kudus (Sumber Gambar: Anita Magfiroh)

"UMKM Bangkit, Indonesia Maju" #BanggaBuatanIndonesia

Hai, Indonesian people! Sudah tahu apa itu UMKM belum? Belum? Lemah! -- Tiktokers masa kini. Waduh, intro tulisan yang agak absurd, ya. Kalau kamu belum tahu apa itu UMKM, tidak masalah. Aku mau ngajak kamu diskusi tentang UMKM, nih. Untuk kamu yang saat ini sudah punya UMKM, jangan kemana-mana, tetap di tulisan ini, ya!. Aku bakalan ngasih tips ke kamu lewat tulisan ini untuk membantu usahamu tetap eksis dan mampu bersaing dengan kompetitor di masa pandemi. Aku juga bakalan nyeritain ekspedisi terbaik (JNE) yang dapat membantu kamu dalam proses pengiriman produk ke konsumenmu dan beberapa pengalamanku sebagai pembeli dan pelaku UMKM. Stay tune!

Sebelum tahu lebih banyak tentang UMKM, kamu harus tahu lebih dahulu kepanjangan dari UMKM itu sendiri. UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Tahukah kamu, UMKM menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19? Berdasarkan data yang dirilis Katadata Insight Center (KIC), sebanyak 82,9% UMKM terdampak efek negatif yang ditimbulkan oleh pandemi dan hanya 5,9% yang usahanya bertumbuh positif. Padahal, UMKM memegang peranan besar sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Negara Indonesia, loh. Pada tahun 2018, sektor UMKM menyumbang 60,34% terhadap PDB Indonesia dan menyerap 97,02% dari total penyerapan tenaga kerja tanah air (sumber: Data KIC).

Pandemi Covid-19 membawa dampak yang signifikan, bukan? Nah, saatnya aku bagiin strategi penting untuk para pelaku UMKM, nih. Baca dan simak sampai selesai, ya! 

Strategi pertama adalah melakukan inovasi. Inovasi di sini bisa dilakukan dengan berbagai cara, loh. Bisa dengan perbaikan, peningkatan kualitas, efisiensi pelayanan, pembuatan atau penyajian dan pengemasan produk. Contoh inovasi yang bisa diaplikasikan adalah frozen food dan delivery service pada usaha makanan, layanan antar jemput untuk usaha laundry, dan menciptakan pengemasan produk yang unik dan menarik, misalnya usaha katering yang umumnya memakai kardus, bisa diganti dengan daun pisang, rotan, besek, dll.

Strategi kedua adalah digitalisasi marketing atau pemasaran produk melalui platform online. Di masa pandemi, masyarakat cenderung untuk shop at home atau berbelanja dari rumah karena adanya imbauan pemerintah untuk stay at home atau di rumah aja dalam rangka mencegah mata rantai penyebaran virus Covid-19. Pelaku UMKM dapat melakukan penjualan produk dari rumah dengan mencoba menggunakan situs e-commerce. Hah? E-commerce? Iya, e-commerce atau electronic commerce merupakan transaksi penjualan dan pembelian barang ataupun jasa secara elektronik menggunakan jaringan komputer.

Berdasarkan data yang dirilis Databoks pada bulan April 2021 dengan hasil survei dari We Are Social, Indonesia menjadi negara tertinggi dalam hal pengguna e-commerce di dunia dengan angka 88,1%, loh . Wow, luar biasa! Siapa disini yang tidak tau Tokopedia, Shopee, dan Lazada? Semua orang pasti tidak asing dengan nama-nama tersebut. Betul, ketiganya adalah e-commerce yang sangat besar di Indonesia saat ini. Dengan melihat banyaknya pengguna e-commerce di Indonesia, maka pelaku UMKM diharapkan untuk segera bergabung dengan e-commerce dan meningkatkan penjualannya. 

Selain e-commerce, Pelaku UMKM dapat memasarkan produknya dengan menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, Twitter, dll. Media sosial dapat memudahkan kegiatan promosi , menghemat waktu, dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan, loh. Media sosial juga dapat menjangkau calon pelanggan secara luas dan tanpa batas, sehingga efektif untuk pemasaran produk UMKM agar memperoleh kenaikan penjualan.

Story time! Pengalamanku sebagai seorang mahasiswa jurusan ekonomi, pernah mendapatkan mata kuliah "Kewirausahaan" dan memperoleh tugas yaitu sebuah proyek untuk membantu UMKM di sekitar yang terdampak pandemi. UMKM yang aku bantu kali ini adalah sebuah UMKM jenang yang berlokasi di Kudus, Jawa Tengah bermerek Al-Mursyida. Jenang Al-Mursyida belum memiliki akun media sosial maupun e-commerce. 

Untuk itu, aku dan temanku membantu digitalisasi UMKM dengan membuatkan akun dan membantu pengelolaan untuk sementara waktu. Media sosial yang sudah dibuatkan antara lain Instagram dan Facebook. Dan untuk e-commerce, jenang Al-Mursyida sudah terdaftar di Shopee. Beberapa hal lain yang aku lakukan adalah melakukan pemotretan produk, mengedit, dan memposting katalog produk ke akun Instagram.

Kunjungan UMKM Jenang Al-Mursyida (Foto Milik Pribadi)
Kunjungan UMKM Jenang Al-Mursyida (Foto Milik Pribadi)

Untuk mempromosikan produk jenang, aku memposting foto produk beserta deskripsinya ke marketplace Facebook yang dapat dijangkau oleh publik dan grup jualan Facebook yang berisi orang-orang yang sebagian besar adalah warga dengan domisili Kudus. Meskipun tidak banyak, namun terdapat kenaikan penjualan setelah posting produk di akun media sosial dan e-commerce. Pembeli datang dari dalam maupun luar kota. 

Untuk pembelian yang datang dari luar kota, aku menyarankan untuk memakai ekspedisi pengiriman JNE kepada pemilik UMKM jenang. Selain cabang yang dekat dari rumah, ongkos kirim JNE juga relatif murah. JNE menjadi penghubung penting antara produsen dengan konsumen jenang. Alhamdulillah, proses pengiriman jenang ke luar kota dapat berjalan dengan aman dan lancar.

Sebagai warga negara yang cinta tanah air, aku gemar membeli produk dalam negeri, terutama produksi UMKM. Produk-produk yang aku beli sangat beragam. Mulai dari makanan, fashion, kebutuhan rumah, dll. Mendukung UMKM dengan membeli produk-produknya adalah aktualisasi yang tepat sebagai warga negara yang cinta tanah air, loh. Secara tidak langsung, kamu juga turut serta membantu pertumbuhan perekonomian dalam negeri karena UMKM adalah sektor yang menjadi motor penggerak roda perekonomian. Keren kan?

Beberapa produk UMKM yang pernah aku beli:

  1. Sambal Cumi dan Sambal Teri

Sambal ini adalah sambal kesukaanku. Tidak hanya varian cumi dan teri, sambal ini juga tersedia varian lainnya seperti lamongan, bawang, dan tomat, loh. Sambal ini diproduksi oleh sebuah UMKM di Temanggung, Jawa Tengah. 

Foto milik pribadi
Foto milik pribadi
  1. Boci Maknyos

Baso aci atau boci adalah makanan selingan favoritku hehe. Varian boci ini sangat beragam, ada rangu, mercon, kriwil, siomay, dll. Boci Maknyos ini diproduksi oleh sebuah UMKM di Batang, Jawa Tengah. 

Foto milik pribadi
Foto milik pribadi
 
  1. Gamis Batik

Gamis ini aku beli di sebuah toko di kota tempatku tinggal. Lebih tepatnya sebuah toko batik di dekat Menara Kudus. Toko ini menjual berbagai fashion batik seperti kemeja dan rok. 

Foto milik pribadi
Foto milik pribadi
  1. Jenang Al-Mursyida

Tidak lupa aku mencicipi jenang sebagai UMKM yang aku bantu dalam sebuah tugas proyek kewirausahaan. Jenang Al-Mursyida asli produksi kota Kudus, Jawa Tengah. Rasanya manis dan legit. 

Foto milik pribadi
Foto milik pribadi

Untuk produk-produk yang aku beli dari luar kota Kudus, aku biasanya membelinya lewat e-commerce dan pastinya pakai ekspedisi JNE agar cepat sampai, aman, dan pastinya gratis ongkir. 

Selain membeli produk, aku juga menjual, loh. Lebih tepatnya menjual kembali. Jadi aku adalah seorang mahasiswa dan salah satu pemilik UMKM online shop di kota Kudus. Aku berjualan produk fashion wanita, seperti kemeja, blouse, jilbab, sepatu, dll yang aku beli dari e-commerce dan ku pasarkan kembali. Platform Facebook adalah yang paling sering aku gunakan. Banyak sekali pelanggan dari luar kota yang berminat untuk membeli.

Foto online shop milik pribadi
Foto online shop milik pribadi

Pemasaran dengan media sosial sangat efektif dan menjangkau pelanggan dari berbagai daerah. Nah, karena jarak antara penjual (aku) dan pembeli sangat jauh, tidak memungkinkan untuk bertransaksi dengan bertemu secara langsung, maka diperlukan sebuah jasa ekspedisi sebagai mediator yang membantu proses pengiriman produk. 

Nah, apa ya kira-kira ekspedisi yang aman dan cepat sampai? Ada rekomendasi? JNE adalah jawabannya! Dari beberapa pembeliku yang berasal dari luar kota juga memintaku untuk mengirim produk ke mereka dengan ekspedisi JNE. Untuk pembeliku yang berasal dari kota Kudus, terkadang juga memintaku untuk memaketkan barangnya dengan JNE, karena tidak ada waktu untuk COD. Jadi, aku sangat senang karena JNE dapat menjadi penjembatan antara aku dan pembeliku yang berjauhan ataupun yang tidak sempat untuk COD denganku.

Kenapa JNE? JNE menjadi salah satu jasa ekspedisi atau pengiriman barang terbaik di Indonesia, loh. Pengiriman barang juga diproses sangat cepat dan aman. Jadi, aku dan pelaku UMKM lainnya tidak perlu khawatir terhadap kecepatan sampai dan keamanan produk dalam proses pengiriman. Untuk melacak status pengiriman barang juga sangat mudah dan bisa lewat online. 

Dari segi biaya pengiriman, JNE mematok ongkos yang murah, namun kualitas pengirimannya tetap memuaskan. Patokan ongkos kirim dari tempat satu ke tempat lainnya juga dapat dicek secara online. Ini yang aku suka dari ekspedisi JNE. JNE juga sudah bekerja sama dengan e-commerce seperti Lazada, Tokopedia, dan Shopee. Jadi, ketika aku berbelanja di sana untuk melakukan kulak barang, sudah tidak perlu khawatir mikirin ongkos kirim, karena ada potongan ongkos kirim hingga gratis, loh. Jempol untuk JNE!

Karena jualanku tidak hanya barang-barang kecil, namun juga ada barang besar dan berat seperti sepatu, JNE menyediakan paket pengiriman yang pas dan sesuai kebutuhanku. Dan ketika aku menemukan masalah dalam proses pengiriman paket juga tidak menjadi masalah besar, karena JNE memiliki layanan customer service yang siap memberi solusi dari permasalahan yang dikeluhkan.

 Nah, yang paling penting, JNE memiliki fitur Cash On Delivery (COD) atau bayar di tempat. Nah, pembeli di luar sana tidak perlu khawatir lagi terhadap potensi penipuan yang dilakukan oleh penjual. Kebanyakan dari pembeliku yang berasal dari luar daerah memakai sistem COD ini. Aku sangat berterima kasih kepada JNE karena menjadi penjembatan antara aku sebagai pelaku UMKM dan konsumenku. Karena JNE, UMKM ku tetap eksis dan tetap bisa melakukan pengiriman produk ke luar daerah. Sukses untuk JNE!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun