Bukan gak mau move on nih, tapi mengingat SEJARAH itu perlu lho. Termasuk awal-awalnya ada ilmu kependudukan.
Pernah denger kata equilibrium? Tepat! Itu artinya keseimbangan. kalau ada kematian alias mortalitas maka ada juga yang dinamakan kelahiran atau natalitas.
Dari buku jadul David Hay yang berjudul Human Population jumlah penduduk dunia, 25 ribu tahun yang lalu itu diperkirakan 3 juta saja. Lalu fenomena ledakan penduduk muncul pada abad-abad terakhir dan diperkirakan tahun 2025 penduduk dunia mencapai 8 Milyar jiwa. Wow...
Gimana dengan indonesia? Raffles, pernah denger kan namanya. Rupa-rupanya pernah tuh bikin sensus penduduk cuma hanya di pulau Jawa. Tahun 1815 diperkirakan jumlah penduduk Jawa sebesar 4,5 juta jiwa. Dan kemudian, 85 tahun kemudian berjumlah 28,5 juta. Ada penelitian dari B Peper yang menyanggah informasi Raffles, karena katanya penduduk jawa pada tahun 1800 itu sekitar 8-10 juta jiwa.
Ok. Siapapun yang benar, kita dapat simpulkan bahwa tiap tahun penduduk itu bertambah gak pernah berkurang. Kecuali terdapat bencana. Info penting nih dari seorang temen, begini katanya : Ternyata super erupsi Gunung Purba Toba di akhir masa pleistocene (+/- 20.000 tahun yg lalu) yg mempengaruhi iklim dunia, menimbulkan perdebatan beberapa ahli sekitar tahun 90-2000an, dimana sebagian (Ambrose, Rampino & Self) meyakini akibat letusan ini menyebabkan human population bottleneck yg bahkan di tulisan Openheimer (2002) meyakini kalau bencana itu menyebabkan populasi manusia saat itu mendekati kepunahan (wow ga sih), yang kemudian disanggah oleh Hardy & Smith (2003).
 Mengenai sensus Raffles 1815 atau 2 tahun setelah letusan dahsyat Gunung Krakatau yg kekuatannya sekitar 13.000 kali little boy, bom atom yg dijatuhkan sekutu di Hiroshima. Pada saat itu terengut 36.000 jiwa yg tentu banyak juga dari Pulau Jawa, terutama bagian barat Banten. yg menarik buat saya, pada tahun 1883 itu bersamaan dengan runtuhnya Kesultanan Banten (menurut wikipedia) tapi tampaknya gak banyak yg mengulas mengenai hubungan letusan krakatu, terenggutnya sekian ribu jiwa di banten, dan runtuhnya kerajaan Banten.
Demikian pula kaitannya letusan Gunung Kelud yg konon merenggut 10.000 jiwa dengan budaya Majapahit, belum lagi Letusan Gunung Tambora (1815), yg merenggut lebih dari 71.000 jiwa, dan menyebabkan kegagalan panen di seluruh dunia, karena menyebabkan turunnya suhu dunia dan menjadikan tahun tanpa musim panas di belahan utara bumi (thanks banget Kang Jod). Ok, dan Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk indonesia itu 237,6 juta jiwa.
Sebelum bahas lagi tentang jumlah penduduk, mari kita lihat sejarah ilmu kependudukan. Dari sumber pustaka yang saya baca, dulu banget seabad silam, seorang Yunani bernama Guillard pertama kali menggunakan kata DEMOGRAFI, digunakan sebagai sinonimnya dari kata POPULATION STUDY. Naaah, kalo POPULATION itu bersumber dari bahasa latin.
Tentang pencatatan statistika kependudukan itu dilakukan oleh John Graunt (1620-1674) warga Inggris. Ada buku yang dibuatnya dengan judul Natural and Political Observation Mentioned in a following index and Made Upon The Bills of Mortality (Judulnya panjang banget). Disitu dituliskan tentang analisis mortalitas dan selebihnya mengenai fertilitas, migrasi, perumahan, data keluarga, perbedaan antara kota dan negara dan jumlah penduduk laki-laki yang berada pada kelompok umur militer. Graunt dikenal sebagai bapak demografi. Selain Graunt ada ahli statistika juga bernama William Petty (1623-1687) dan Edmund Halley (1656-1742).
Berikutnya mulailah perhatian publik terhadap masalah kependudukan. Dan apakah anda juga mulai merasakan perhatian lebih terhadap masalah kependudukan? ^^
Kalau IYA, bahasan kita berikutnya adalah apa sih demografi itu. Naaah, kalau GAK tertarik maka bahasan kita berikutnya adalah apa itu demografi. Hahaha.. Sama ajaaa..
sumber :
1. Sri Moertiningsih, Dasar-dasar demografi edisi 2, penerbit salemba empat, 2013
2. Said Rusli ilmu kependudukan edisi revisi, LP3ES, 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H