Mohon tunggu...
Anita Kencanawati
Anita Kencanawati Mohon Tunggu... Penulis - Ketua WPI (Wanita Penulis Indonesia) Sumut

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Pesona Kawasan Mandeh, Raja Ampatnya Sumatera Barat

7 Mei 2022   16:03 Diperbarui: 7 Mei 2022   23:28 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi Anita Kencana Wati
Dokumentasi pribadi Anita Kencana Wati

Dokumentasi pribadi Anita Kencana Wati
Dokumentasi pribadi Anita Kencana Wati

Menikmati Pesona Mandeh, Raja Ampatnya Sumatera Barat

Saat ini, Kawasan Mandeh merupakan salah satu tempat wisata favorit di Sumatera Barat. Hal itulah yang membuat saya  tertarik berkunjung ke Kawasan Mandeh, akhir Februari 2022 lalu.

Berawal dari rasa penasaran melihat postingan kawan-kawan di facebook yang memperlihatkan betapa indahnya pemandangan Kawasan Mandeh, saya langsung tertarik pada tawaran seorang sahabat yang tinggal di Padang memberi alternatif dua pilihan tempat wisata yang bisa saya kunjungi bersamanya yaitu Kawasan Mandeh atau tempat wisata di Pariaman. "Kawasan Mandeh," kata saya penuh semangat.

Kami berangkat pukul 10.00 WIB pagi dari Kota Padang. Sebelum sampai ke Kawasan Mandeh, kami makan siang dulu di salah satu rumah makan di Painan. Ada gulai ikan yang enak di rumah makan tersebut. Selesai makan dan salat Zuhur, kami melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 13.00 WIB, kami sampai di Kawasan Mandeh.

Kawasan Mandeh merupakan perpaduan antara bukit dan teluk seluas 18.000 hektare dengan dihiasi pulau-pulau kecil yang berada di bagian tengah teluk. Hal itu menjadikan Kawasan Mandeh ini dikenal sebagai Raja Ampatnya Sumatera Barat.

Terletak di Kecamatan Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan. Objek wisata ini dapat ditempuh hanya 2 jam dari Kota Padang menggunakan jalur darat.

Istilah Mandeh sendiri dalam bahasa minang artinya bundo atau bunda atau ibu, sehingga kawasan ini dianggap sebagai induk kepulauan oleh masyarakat dan penduduk setempat.

Pulau- pulau atau objek yang bisa dkunjungi di Kawasan Mandeh yaitu Pulau Setan, Pulai Traju, Pulau Sironjong besar, Pulau Sironjong kecil, Pulau Marak, Pulau / Desa Kapo --kapo, Sungai Nyalo/ Gemuruh yang dikenal dengan air terjunnya.

Salah satu pulau yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan di kawasan Mandeh adalah Pulau Setan. Sebenarnya, nama Pulau Setan ini yang membuat saya paling penasaran ingin melihatnya langsung ke Kawasan Mandeh. 

Namun setelah sampai di Kawasan Mandeh, ternyata untuk ke Pulau Setan itu harus naik perahu, membuat saya tak jadi ke pulau itu. Saya tak membawa baju pengganti. Bagaimana jika dalam perjalanan dengan perahu, baju yang saya pakai basah?  

Apalagi sahabat saya pun nampak tak bersemangat untuk naik perahu. "Nanti kamu hitam lho, kalau naik perahu di hari terik begini," katanya pula mengingatkan saya. Ya, saat kami sampai di Kawasan Mandeh, matahari memang sedang terik-teriknya. Kami pun sepakat hanya mengelilingi pinggiran Kawasan Mandeh dengan mobil saja.

Oiya, tentang Pulau Setan, meskipun namanya seram, namun pada kenyataanya tidak demikian. Menurut cerita, nama asli pulau tersebut ialah Pulau Sutan yang kemudian berubah seiring waktu akibat pelafalan masyarakat setempat.

Pulau Setan memiliki daya tarik tersendiri di mana pasir pantainya yang masih putih bersih, air laut yang biru, ombak yang cukup tenang, serta memiliki puncak bukit sebagai spot terbaik menikmati panorama alam dari ketinggian.

Sebenarnya, banyak kegiatan yang dapat wisatawan lakukan di Kawasan Mandeh, mulai dari snorkeling, lompat keindahan tebing, berenang, naik, nikmati hutan bakau, kegiatan olahraga air: selam scuba, memancing, dan kegiatan lainnya.

Wisata Mandeh juga memiliki keindahan bawah laut, terumbu karang dan biota laut yang menakjubkan. Konon, ada sekitar 70 Hektar terumbu karang yang masih terawat. Di kawasan Mandeh juga terdapat hutan bakau seluas 389 hektare dan juga berbagai biota laut yang beraneka ragam.

Meski saya hanya menikmati pesona Kawasan Mandeh dari dalam mobil, namun hal itu sudah cukup menyenangkan. Setiap kali ada warung di pinggir jalan, kami berhenti sebentar untuk duduk dan beristirahat sambil memandang keindahan Kawasan Mandeh.  

Kadang hanya memesan teh manis hangat, mie rebus, air kelapa muda, atau hanya membeli air mineral. Tentu saja sambil mengobrol dengan pemilik warung yang melayani kami dengan sangat ramah. Kami bertanya berbagai hal tentang Kawasan Mandeh dan mereka menjawabnya. Di warung-warung tersebut ada juga yang menyediakan toilet. Setiap yang masuk ke dalam toilet, dikenakan bayaran Rp 2.000.

Jangan khawatir, jika kita ingin salat, di pinggir jalan juga ada mesjid kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun