Mohon tunggu...
anitaintana
anitaintana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Hobi traveling

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ekonomi Indonesia di Balik Industri Fast Fashion: Berkah atau Bencana?

2 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 1 Januari 2025   23:25 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: (https://id.pinterest.com/pin/70720656644456052/)

Fast fashion turut memengaruhi pola konsumsi masyarakat Indonesia. Orang-orang sebelumnya membeli pakaian berdasarkan kebutuhan dan daya tahannya dalam jangka panjang. Namun, dengan hadirnya fast fashion yang menawarkan harga murah dan barang-barang yang selalu sesuai dengan tren terbaru, masyarakat mulai terjebak dalam pola konsumsi berlebihan. Pakaian yang dibeli biasanya hanya digunakan beberapa kali sebelum dibuang, dan siklus konsumsi ini akan terus berlanjut.

Fenomena ini semakin terlihat di kalangan remaja, yang lebih suka mengikuti tren dengan membeli pakaian baru setiap minggu. Pergeseran pola konsumsi ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang konsumtif, yang pada gilirannya dapat mengurangi tabungan masyarakat dan meningkatkan ketergantungan pada barang impor.

Solusi atau Upaya Pengurangan Dampak Negatif dari Fast Fashion  

Setiap individu memiliki peran penting dalam pengurangan dampak dari fast fashion baik terhadap lingkungan maupun ekonomi. Sering kali kita tidak sadar telah mendukung  fast fashion akibat dari kita melihat dan mengikuti influencer nasional maupun internasional. Untuk itu, kita sebagai individu juga harus lebih pintar dalam mengikuti tren yang ada. Meskipun sulit untuk memberhentikan fast fashion secara langsung, tapi setidaknya dari diri kita dapat berkontribusi untuk mengurangi konsumsi berlebihan terutama terhadap fast fashion dan mendorong perubahan menuju sustainable fashion.

Berbagai merek lokal juga harus mulai menerapkan prinsip keberlanjutan dalam produksi mereka, seperti menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan membuat pakaian yang tahan lama. Pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada bisnis yang menerapkan praktik ramah lingkungan. Selain itu, untuk upaya dari pemerintah sendiri adalah membantu usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk bersaing dengan perusahaan besar melalui program pelatihan dan bantuan keuangan. Pemerintah juga dapat mengatur impor pakaian bekas dan membatasi pengiriman barang fast fashion yang merugikan industri lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun