Mohon tunggu...
anitaintana
anitaintana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Hobi traveling

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ekonomi Indonesia di Balik Industri Fast Fashion: Berkah atau Bencana?

2 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 1 Januari 2025   23:25 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: (https://id.pinterest.com/pin/70720656644456052/)

"Fast fashion isn't free. The environment pays the price." -- Lucy Siegle

Fast fashion telah menjadi fenomena global selama beberapa dekade terakhir, tak hanya merubah cara berpakaian orang kebanyakan tetapi juga mempengaruhi perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia. Fast fashion sering dikritik karena mengeksploitasi tenaga kerja, termasuk anak-anak, dalam rantai pasokannya. Salah satu merek fast fashion terbesar, Shein asal China, baru-baru ini menjadi perhatian setelah mengungkapkan kasus pekerja anak yang bekerja di pabriknya. Shein menemukan dua pelanggaran yang melibatkan pekerja anak pada tahun 2023.

Fast fashion adalah produksi dan launching produk baru dalam industri fashion yang terjadi sangat cepat dan tidak sustainable. Tujuan utama dari fast fashion adalah memproduksi pakaian baru dalam jumlah yang besar yang didasari dengan model-model yang sedang tren di pasaran internasional maupun nasional yang dibuatnya dengan waktu singkat untuk dijual langsung pada konsumen. Fast fashion memengaruhi industri tekstil, perdagangan, dan pola konsumsi orang Indonesia dengan menawarkan pakaian yang murah dan dibuat dengan cepat dan mengikuti tren terbaru. Meskipun memiliki beberapa keuntungan finansial, efek negatifnya juga tidak dapat diabaikan. 

Pengaruh fast fashion terhadap ekonomi Indonesia akan dibahas dalam artikel ini dari berbagai sudut pandang.

  • Kontribusi terhadap perekonomi nasional

Indonesia adalah salah satu negara dengan sektor tekstil dan pakaian jadi yang berkembang pesat. Sektor ini menyumbang sekitar 6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, menjadikannya salah satu sektor industri terbesar di Indonesia. Banyak pabrik pakaian dan tekstil yang tersebar di seluruh Indonesia menunjukkan betapa pentingnya industri ini bagi perekonomian negara. Brand fast fashion di indonesia didominasi oleh brand-brand luar atau internasional seperti H&M, Zara, Uniqlo yang turut berkontribusi terhadap sektor pertumbuhan. Industri fast fashion turut berperan sebagai pendorong utama dalam industri ritel karena produknya dapat memenuhi permintaan pasar dengan harga yang terjangkau melalui produksi massalnya. Hal ini mendorong pertumbuhan sektor ritel dan perdagangan yang cepat, yang menghasilkan lapangan kerja baru dan menarik investasi asing.

Namun, selain manfaat ekonomi yang diperoleh, ada beberapa hal yang menjadi fokus utama kita.

  • Tantangan bagi Industri Lokal dan UMKM

Meskipun fast fashion terlihat memberikan banyak kontribusi terhadap ekonomi diIindonesia maupun global, akibat dari fenomena ini adalah munculnya tantangan besar bagi pelaku UMKM di sektor fashion lokal. Banyak UMKM lokal, terutama dalam industri tekstil dan pakaian, menghadapi kesulitan untuk bersaing dengan produk fast fashion yang harganya jauh lebih murah. Produk lokal seringkali memiliki biaya produksi yang lebih tinggi, sehingga sulit bersaing dalam hal harga dan kecepatan produksi. Fast fashion dapat memproduksi ribuan item pakaian dalam waktu yang sangat singkat, sementara banyak pelaku UMKM lokal harus bekerja dengan kapasitas produksi yang lebih terbatas.

Selain itu, fast fashion sering mendominasi pusat perbelanjaan dan pasar e-commerce, sehingga produk lokal semakin terpinggirkan. Akibatnya, ketimpangan antara industri besar dan kecil semakin memburuk, dan pada akhirnya, UMKM tidak memiliki kesempatan untuk maju dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

  • Dampak bagi Lingkungan yang Merugikan 

Salah satu sisi gelap dari fast fashion adalah dampaknya terhadap lingkungan. Penggunaan sumber daya alam yang besar, seperti air, energi, dan bahan kimia berbahaya, diperlukan untuk proses produksi yang cepat dan masif. Pakaian yang dibuat dalam jumlah besar juga seringkali tidak bertahan lama dan cepat menjadi limbah tekstil. Indonesia menjadi salah satu negara yang paling banyak menerima pakaian bekas dari negara lain, menambah masalah lingkungan. Terlebih lagi Indonesia masih belum baik dalam pengelolaan sampah yang nantinya menjadikan pr baru bagi Indonesia.

Tekstil adalah salah satu industri yang paling banyak menyebabkan polusi di dunia, dan Indonesia tidak terkecuali. Dengan munculnya industri fast fashion, limbah tekstil semakin sulit dikelola, dan banyak pakaian yang tidak terpakai akhirnya dibuang atau dibakar. Selain itu, budaya konsumsi berlebihan yang didorong oleh fast fashion hanya memperburuk masalah sampah dan polusi.

  • Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun