Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, sejak 21 Oktober, setidaknya 451 truk telah memasuki Gaza. 158 truk di antaranya berisi makanan berupa; ikan kaleng, pasta, tepung terigu, pasta tomat kaleng, dan kacang kaleng. Peralatan medis diangkut dalam 102 truk, air dan alat kebersihan sebanyak 44 truk, 32 truk berisi barang non-konsumsi serta 8 truk lainnya mengangkut perbekalan makanan. Sedangkan sisanya mengangkut berbagai kebutuhan yang diperlukan.Â
Adanya hambatan dalam pengiriman subsidi bahan bakar di Jalur Gaza, menyebabkan terancamnya ribuan nyawa manusia di sebuah rumah sakit, yang memerlukan bahan bakar untuk mengoperasikan alat-alat medis. Â
Kementerian Dalam Negeri di Gaza, menyatakan bahwa pabrik roti tidak lagi beroperasi karena tidak adanya gandum dan bahan bakar. Blokade dan pengeboman yang terus dilakukan Israel di Jalur Gaza menjadi alasan utama hancurnya sejumlah pabrik roti. Menurut Program Pangan Dunia (WFP), yang didirikan FAO, hal ini berhubungan dengan 23 pabrik roti di Gaza, tetapi, saat ini, hanya ada satu toko roti yang tersisa.Â
Hanya satu pabrik roti yang dibangun dari toko roti yang dikontrak oleh WFP. Delapan toko roti lainnya berada di wilayah selatan dan tengah, menyediakan roti secara berkala ke tempat penampungan, bergantung pada ketersediaan tepung dan bahan bakar.
WFP telah memperingatkan bahwa stok pangan di Gaza hampir habis. Ia mengatakan bahwa setiap orang yang menerima bantuan pangan, setidaknya ada enam orang lagi yang membutuhkannya.Â
Bagaimana dampak kekurangan nutrisi pada anak?
Setiap tubuh manusia membutuhkan pola makan seimbang yang kaya akan vitamin untuk menjaga fungsinya tetap optimal. Pada anak-anak, mereka lebih cepat merasakan lapar, karena pertumbuhan dan perkembangan otaknya bergantung pada gizi yang diterimanya.
Menurut WHO, kekurangan makanan atau malnutrisi pada anak-anak menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan kiurus, selain masalah kurangnya berat badan. Kekurangan gizi menghambat perkembangan struktur fisik dan kognitif anak-anak, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit dan kematian.
Nutrisi yang tidak mencukupi saat hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi stunting.
Tidak mendapatkan perawatan medis
Menurut pernyataan WHO, perempuan dan anak-anak menanggung beban terberat akibat pemboman fasilitas kesehatan dan kekurangan bantuan. Wanita hamil melahirkan setiap saat, tidak dapat mengakses fasilitas kesehatan tempat mereka melahirkan dengan kondisi yang baik, dokter juga melakukan operasi caesar tanpa anestesi.