Mohon tunggu...
Anita Hayu Solikhah
Anita Hayu Solikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi membaca karya fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kurangnya Suplai Gizi dan Medis bagi Anak-Anak Gaza

16 November 2023   10:04 Diperbarui: 16 November 2023   10:10 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Palestina- Serangan zionis Israel di Jalur Gaza, yang pecah sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan korban sipil Palestina terus berjatuhan. Menurut data statistik kementerian kesehatan Palestina pada 12 november, jumlah korban meninggal tercatat sebanyak 11.078 dengan 4.506 di antaranya merupakan anak-anak. Sedangkan untuk korban luka mencapai 27.490, 8.663 di antaranya masih anak-anak. 

Pada tanggal 9 Oktober 2023, tentara Israel melakukan pengepungan total di Jalur Gaza, yang telah mereka blokade selama 17 tahun. Tentara Israel melarang masuknya air dan makanan di wilayah Gaza. Dua hari kemudian, mereka memutus aliran listrik dan melarang masuknya bantuan serta bahan bakar.

Peperangan ini menyebabkan Satu setengah juta penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka. Penderitaan penduduk Gaza semakin parah dengan kurangnya persediaan kebutuhan pokok. Menurut sebuah laporan yang dipublikasikan oleh chanel " French 24," pada minggu pertama perang, 6 sumur air, 3 pabrik limbah air, sebuah tangki air, dan pabrik desalinasi yang telah melayani lebih dari satu juta orang ,telah rusak, akibat serangan udara yang dilontarkan oleh Israel. 

Kelangkaan air

Organisasi HAM Internasional sebelumnya telah memperingatkan bahwa kondisi air di Gaza semakin memburuk. Pada tahun 2021, Institut Global untuk Air, Lingkungan, Kesehatan dan Observatorium Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania, menggambarkan air di Gaza sebagai air yang tidak layak minum, hasil menunjukkan, sebanyak 97% air yang digunakan di Jalur Gaza tidak layak untuk dikonsumsi.

Mayoritas warga Gaza meminum air yang tercemar dan asin karena pabrik desalinasi, yang digunakan untuk mengubah air laut mejadi air minum telah rusak. Mereka mengantri selama beberapa jam dengan harapan mendapatkan air yang layak untuk diminum. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap orang membutukan sekitar 50 hingga 100 liter air setiap harinya. Namun, pada aplikasinya, di Gaza, rata-rata jatah harian setiap orang hanya tiga liter air, jatah ini sudah termasuk sebagai air minum dan juga air kebersihan. 

Kurangnya konsumsi air putih pada seseorang berdampak langsung pada ginjal dan akan menjalar ke jantung. Dampak dehidrasi pada bayi sangat cepat, bahkan sering menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, hal ini menyebabkan rasa pusing dan denyut nadi cepat karena jantung memompa darah lebih cepat untuk mempertahankan oksigen.

Air merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, ini karena sebagian besar tubuh manusia, terdiri dari 60% air. Dehidrasi yang terjadi pada bayi dapat menyebabkan kematian dalam beberapa jam. Sedangkan, pada orang dewasa, dehidrasi dapat mengakibatkan kematian dalam dua hingga empat hari. 

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), yang dinaungi oleh PBB, mengatakan bahwa, 80% penduduk Gaza benar-benar menderita karena ketiadaan pangan yang sudah dialami sebelum pecahnya perang pada 7 Oktober. Hampir setengah dari populasi Gaza, sebanyak 2,2 juta penduduk bergantung pada bantuan pangan dari badan Bantuan dan Pengoperasian pengungsi Palestina oleh PBB (UNRWA).

Sebelum tanggal 7 Oktober, jumlah truk makanan yang diperbolehkan memasuki Jalur Gaza mencapai 500 truk per hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun