Mohon tunggu...
anita hayatunnufus
anita hayatunnufus Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA UIN MALIKI

BELAJAR ITU WAJIB, JANGAN LUPA IKHLAS :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku

17 Februari 2020   21:31 Diperbarui: 17 Februari 2020   21:32 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Review Buku 'Orientasi ke Arah Pemahaman Pemikiran Filsafat Ilmu'

Karya : Prof. Dr. Mukhtar Latif, M. Pd.

            Sejak lahirnya manusia di dunia ini, sebenarnya mereka telah memiliki ilmu pengetahuan sebagai bekal hidupnya untuk hari ini dan akan datang. Dengan kecerdasan otak manusia, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, ditemukan teknologi modern yang super canggih dan lain sebagainya. Namun tetap saja, manusia memiliki keterbatasan.

            Gilbert Highet (2010) mengemukakan tentang karakter dan kekuatan berfikir filsuf. Menurutnya sejarah memang membuktikan bahwa fisik manusia bisa hancur, berbeda dengan pemikiran manusia yang akan tetap hidup karena memiliki nilai-nilai keluhuran. Kemudian Gilbert juga mengatakan bahwa perjalanan pikiran manusia inilah yang mengeluarkan manusia dari zona kebodohan (kebiadaban) menuju kearah kebijaksanaan. Pemikiran secara filosofis juga membantu menyingkap keluhuran manusia dalam menemukan jalan keluar atau menyelesaikan masalah dalam hal kebodohan dan kemiskinan.

            Filsafat ilmu merupakan kreativitas seorang filsuf dengan keilmuannya yang menggunakan logika dalam berpikir untuk melahirkan ilmu pengetahuan yang beragam pada sebuah pohon ilmu yang kemudia diantarkan dan dikembangkan menjadi cabang yang banyak secara sendiri. Adanya beragam pandangan dan hakekat filsafat, telah menjadi cikal bakal bagi filsuf berikutnya untuk mengembangkan filsafat menjadi cabang ilmu pengetahuan, bahkan melahirkan filsafat ilmu menjadi ilmu sendiri. Filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik dari sisi ontologis, temologis, dan aksiologis yang dilakukan melalui proses dialektika secara mendalam yang sistematis dan bersifat spekulatif. Kemudia pengertian filsafat ilmu itu sangat beragam, seperti yang dikemukakan oleh Endang Komara (2011).

            Filsafat ilmu sangat berkembang dengan pesat, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang dilahirkan oleh para ilmuan. Dan berkembangnya filsafat ilmu mengantarkan berbagai disiplin ilmu baru yang tentunya memperluas pembahsan wilayah filsafat ilmu, baik cakupan fisika ataupun metafisika. Pada dasarnya ilmu memiliki dua objek, yaitu ojek material (penyelidikan) dan objek formal (metode untuk memahami ilmu tersebut). Seoerti pendekatan induktif dan deduktif. Beberapa metode khas yang digunakan dalam filsafat yakni ditulis oleh Anton Bakker dalam bukunya Metode-Metode Filsafat : (a)metode kritis, (b) metode intuitifnya plotinos, Bergson, (c) metode skolastik Thomas Aquinas (d) metode geometris rene descartes (e) metode eksperimental David Hume (f) metode kritis-transedental dari immanuel kant (g) ,etode neoskolastik (h) metode dialektis dari hegel (i) metode analatika Bahasa dari Ludwig Wittgenstein.

            Dan cara untuk memahami tujuan filsafat ilmu secara lebih jauh dan mendalam, maka harus dipahami terlebih dahulu bagaimana cara kerja filsafat ilmu, yang memiliki pola spesifik dalam menggali dan menelaah pengetahuan melalui sebab musabab dari gejala imu pengetahuan. Selanjutnya, mempelajari filsafat ilmu, merupakan implikasinya bagi seorang ilmuan atau akademisi untuk : sebagai pijakan dasar dalam ilmu penetahuan, sebagai penyadaran koseptual yang terjebak dalam pola piker "Menara gading".

            Dari keberagaman pandangan yang dikemukakan oleh para pakar atau para ahli,esensi filsafat yaitu telaah kefilsafatan tentang suatu objek tertentu yang mengandalkan pemikiran yang mendalam atau radic dengan menggunakan hukum skeptic dan dialektika untuk melahirkan suatu ilmu yang melandaskan objeknya pada Tuhan, alam, dan manusia. Filsafat muncul kira-kira pada abad ke-7 SM. Dan filsafat muncul ketika orang-orang mulai  berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan sekitar. Dan untuk mencari jawabanmereka sudah tidak lagi menggatungkan diri kepada agama dalam pencarian jawaban. Kemudian ada juga sejarah filsafat yang sejarahnya berdasarkan wilayah, antaranya bagian barat, timur, dan lain-lain (yang telah dijelaskan di buku).

            Pada hakikatnya hakikatnya dasar ilmu pengetahuan bertolak dari ontology, epistemology, dan aksiologi. Ketiga dasar tersebut pengetahuan ini menunjukkan bahwasanya manusia dalam hidupnya harus bisa atau dapat memahami tentang kehidupan kesehariannya. Kemudian manusia juga harus bisa membedakan hal-hal yang bersifat kerohanian dan kejasmanian.

            Dalam pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan tidak hanya cukup ilmu itu dibuktikan dengan materi-materi atau teori-teori yang telah ditemukan atau didapatkan, tetapi juga harus disertai dengan kelogisan atau bukti atau kebenaran yang memang mutlak diperlukan. Dan kebenaran itu muncul akibat rasa keingin tahuan berkat adanya kekuatan akal yang dimiliki oleh manusia. Berfikir secara ilmiah itu merupakan cara berpikir logika yang masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan. Sarana berpikir ini memiliki metode yang bahasanya sebagai alat komunikas (mudah dipahami).

            Kemudian di zaman sekarang ini, yang penuh akan kecanggihan teknologi, dan berkembangnya ilmu pengetahuan maka manusi dituntut untuk berpikir secara logika dan masuk akal dalam meyakinkan suatu hal atau menemukan sesuatu yang baru. Yang mana penemuan itu dapat diterima oleh akal dan dapat dipertanggung jawabkan. Kemudia pola pikiryang sistematis dan kritislah yang sangat dibutuhkan atau diperlukan dalam hal ini.

            Dibuku ini, filsafat dijelaskan dengan sangat jelas, baik dari sisi sejarahnya, hakekatya, objeknya, metodenya, dan bahkan para pendapat pakar filsuf pun disebutkan dibuku ini. Dan buku ini sangat diperlukan bagi pelajar yang ingin mengembangkan pemikirannya dalam filsafat ilmu, agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memaknai filsafat ilmu karena jika salah dalam memahami suatu akan berakibat fatal, bahkan bisa menyesatkan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun