Mohon tunggu...
Anita Cahyani
Anita Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang

Saya bernama Anita Cahyani, seorang Mahasiswi Ilmu Komunikasi dari Universitas Muhammdiyah Malang. Sejujurnya, saya bisa berada disini untuk melaksanakan tugas ujian saya yaitu dengan membuat tulisan yang berhubungan dengan media. Dan saya memilih Kompasiana sebagai media yang akan menerbitkan tulisan saya. Untuk mengenai informasi dan seputarnya bisa menghubungi saya di WA: 087753583514.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Moral pada Pemberitaan di Media

1 Mei 2021   10:59 Diperbarui: 1 Mei 2021   10:59 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pemberitaan dalam sebuah media terdapat berbagai macam kasus yang diberitakan. Khususnya pada media massa itu sendiri tidak sedikit berbagai macam kasus yang diberitakan, kasus mengenai politik, artis maupun masyarakat itu sendiri. Media tidak lagi hanya sebagai sarana untuk menyampaikan sekedar informasi, akan tetapi media pada zaman sekarang bisa berfungsi sebagai boomerang kepada seseorang yang sedang diberitakan.

 Terdapat contoh kasus yang baru-baru saja terjadi pada awalan tahun 2021, yaitu kasus mengenai artis yang bernama GA terkait dengan video syurnya yang tersebar luas di media. Dalam kasus tersebut video syur milik GA tersebar luas dikalangan media dan pihak media mengaitkan kasus tersebut kepada anak dari GA dan mantan suami GA itu sendiri.

Dan yang seperti kita tahu bahwa, jika sebuah kasus yang masih dianggap tabu di kalangan masyarakat, maka tidak sedikit masyarakat yang merasa antusias untuk mengikuti pemberitaan tersebut. Maka dengan adanya media yang menjadi saluran ataupun penyampaian pesan maka, kasus tersebut bisa dengan mudahnya disebarluaskan di berbagai media.

Dengan kasus tersebut, maka disinilah peran media diperlukan. Untuk apa? Media bertanggung jawab untuk berperan sebagai channel dalam menyampaikan, menjembatani dan menyebarluaskan pesan kepada masyarakat. Kategoti media menurut John Vivian (2003), dalam kasus ini sebagai Media Tolak. Mengapa? dikarenakan media tersebut aktif dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan maskud tujuan tertentu.

Disini media befungsi sebagai  Guide or Interpreter (Penunjuk Arah), dimana media berperan sebagai penunjuk arah, interpenter dan penerjemah arah atas berbagai ketidakpastian. Dan juga media dalam kasus ini harus sebagai Filter, dikarenakan tidak semua pemberitaan mengenai video syur milik artis GA tersebut bisa disebarluaskan tanpa difilter terlebih dahulu. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa pihak media melibatkan anak dan mantan suami dari GA pada kasus ini. Seharusnya media menyeleksi terlebih dahulu terkait berbagai hal  untuk diberi perhatian atau tidak dalam kasus tersebut.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan pemberitaan tersebut pasti memiliki efek media jangka pendek yang disengaja, yaitu efek Individual Response dimana pada efek ini apakah masyarakat akan berubah ataupun bertahan terhadap pikiran mereka mengenai image pada artis GA tersebut sebelum adanya kasus ini. Karena terpaan pesan tersebut telah didesain untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap, ataupun perilaku masyarakat yang mendapatkan terpaan pesan tersebut.

Dan terdapat juga efek media jangka pendek yang tidak disengaja dapat timbul akibat pemberitaan kasus tersebut adalah Individual Reaction, dimana konsekuensi yang tidak disengaja ini bisa  terjadi kepada orang terdekat dari artis GA yang disebabkan oleh terpaan dari kasus tersebut. Hal ini bisa menimbulkan efek dalam bentuk peniruan ataupun sebagai pembelajaran dan juga bisa menimbulkan reaksi ketakutan dan kecemasan pada orang terdekat GA tersebut.

Masih terdapat cukup banyak efek yang disebabkan oleh media khususnya pada kasus diatas. Tingginya antusias masyarakat terhadap pemberitaan yang disiarkan oleh media tersebut bisa menimbulkan terjadinya perilaku imitasi yang menjurus untuk meniru hal yang buruk, dengan memberitakan hal-hal yang semestinya bisa difilter terlebih dahulu.  Dan juga media massa menimbulkan efek brutal untuk menyerang seseorang dan merusak nama baiknya. Seperti kasus diatas anak dari GA dan mantan suami GA dilibatkan dalam kasus yang disebabkan oleh GA tersebut.

Jika memang media memiliki tanggung jawab untuk menyeleksi pemberitaan terlebih dahulu, maka tidak akan adanya pemberitaan yang berdampak negatif.  

Ditulis oleh Anita Cahyani, Mahasiswa Ilmu Komunikasi - Universitas Muhammadiyah Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun