Mohon tunggu...
Anita Hadi Saputri
Anita Hadi Saputri Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang ibu | Freelancer

Tertarik pada film, buku dan komik | Email : anita.hadisaputri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review M3GAN: Salahkan Manusia Bukan Teknologinya

10 Januari 2023   15:25 Diperbarui: 10 Januari 2023   20:48 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster M3GAN (dok. Universal Pictures)

Pandemi Covid-19 membuat industri informasi dan teknologi di dunia mengalami akselerasi. Salah satu ceruk yang amat berkembang adalah bidang artificial intelegent atau biasa disingkat AI. 

Sebagai contoh beberapa waktu lalu sempat heboh mengenai AI yang mempu memproduksi hasil seni dua dimensi dengan kualitas menakjubkan hanya dalam waktu singkat. Menakjubkan yang dimaksud disini bukan hanya istilah bombastis ya, namun AI ini mampu mempelajari teknik menggambar para artis yang biasanya dilakukan dengan belajar dan berlatih selama bertahun-tahun hanya dalam waktu singkat kemudian menggunakannya untuk memproduksi hasil karya dengan kualitas hampir sama dengan kualitas gambar asli para artis.

Darimana AI mendapat kemampuan tersebut? Disinilah masalahnya, data yang digunakan AI untuk 'belajar' berasal dari hasil karya aris-artis yang diambil tanpa izin. Produsen AI, para artis dan pihak berwenang sedang mendalami kasus ini dan berusaha menciptakan peraturan baru yang mampu menengahi keduanya.

Bagaimana dengan M3GAN?

M3GAN adalah salah satu film horor yang saya nantikan. Mengapa? Karena James Wan mengambil bagian sebagai penulis naskah dalam film ini. Saya penggemar karya-karya James Wan . Hampir semua film horor yang melibatkan James Wan saya tonton, seperti Insidious, The Conjuring, Annabelle dan banyak lagi. Oleh sebab itu ekspetasi saya cukup tinggi untuk film M3GAN ini.

Sinopsis

M3GAN bercerita tentang robot dengan kemampuan AI yang diciptakan untuk menjadi teman bagi anak-anak bernama Megan. Robot ini baru sebatas penelitian yang belum teruji, namun karena desakan keadaan Megan akhirnya diujicobakan pada seorang anak.

Pencipta Megan adalah Gemma yang diperankan oleh Allison William. Ia adalah seorang programer handal, pencipta mainan, pekerja keras, namun tidak memiliki ketertarikan terhadap anak-anak. 

Suatu hari saudara Gemma mengalami kecelakaan yang mengakibatkan keponakannya tiba-tiba menjadi yatim piatu. Keponakannya ini bernama Katty yang diperankan oleh Violet Mc Graw.

Gemma mengalami kesulitan dalam mengasuh Katty karena selama ini ia tidak tahu ataupun tertarik tentang dunia pengasuhan. Namun ia memaksakan diri untuk menjadi orang tua asuh Katty karena saudaranya pernah menitipkan Katty padanya. Gemma ingin memenuhi janjinya pada saudaranya tersebut.

Singkat cerita yang diketahui Gemma hanyalah soal mainan. Maka ia pun mencoba mendekati keponakannya dengan mainan-mainan buatannya. Kabar baiknya Katty cukup tertarik pada mainan buatan Gemma.

Gemma juga memperlihatkan Megan kepada Katty dan Katty sangat penasaran pada Megan. Gemma kemudian memutuskan untuk merampungkan proses pembuatan Megan dan melakukan uji coba kepada Katty. Awalnya ia berharap Megan mampu memahami Katty dan menjadi penghibur baginya. Sesuatu yang belum bisa dilakukan Gemma pada keponakannya itu.

Apakah Robot AI Ada?

Untuk menjawabnya akan lebih baik jika kita uraikan definisinya. Menurut robots.ieee.org robot adalah seperangkat mesin otonom yang mampu mendeteksi lingkungan, melakukan perhitungan untuk membuat keputusan, dan melakukan tindakan di dunia nyata. Sedangkan Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah ilmu yang bertujuan untuk mengotomatisasi aktivitas yang saat ini membutuhkan kecerdasan manusia.

Jadi bisa dibilang robot AI adalah seperangkat mesin yang mampu melakukan tindakan menggunakan penilaian kecerdasan buatan.

Robot Miko (amazon.com)
Robot Miko (amazon.com)
Nah, robot AI yang memiliki fungsi mirip Megan sebenarnya sudah ada. Beberapa contohnya adalah Miko, Lovot dan Misha. 

Ketiganya memiliki sistem detektor wajah untuk mengidentifikasi penggunanya. Ketiganya juga secara umum berfungsi sebagai hiburan dan teman belajar bagi anak-anak.

Robot Misa (amazon.com)
Robot Misa (amazon.com)
Ketiga robot AI ini mampu mendeteksi perubahan emosi dan dengan sistem AI memberikan tanggapan sesuai emosi penggunanya. Canggih ya?

Bisakah Robot Menggantikan Peran Orangtua?

Jawabannya jelas tidak. Alasan utamanya karena fungsi orang tua lebih banyak yang melibatkan rasa bukan intelegensi. Bayangkan teori parenting yang berbagai macam dan biasanya saling berseberangan harus diolah hingga sampai pada keputusan tindakan pengasuhan tertentu. Biasanya ketok palunya adalah soal perasaan.

Alasan lain adalah daripada memilih robot ada pilihan lain pengganti peran orangtua yang lebih terpercaya, misalnya fasilitas daycare. Fasilitas daycare lebih lengkap, dinamis dan bisa dipilih mana yang sesuai dengan visi dan misi orang tua. Untuk anak yang lebih besar masih ada pilihan full day school. 

Baik daycare atau full day school juga memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan anak lain untuk mengembangkan kemampuan sosial.

Di banyak negara termasuk Indonesia fasilitas daycare dan full day school ini semakin baik dari waktu ke waktu. Pilihannya juga semakin banyak. Orang tua tentu lebih memilih fasilitas ini daripada robot.

Oya, walaupun masuk ke daycare atau full day school, orang tua selalu memilih menjadi pendidik utama. Yah, kalau nggak mau mendidik anak mending memilih jalur child free saja.

Salahkan Orangnya Bukan Teknologinya

Kesalahan utama dalam insiden robot Megan ini adalah perusahaan pembuat Megan yang tidak kompeten.

Pertama, prototipe harusnya tidak boleh dibawa pulang, apalagi belum teruji keamanannya. Tahap pengujian pun harusnya mengatur keamanan subyek penguji.

Sungguh aneh perusahaan pembuat Megan mengklaim dirinya terdepan dalam jajaran perusahaan pembuat mainan tapi tidak menunjukan etiket safety first.

CEO perusahaan juga bermasalah. Pembuatan produk harusnya melalui tahap-tahap tertentu yang termasuk tahap uji keamanan. Walaupun diceritakan CEO Megan hendak meluncurka produk karena takut didahului pesaingnya, tapi tetap tidak dibenarkan melangkahi tahap-tahap tersebut dan langsung ke tahap peluncuran dalam waktu beberapa hari saja. Sebagai CEO harusnya membuat keputusan yang lebih rasional bukan berdasarkan emosi semata.

Masalah keamanan data juga memperlihatkan perusahaan ini tidak sehat. Jika memang ada kebocoran rahasia perusahaan maka sewajarnya dibentuk tim khusus untuk menyelidiki, bukan malah memaksakan peluncuran produk baru tanpa uji keamanan.

Apa Film M3GAN Menarik?

Ya, menarik. Meskipun bertema kekinian, berbeda dengan tipikal film horor yang dibuat James Wan sebelumnya, film M3GAN ini cukup menarik. Begitu robot Megan muncul, efek tegang dapat dirasakan penonton hampir di sepanjang film.

Penggambaran tokoh Katty cukup pas dengan usianya yang sedang dalam masa memberontak. Tokoh Gemma juga pas sebagai tante yang ingin membersamai, tapi masih bingung bagaimana caranya. Tokoh CEO sepertinya memang dibuat sebagai tokoh menyebalkan ya.

Latar film ini hanya beberapa tempat, rumah Gemma, kantor dan perkemahan. Ketiganya dibalut suasana kelam khas film horor. Seram.

Dari segi cerita saya lebih memilih horor klasik tentang rumah berhantu atau ritual eksorsisme sih. Lebih serem.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun