Mohon tunggu...
Anita Hadi Saputri
Anita Hadi Saputri Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang ibu | Freelancer

Tertarik pada film, buku dan komik | Email : anita.hadisaputri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Telat "KKN di Desa Penari", Awalnya Skeptis, Ternyata Keren Banget!

3 Desember 2022   13:05 Diperbarui: 3 Desember 2022   13:19 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Indonesia KKN di Desa Penari sempat menjadi trending karena dibuat berdasarkan kisah yang juga viral di dunia maya. Awalnya saya kurang tertarik karena beberapa alasan. Satu, karena saya sudah tahu ceritanya. Dua, karena kemudian film itu justru terkenal dengan adegan senonoh tokoh Ayu dan Bima.

Tapi kemudian saya menemukan judulnya di saluran langganan saya. Dan setelah menontonnya saya angkat tangan. Film ini keren banget!

Berikut beberapa alasan film horor ini nggak boleh dilewatkan.

1. Lokasi dan setting yang realistis

Lokasi syuting KKN di Desa Penari adalah wisata Batu Kapal di Bantul, Yogyakarta. (Sumber: Kompas.com)
Lokasi syuting KKN di Desa Penari adalah wisata Batu Kapal di Bantul, Yogyakarta. (Sumber: Kompas.com)
Yang pertama kali menejutkan saya adalah pemilihan lokasi syuting yang KKN banget. Jalan menuju desa, pohon-pohon, jalan setapak, ladang jagung, bahkan rumah penduduk sangat mirip dengan lokasi standar KKN mahasiswa.

Lokasi dan propertinya sederhana, namun realistis dan tidak dilebih-lebihkan. Sungguh satu poin plus yang patut dipuji dalam film ini.

Namun ditengah kesederhanaan itu, penonton sesekali dimanjakan dengan pemandangan eksotis seperti tepian sungai berbatu saat tokoh Nur masuk ke daerah terlarang untuk mencari Bima. Serta saat para mahasiswa KKN pertama kali mbonceng motor untuk masuk ke desa. Sebuah pemandangan khas desa pegunungan yang sulit dijangkau penduduk kota.

2. Backsound serasa The Conjuring

Alasan kedua yang menarik perhatian saya adalah backsound film ini yang ala-ala film horor karya James Wan, Insidious dan The Conjuring series. Backsound ini membuat film KKN di Desa Penari terasa mewah.

3. Adegan horor tipis-tipis justru membuatnya semakin menarik

Terakhir melihat horor Indonesia saya dibuat sangat takut dengan adegan hantunya. Pada film KKN di Desa Penari ini adegan horornya membuat deg-degan disepanjang film tapi tidak membuat trauma.

Mbah Dok hantu yang paling mengerikan di KKN di Desa Penari. (Sumber: Kompas.com)
Mbah Dok hantu yang paling mengerikan di KKN di Desa Penari. (Sumber: Kompas.com)
Mahluk gaibnya jarang diperlihatkan secara berlebihan, hanya sekelebat. Karena justru seperti itulah biasanya pengalaman orang yang melihat hantu, sekelebat saja. Yah, kecuali tokoh Mbah Dok yang secara visual mengerikan tapi justru menjadi penjaga para mahasiswa KKN di Desa Penari.

4. Teknik pengambilan gambar dengan sudut yang variatif dan ciamik

Saya cukup kaget karena teknik pengambilan gambar di film ini sangat variatif. Penonton tidak akan bosan dengan sudut yang itu-itu saja. Justru sebaliknya, mata kita akan dimanjakan dengan banyak jenis sudut pengambilan gambar yang pas dengan jenis adegan.

5. Penggunaan bahasa campuran Indonesia dan Jawa

Satu lagi hal yang membuat film KKN di Desa Penari tampak realistis adalah aspek bahasanya. Para mahasiswa KKN pada kisah ini adalah orang Jawa yang sebenarnya bisa berbahasa Jawa. Namun para anak muda ini lebih memilih berbahasa campuran Indonesia-Jawa. Hal ini jamak terjadi pada para mahasiswa Jawa jika harus berkomunikasi dengan penduduk yang lebih paham bahasa Jawa. Para mahasiswa biasanya minder dan cenderung berbahasa Indonesia. Karena mereka merasa tidak fasih berbahasa Jawa.

7. Detail kecil yang luar biasa

Waktu pertama para mahasiswa KKN datang di desa Penari, Saya penasaran, kok orang yang naik motor wajahnya item-item dan agak ngeblur? Oh, ternyata itu sengaja untuk menimbulkan kesan mistis. Saya langsung happy melihat proses item-ngeblur wajah masih berlaku untuk warga desa yang tidak ada adegan ngomongnya.

Warga desa ini juga sering tiba-tiba berhenti bergerak yang membuat Saya deg-degan.

Tapi detail yang membuat Saya berdecak kagum adalah ketika hantu Dawuh menari di kenduren mahluk astral. Peralihan adegannya smooth sekali. Dari situasi kenduren yang gegap gempita menjadi situasi diam mencekam yang membuat dua mahasiswa KKN cepat-cepat meninggalkan kenduren itu. Lagi-lagi Saya happy.

7. Adegan mesra hanya beberapa detik

Satu lagi yang membuat respect adalah adegan mesra Ayu dan Bimo yang secukupnya tapi mengena. Mau tidak mau adegan itu harus ada karena hal itulah yang mengakibatkan kedua anak muda ini akhirnya bernasib mengenaskan. Namun sekali lagi Saya happy karena adegan mesra ini tidak diekploitasi secara berlebihan.

***

Overall film KKN di Desa Penari sangat menarik. Berkat film ini Saya ingin menonton horor Indonesia yang lain lagi.

Sekarang Saya masih memilih-milih night, mau nonton horror Indonesia yang mana ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun