Mohon tunggu...
Anita Hadi Saputri
Anita Hadi Saputri Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang ibu | Freelancer

Tertarik pada film, buku dan komik | Email : anita.hadisaputri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

7 Alasan "House of The Dragon" Tidak Seseru "Game of Thrones", Curhatan Penggemar

25 Oktober 2022   11:48 Diperbarui: 25 Oktober 2022   11:53 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari HBO

Serial House of The Dragon musim 1 telah resmi berakhir pada Minggu, 23 Oktober 2022 lalu. Serial ini telah berhasil mengobati rindu para penggemar Game of Thrones dengan kisah yang menarik.

Namun tak dapat dipungkiri penggemar fanatik, seperti saya, masih saja menyayangkan beberapa hal dari kisah para warga Westeros itu.

Berikut ini beberapa alasan mengapa House of The Dragon tidak sebaik Game of Thrones. Agar fair, saya soroti dari musim satu saja karena jika dibandingkan dengan keseluruhan Game of Thrones serial House of The Dragon ini jelas masih jauh karena ceritanya belum langkap. 

Anggap saja ini curhat penggemar. Karena toh, saya tetap akan nonton musim duanya.

1. Alur cerita terlalu lambat

Serial Game of Thrones memiliki irama yang cepat dan padat. Bahkan tiap merewatch berkali-kali tetap saja ada satu dua hal baru yang baru bisa saya temukan. Satu dua baris kalimat yang bermakna dan membuat cerita semakin jelas.

Berbeda dengan pendahulunya, saya bisa nonton House of The Dragon dengan cukup santai. Jalan ceritanya cenderung lebih lambat, tapi tidak sampai membuat bosan sih. Tetap saja jika sudah terbiasa dengan GoT lambatnya cerita cukup mengganggu.

2. Konflik tidak semenarik Game of Throne

Di musim 1 GoT sudah menyajikan konflik yang sedemikian banyak dan menarik. Dimulai dengan kematian hand Raja Robert Baratheon, perselingkuhan Cersei Lannister, percobaan pembunuhan pada Brandon Stark dan lain lain.

Pergantian kekuasaan Robert Baratheon menimbulkan serangkian peristiwa yang jauh terlihat ujung pangkalnya. Setiap episode membuat penasaran dan ingin segera menemukan jawabannya.

Sedangkan konflik di House of The Dragon terbilang simpel, transisi kekuasaan Raja Viserys Tagaryen dan penyebab terjadinya perang saudara.

3. Lompatan tahun tiap episode sangat mengganggu

Jalannya cerita di GoT terkesan mengalir. Sedangkan House of The Dragon tiap episode bisa berjarak bertahun-tahun.

Mungkin hal tersebut bertujuan meringkas cerita. Namun saya sendiri terganggu dengan alur waktu yang melompat terlalu cepat.

4. Penokohan tidak sekuat Game of Thrones

Penokohan pada serial GoT sangat kuat sejak musim pertama. Dari Lannister sebut saja Tyrion yang cerdas dan witty, Cersei yang sombong dan ambisius, dan Jime yang sangat setia pada kembarannya.

Dari sisi Stark ada Ned Stark yang dipuja seluruh Winterfell, Jon Snow yang kompeten namun tidak percaya diri karena menjadi bastard, Sansa yang menyebalkan, Rob yang menjadi panutan anak-anak Ned, Arya yang penuh semangat serta Catlyn Tully yang sangat sayang pada anak anaknya.

Anggota penasihat raja tak kalah menariknya. Dari awal Little finger jelas mencolok dengan manufer politiknya. Varys membuat penasaran ia berada di pihak siapa. Dan Grand Maester yang jelas-jelas tidak memihak raja.

Saya kok tidak mendapatkan kesan sekuat itu pada karakter-karakter House of The Dragon.

5. Tokoh timbul tenggelam

Ini kritikan khusus untuk tokoh Howard Strong. Ia adalah ayah biologis anak-anak Rhaenyra, tapi saya menyayangkan sedikit sekali penjelasan mengenai Ser Howard ini.

Mengapa Rhaenyra memilihnya? Bagaimana hubungannya dengan anak-anak kandungnya. Semuanya belum jelas, eh, ser Howard sudah dibunuh, lalu menghilang begitu saja.

6. House of The Dragon kurang warna

Saya juga membaca banyak kritik tentang nuansa kelam serial House of The Dragon. Padahal dari segi cerita sama kelamnya dengan GoT.

Namun GoT mampu memberikan warna berbeda pada tiap kali dan tiap kota tempat tokoh-tokoh berpindah. Perbedaan itu kurang tampak pada House of The Dragon.

7. Mana naganya?

Sebenarnya saya bukan termasuk penggemar yang mengharapkan kehadiran banyak naga. Namun sejak awal salah satu kelebihan yang digaungkan House of The Dragon adalah tentang naga-naganya.

Namun naga kurang memiliki peran penting di musim pertama ini. Kecuali saat naga Aemond "tidak sengaja" membunuh Lucerys Velaryon.

Sedangkan di GoT walaupun musim pertama tidak ada naga, namun kemunculan naga memberikan kesan yang mendalam. Ketika naga-naga Daenerys mati satu persatu penonton pun ikut sedih melihatnya 

Mungkin karena di GoT naga menjadi spesies langka, sedang di House of The Dragon jumlah naga masih lumayan banyak.

Serial Terbaik

Meskipun banyak kritik, namun bagi saya serial House of The Dragon adalah serial terbaik yang saya tonton tahun ini.

Mungkin lebih tepat jika menganggap kekurangan House of The Dragon sebagai "rasa lain" dari karya G. R. R. Martin ini.

Tidak sabar menanti musim keduanya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun