Mohon tunggu...
Anita Septia
Anita Septia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sriwijaya

FKIP PLS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

GRESPOL Menu SDG's (Gerakkan Remaja Pola Hidup Sehat untuk menunjang SDG's)

5 Agustus 2024   11:50 Diperbarui: 5 Agustus 2024   12:05 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesehatan merupakan aspek krusial dalam pembangunan berkelanjutan yang diusung oleh Sustainable Development Goals (SDGs).  Sustainable Development Goals (SDGs) point ke-tiga, khususnya menekankan pada kesehatan yang baik dan kesejahteraan bagi semua orang di semua usia, termasuk remaja. Remaja adalah orang yang berada pada  usia  antara  10  hingga  19  tahun32. Menurut  Peraturan  Menteri  Kesehatan Nomor  25  Tahun  2014,  remaja  adalah kelompok  usia  10  tahun  sampai  berusia 18  tahun.  

Remaja  dimulai  pada  usia  12 tahun  dan  berakhir  sekitar  usia  17  atau 18  tahun29.  Remaja  memiliki  kebutuhan nutrisi  yang  spesial  dibandingkan kelompok  umur  lainnya.  Hal  ini  karena pada  saat  remaja  terjadi  pertumbuhan yang  pesat  dan  perubahan  kematangan fisiologis  sehubungan  dengan  masa pubertas. Remaja merupakan salah satu  generasi penerus bangsa yang memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif.

Remaja seringkali menghadapi tantangan dalam menjaga kesehatan, seperti  sering mengkonsumsi makanan cepat saji. Makanan  cepat  saji  maupun  junk food  menjadi  populer  karena  penyajian yang  cepat,  tersedia  secara  luas,  mudah diperoleh,  dan  memiliki  rasa  yang  enak. Namun,  kebiasaan  makan  dengan mengonsumsi  makanan  cepat  saji ataupun  junk  food  berlebih  akan berdampak  buruk  bagi  kesehatan,  baik pada  anak,  remaja,  maupun  dewasa. 

Makanan  cepat  saji  dapat  meningkatkan risiko beberapa penyakit, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan gangguan  lemak darah  atau  dislipidemia. Indonesia menempati urutan pertama dalam daftar negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2022. Menurut data IDF, jumlah pasien penderita diabetes di Indonesia mencapai 41,8 ribu jiwa. Total penderita DM tipe-1 dalam rentang usia di bawah 20 tahun di Indonesia mencapai 13.311 jiwa.

Adapun faktor-faktor penyebab perubahan gaya hidup sehat remaja adalah meningkatnya konsumsi makanan cepat saji. gaya hidup yang lebih sedentary, seperti terlalu banyak waktu dihabiskan di depan layar gadget, menyebabkan kurangnya aktivitas fisik yang diperlukan untuk menjaga kesehatan,  pola tidur yang tidak teratur dan kurangnya durasi tidur yang cukup dapat mengganggu pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi kognitif remaja.

Masalah kurang kesadaran remaja terhadap pola hidup sehat terjadi, karena edukasi yang memadai tentang gizi, olahraga, dan kesehatan mental. Akibatnya, mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk membuat pilihan hidup yang sehat. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya pola hidup sehat. Penulis merancang inovasi untuk meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya melakukan pola hidup sehat yaitu dengan program GRESSPOL Menu SDG’s ( Gerakan Remaja Sadar Pola Hidup Sehat untuk  Menunjang SDG’s). Program GRESPOL Menu SDG’s ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja terhadap pola hidup sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun