Aku berteman dengan riuh, lampu merah dan sampah
Tatkala hijau berganti merah, kau menepi
Amarah memenuhi, netra cokelat itu penuh api
Aku beraksi
Penghibur tak pernah meminta libur,
Uang bukan tujuan tuk melacur
Terkadang lebih sesak ditusuk sepi
Ketimbang diseruduk sapi
Tak apa bila kau tak mengerti,
Toh senyummu bersemi
Ketika hijau itu kembali
dan merah mati, maka akulah
Badut badut kesepian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!