Siapa bilang anggrek hanya disukai oleh kaum perempuan? Kontes anggrek Jawa Barat yang digelar oleh DistanHorti Provinsi Jawa Barat pada tanggal 114-15 Desember menunjukkan fakta bahwa peserta kontes sekitar 70% adalah dari golongan laki-laki.
Ada yang menarik juga karena tidak hanya kaum tua atau setengah tua, peminat anggrek juga banyak yang berusia muda. Bahkan juara kontes untuk kategori "The Best of spesies" adalah seorang "penghulu" yang masih berusia muda.
Jangan membayangkan penghulu yang dimaksud adalah penghulu yang menikahkan perempuan dan laki-laki ya. Penghulu dari Pangandaran ini adalah penghulu yang suka mengawinkan anggrek. Adalah Wahyu Wibisono, seorang  pemuda berumur 29 tahun namun sudah malang melintang di dunia perkawinan anggrek.
Pada kontes Anggrek Jawa Barat 2024 ini, Wahyu membawa anggrek sebanyak 13 plant dan 6 plant nya mendapat gelar juara. Salah satu anggreknya yaitu Encyclia tampensis f. Alba malah menjadi juara umum dengan menyabet gelar juara 1, Best of show, Best of spesies dan best of section). Si Encyclia ini sudah dirawatnya selama 3 tahun di kebunnya.
Menyukai anggrek sejak masih kuliah di Fakultas Pertanian UNWIM dan mulai berbisnis anggrek setelah lulus kuliah.Ffokus berbisnis anggrek pada tahun 2020, Wahyu membuka nursery dengan nama Wibi Orchids Nursery di Desa Banjarharja Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran.
Sudah banyak anggrek yang jadi korban keisengan sang Penghulu ini. Lebih dari 100 anggrek hasil  silangannya dan sudah diregistrasi di Royal Horticultural Society sebanyak 7 anggrek.
Ada anggrek silangan yang dipersembahkan untuk Ibu Popong Otje Djunjunan yaitu Dendrobium Popong Otje Djunjunan (silangan D. rinaldi dan Burani White) dan ada juga persembahan untuk istrinya yaitu Dendrobium Hind Zaujati (silangan striaenopsis dan bicaudatum).Â
Salut banget sama pemuda ini yang bisa menunjukkan kepada dunia bahwa kaum muda masih berminat mengembangkan sektor pertanian. Walaupun komoditi anggrek di Jawa Barat belum menjadi prioritas (karena masih fokus di urusan tanaman pangan), setidaknya Jawa Barat memiliki SDM yang mumpuni untuk menjadi modal Jawa Barat mengembangkan peranggrekan sehingga bisa berkiprah di dunia internasional.
Selaras dengan Visi Jawa Barat 2025-2045 "Provinsi Jawa Barat Termaju, Berdaya Saing Dunia dan Berkelanjutan", komoditi anggrek memiliki peluang yang masih terbuka untuk dikembangkan. Kesempatan ini tentunya harus dimanfaatkan oleh Pemprov Jabar berkolaborasi dengan pakar anggrek, pembudidaya dan akademisi di wilayah Jawa Barat serta komunitas DPD Pencinta Anggrek Indonesia (PAI) Jawa Barat. Â Semoga terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H