Di sela-sela kesibukan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), penulis memiliki hobi memelihara anggrek.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hobi adalah kata benda (noun) yang dapat diartikan sebagai kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan sebagai pekerjaan utama.
Hobi ini mengasyikkan karena bisa melihat tumbuh kembangnya anggrek sekaligus menjadi hiburan tanpa harus keluar rumah.Â
Di Bulan Oktober ini, anggrek Dendrobium farmeri atau nama bekennya anggrek "ceplok telor" (karena penampakannya mirip ceplok telor) berhasil membuat rekor dan bikin hati berbunga-bunga.
Betapa tidak, dia biasanya hanya berbunga 1 - 2 tangkai saja, sementara sekarang bisa berbunga sebanyak 3 tangkai. Sungguh pencapaian yang membanggakan dan sangat menghibur hati.Â
Diadopsi pada masa pandemi Covid19, ternyata anggrek spesies ini cukup mudah dipelihara dan tidak rewel alias tahan banting.
Dari sejak awal diadopsi belum pernah repotting, ditempatkan di bawah naungan pohon mangga yang di bawahnya terdapat kolam ikan.
Tidak ada perawatan khusus, hanya cukup disiram setiap hari (jika musim panas seperti sekarang) dengan air kolam dan dipupuk seingat dan sesempatnya (he...he...he...).Â
Anggrek ini masuk kategori anggrek spesies artinya anggrek alam atau belum ada campur tangan manusia (dikawin silangkan).
Agak berbeda dengan anggrek hibrid (anggrek yang sudah hasil kawin silang) yang bunganya bisa mekar selama 2-3 bulan, anggrek spesies seperti Dendro farmeri ini mekar bunganya hanya beberapa hari saja (sekitar 7 hari).Â
Makanya untuk para pemula, penulis tidak merekomendasikan untuk langsung memelihara anggrek spesies yang memang agak malas berbunga dibandingkan anggrek hibrid.Â
Demikian sekelumit cerita tentang anggrek ceplok telor.
Setelah bunganya gugur, maka tak ada lagi keindahan bunga.
Di situlah perlu ketelatenan dan kesabaran, karena buat penulis, keluarnya bunga adalah bonus sementara tumbuh akar dan daunnya saja sudah membuat hati senang.
Setelah akar dan daunnya tumbuh, maka anggrek bersiap untuk melahirkan bunga kembali. Sampai bertemu di mekarnya ceplok telor selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H