Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perkuat Islam Kita

3 Juli 2020   05:18 Diperbarui: 3 Juli 2020   05:20 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak dahulu, Islam di Indonesia dikenal sebagai Islam yang ramah. Islam yang dipeluk oleh sebagian besar masyarakat kita adalah islam yang tidak kaku, tidak hitam putih, dan terpenting adalah toleran dengan pihak yang berbeda. Ini penting mengingat kita adalah pluralis; punya sekian banyak perbedaan yang mungkin tidak dimiliki oleh bangsa lain.

Islam yang berkembang di Indonesia sudah mengalami proses dialog dan interaksi panjang  dan sudah melampaui proses akulturasi positif dengan konteks lokal. Sehingga sebuah teks tidak selalu an-sich teks tanpa melihat konteks sekitar tapi menyesuaikan diri dengan konteks dan kondisi sekitar. Islam yang dikenal oleh orang Indonesia adalah islam yang lentur tanpa melewati prinsip-prinsip ajaran Islam itu sendiri.

Ini sangat terbukti ketika wabah Covid-19 berlangsung, dan banyak hal harus disesuaikan maka islam juga menyesuaikan diri dengan keadaan yang tengah berlangsung Beribadah dari rumah, termasuk salat Idul Fitri, berkarya dari rumah dan mengintesifkan membantu orang yang membutuhkan.

Selama wabah kita menerapkan itu dan banyak orang terbantu dengan gerakan-gerakan kemanusian yang mempedulikan orang lain tanpa harus melihat warna kulit, bahasa, adat dan agama. Dengan konsep moderat kita bisa melampaui pandemic yang mengkhawatirkan banyak orang di dunia tanpa mengubah esensi ajaran Islam itu sendiri.

Di sisi lain kita berhadapan dengan Islam transnasional yang kaku, hitam putih dan tekstual. Konsep Islam kaffah (sempurna) ditawarkan oleh Islam transnasional yang tidak lentur itu berakar dari budaya Arab dan Timur Tengah yang punya banyak perbedaan dengan Indoensia. 

Konsep Islam kaffah ini lalu dipresepsikan sebagai islam yang paling ontentik , paling asli, murni dan tidak tercampur dengan unsure-unsur di luar islam. Karena kita sangat pluralis, konsep islam transnasional relative sulit untuk diterapkan di Indoensia

Sehingga, hal terpenting yang harus dilakukan oleh kita semua termasuk kaum millenials adalah memperkuat Islam moderat ; islam moderasi atau dikenal sebagai Islam washatiyah ala Indonesia yang cocok dengan kondisi, situasi dan budaya masyarakat Indonesia dan bukan Islam Transnasional yang mengabaikan kearifan lokal dan sering melihat sesuatu dengan hitam putih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun