Maka dari itu, mari kita pelajari kembali makna persatuan disertai toleransi yang sebenarnya. Sudah saatnya kita seirama menyatukan langkah untuk bergerak dan menghidupkan kembali nilai-nilai yang terdegradasi, baik nilai berbangsa, bernegara, maupun beragama. Perlu kesadaran dari masyarakat serta kesungguhan dari pemerintah.Â
Mungkin cara yang dilakukan oleh gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi atau beberapa elite birokrasi yang lain merupakan salahsatu terobosan yang dapat dilakukan, yakni menyebarkan pesan kepada rakyat mengenai cinta tanah  air, semangat persatuan, dan rasa percaya diri terhadap kemampuan bangsa ini.Â
Karena biasanya pesan pemimpin akan lebih didengar oleh masyarakat luas. Dan perlu kita ingat, ketika kata "kami" atau "mereka" semakin tajam, maka semakin tinggi ancaman terhadap persatuan. Indonesia adalah kita, bukan hanya saya atau anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H