Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ya Ampun ISIS Ternyata Benar-benar Mengancam Indonesia. Ayo Cegah Bersama!

8 Maret 2015   09:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:00 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_401468" align="aligncenter" width="390" caption="suara.com"][/caption]

Kok, lama-lama isu tentang ISIS semakin mengkhawatirkan, ya? Pagi ini saya dikejutkan dengan berita hilangnya 16 WNI di Turki, dan konon kabarnya mereka hilang karena terhasut oleh ISIS. Like seriously?

Saya jadi ingat beberapa berita yang sempat saya baca sebelumnya mengenai Turki sebagai gerbang utama perekrutan simpatisan ISIS dari seluruh dunia. Turki sendiri sejak lama dikenal sebagai destinasi favorit wisatawan mancanegara di kawasan Timur Tengah selain Mesir. Posisinya yang dekat dengan perbatasan utara Suriah, dimana disebut-sebut sebagai salah satu basis terkuatnya ISIS, membuatnya menjadi gerbang yang potensial bagi kelompok ekstremis tersebut untuk menyambut para simpatisan dari seluruh dunia.
Lantas, apakah pemerintah Turki tidak menyadari hal ini? Tentu saja Turki menyadari dan bahkan telah mengerahkan pasukan keamanannya untuk memperketat penjagaan daerah perbatasan, tapi tetap saja mereka sering kecolongan oleh ISIS yang entah mengapa selalu terdepan lebih canggih.

Kabarnya ISIS melakukan pendekatan yang progresif dalam merekrut para simpatisan barunya, termasuk di dalamnya propaganda tidak langsung melalui dunia maya. Propaganda melalui kisah dan cita-cita heroik yang banyak berkeliaran di jagat maya telah membuat banyak orang menaruh simpati pada ISIS. Diskusi 'siluman' dengan berbagai tema menarik juga berhasil mencuci otak pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Selain itu, sempat pula ISIS membuat game dan konten populer lain dengan tujuan untuk kian menguatkan penetrasi pengaruhnya di dunia. Umumnya konten-konten populer tersebut dibuat dengan nama berbeda, namun jika diperhatikan secara seksama, di dalamnya terdapat propaganda yang mengarah pada dukungan terhadap ISIS. Harus diakui bahwa ISIS memang cerdas dalam menjalankan propagandanya, dan hal ini patut menjadi perhatian bagi kita. Jangan sampai kita justru tidak sadar terpengaruh dan menaruh simpati pada ISIS.

Ngeri-ngeri sedap juga membayangkan ancaman bahaya propaganda ISIS tersebut. Beruntung pemerintah Indonesia segera bertindak cepat menyikapinya. Dari beberapa kabar yang saya baca terkait isu hilangnya 16 WNI ini, saya mengetahui bawa Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah merumuskan empat unsur utama dalam upaya meredam bahaya ISIS yang dianggap sebagai aksi terorisme di tanah air. Empat unsur yang disampaikan okeh Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris itu adalah: kontra ideologi, kontra radikal, kontra narasi, dan kontra propaganda.

Kontra ideologi adalah perlawanan bersama dari kita terhadap ancaman ideologi ISIS yang berkeinginan membentuk sistem kekhalifahan dunia. Dalam hal ini, kita sebagai warga negara Indonesia, harus segenap hati menanam kuat ideologi kita sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila, dan inilah harga mati tanah air kita.

Sedangkan kontra radikal adalah upaya kita bersama untuk menggalakkan kampanye cinta damai lebih luas dibandingkan kampanye penarik simpati yang dilakukan oleh ISIS dan jaringan terorisme lainnya. Adapun kontra narasi adalah upaya perluasan kontra radikal dengan banyak berbagi pikiran mengenai perdamaian melalui berbagai medium, seperti tulisan, musik, dan konten kreatif lainnya. Semakin aktif kita bernarasi mengenai perdamaian, maka akan semakin besar pula kekuatan yang terhimpun untuk meredam ancaman aksi terorisme di Indonesia.

Unsur utama yang terakhir adalah kontra propaganda, yakni upaya deradikalisasi ISIS dengan bersama-sama menyaring propaganda terkait yang masuk ke tanah air. Pemerintah melakukan sensor ketat terhadap material media mengenai propaganda ISIS agar tidak meresehakan masyarakat. Selain itu, kita pun sebagai warna negara yang baik, sudah sepatutnya mendukung aksi kontra tersebut, semisal dengan segera melaporkan ke pihak berwajib mengenai hal-hal yang disinyalir sebagan ancaman ISIS dan terorisme. Lebih lanjut, kita pun sebaiknya aktif turut serta menyebarkan pesan perdamaian ke lingkungan sekitar. Dengan semangat gotong royong, kita pasti dapat meredam aksi terorisme di negeri kita tercinta, Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun