Mohon tunggu...
Anisya Nur Widya
Anisya Nur Widya Mohon Tunggu... Lainnya - SyaDya

Menjadi bermanfaat dengan berkarya. Seorang kecil yang ingin menggetarkan hati yang besar.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tidak Ada Akhir yang Benar-Benar Berakhir

15 Agustus 2021   20:30 Diperbarui: 15 Agustus 2021   20:32 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kecil saya selalu dibayang-bayangi kalimat ‘ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan menuju masa depan’ disetiap kelulusan atau apapun yang berembel perpisahan. 

Saat lulus SD, beberapa tahun kemudian saat SMP, juga SMA ketika hari pelepasan siswa tiba. Saya yakin, ketika lulus kuliah nanti kalimat itu juga akan kembali mampir ditelinga lantas masuk kedalam otak dan dicerna dengan baik olehnya. 

Tak dimungkiri semakin dewasa ketika kita telah berhasil menyelesaikan suatu tantangan besar, sebagian orang akan mampir disela memberi ucapan selamat, mereka tak segan akan menambah ujung perkataannya dengan kalimat yang tidak asing ‘ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan menuju masa depan’.

Tak ada yang janggal dengan kalimat itu, namun baru-baru ini saya mempertanyakan eksistensi dari kalimat tersebut. Apa sebenarnya alasan dibalik banyak orang bahkan kita selalu mengucapkan kalimat yang sama disetiap hari perpisahan atau sejenisnya telah tiba. Apakah hanya ikut-ikutan, sebatas berucap tapi tak bertujuan, atau setulus itu berbicara dengan dipenuhi segudang makna pada kalimat 'ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan menuju masa depan?'.

Saya berpikir akan hal ini. Benar adanya seperti ketika lulus dari bangku sekolah dasar dapat dikatakan itu bukan akhir dari perjalanan, namun awal untuk kita memasuki dunia pendidikan yang lebih tinggi pada bangku sekolah menengah pertama. 

Begitu juga ditahapan selanjutnya. Namun, pernahkan kalian berpikir jika terus demikian lantas manakah akhir yang benar-benar akhir dari sebuah perjalanan?, apakah ketika nyawa sudah tidak lagi melekat pada raga dengan kata lain ialah, ‘mati’?. Namun, mati pun adalah awal dari fase manusia untuk masuk ke alam berikutnya. Kembali lagi, lalu adakah akhir yang sejatinya akhir?.

Bergulat dengan pikiran sendiri mencoba mencari jawaban dari pertanyaan yang mungkin bagi sebagian orang ini tak begitu penting adanya. Saya mencari dan terus mencari hingga detik saat saya menuliskan topik ini, belum ada jawaban pasti yang saya temukan. 

Entah saya yang kurang jeli atau memang betul-betul tidak ada. Ingin bertanya pun, belum juga menemukan narasumber yang tepat. Tapi, rasa-rasanya tulisan ini akan basi jika begitu saja saya sudahi.

Disela-sela berpikir, terbesit sebuah ingatan saat beberapa waktu lalu saya mendengarkan sebuah podcast dari seorang penulis, ia pernah mengatakan bahwa akan selalu ada lembaran baru untuk kita menuliskan sebuah cerita. 

Artinya bahwa selalu ada awal baru setelah cerita yang sebelumnya sudah dinyatakan selesai. Saat kita dihadapkan pada masalah kehidupan yang pelik, secara sadar kita selalu menginginkannya untuk berakhir, sekaligus berharap mendapat awalan yang lebih baik pada cerita berikutnya.

Kontemplasi yang saya lakukan, membuat saya menarik secuil kesimpulan bahwa tidak ada akhir yang benar-benar berakhir. Akhir hanyalah suatu bagian yang mengantarkan kita pada gerbang awal yang baru. 

Sehingga, saya mulai memahami kalimat familiar tentang ‘ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan menuju masa depan’ memang benar dapat dimaknai seutuhnya. 

Manusia tidak akan pernah menemukan akhir dari sebuah perjalanan, selalu ada awal baru untuknya berproses. Tak pernah ada cerita yang berujung, akan selalu ada cerita-cerita baru yang menunggu untuk kita jajaki. Epilog akan selalu disambut oleh prolog yang baru.

-SyaDya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun