Mohon tunggu...
Anis wulan
Anis wulan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Pendidikan Akhlak untuk Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif

28 Oktober 2024   13:00 Diperbarui: 28 Oktober 2024   13:19 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

¹Anis Wulandari , ²Muhammad Nofan Zulfahmi

Pendidikan moral berperan sentral dalam membentuk karakter dan moralitas generasi muda serta memberikan landasan yang kokoh dalam menghadapi tantangan zaman. Seiring dengan perubahan masyarakat yang begitu cepat, pembentukan nilai-nilai etika dan moral menjadi semakin penting bagi perkembangan peserta didik. Pendidikan moral memerlukan pembelajaran tentang perilaku sehari-hari dan komunikasi sebagai informasi. Karena dengan
mengenalkan pendidikan moral, kita bisa mengajarkan perilaku moral pada anak. Penumbuhan akhlak menuntut peserta didik untuk belajar berkarakter Islami, karena pendidikan Islam mengharapkan dalam proses belajar mengajar lebih mendidik daripada mengajar. Guru tidak hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan pendidikan moral, karena pendidikan moral harus diinternalisasikan untuk membentuk karakter siswa. Terutama dalam proses pembelajaran adalah memiliki karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari (Riza Ayu Dewi Jayanti, 2023)


Secara etimologis, pengertian akhlak berasal dari kata Arab yang berarti budi pekerti, watak, tingkah laku, budi pekerti berasal dari kata Khalaqa yang berarti “menciptakan”. Pendidikan jasmani dan pendidikan moral merupakan upaya sadar dan tidak sadar. Bagi para pendidik agar dapat mengembangkan karakter yang baik pada diri peserta didiknya, baik secara mental maupun spiritual. Di sisi lain, pentingnya pendidikan itu sendiri tercermin dalam Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan: Mengembangkan kekuatan, pengendalian diri, budi pekerti, kecerdasan, akhlak mulia serta kemampuan yang diperlukan dirinya, masyarakat, negara dan bangsa. 

Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah mengembangkan manusia yang berakhlak baik, berkemauan keras, tutur kata yang santun dan akhlak yang mulia, arif dan sempurna, santun dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Menggunakan kata lain, pendidikan akhlak bertujuan untuk mengembangkan manusia yang berakhlak mulia (al-Fadilla). Berdasarkan tujuan ini, setiap momen, setiap situasi pendidikan, setiap aktivitas terutama menjadi sarana pendidikan moral. 

Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak Menurut Muhammad Abdullah Daraz (Akhlaq fil Islam, 2021), ia membagi ruang lingkup pendidikan akhlak menjadi lima jenis:
1. Akhlak individual, yakni al-awamir (yang diperintahkan), an-nawahi (yang dilarang), almubahat (yang diperbolehkan), dan al-mukhalafah bidh dhururi (yang darurat).
2. Akhlak keluarga, yaitu wajibnya Nafwa Ushr wal Ful (kewajiban timbal balik antara orang tua dan anak), wajib Binal al-Azwaj (kewajibanEsuami-istri), dan wajib Naf al-Aqalib (kewajiban terhadap sanak saudara).
3. Akhlak sosial yaitu al-jamil (yang diperintahkan), al-mahzurat (yang dilarang), dan khawa id al-adab (adab).
4. Akhlak nasional, meliputi al- alagoh bainar rais wasy-syab (hubungan pemimpin dengan rakyat) dan al-‘alagah al- kharijiyyah (hubungan dengan negara lain).
5. Akhlak agama, kewajiban manusia kepada Allah.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Moralitas
1. Naluri (Insting)
Para psikolog menjelaskan bahwa naluri berperan sebagai kekuatan pendorong yang mendorong munculnya perilaku seperti:
a) Naluri makan;
b) Nalur keibuan
c) Naluri bertarung
d) Naluri untuk percaya kepada Tuhan
2. Adat kebiasaan
Tindakan yang diulang-ulang agar lebih mudah dilakukan semua tindakan, baik atau buruk, menjadi kebiasaan karena dua faktor ini adalah preferensi batin terhadap pekerjaan dan penerimaan preferensi itu melalui lahirnya tindakan.
3. Genetika
Ciri-ciri dasar anak mencerminkan ciri-ciri dasar orang tuanya dalam beberapa kasus, anak-anak mungkin mewarisi sebagian besar warisan dari salah satu orang tuanya.
Secara umum ada dua jenis sifat yang diwariskan orang tua kepada anak-anaknya.
a) Ciri-ciri fisik;
b) Kualitas Mental
4. Lingkungan alam
Alam yang mengelilingi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku manusia.
a) Lingkungan alam
Lingkungan alam Alam yang mengelilingi manusia merupakan faktor yang
mempengaruhi dan menentukan tingkah laku manusia.
b) Lingkungan sosial
c) Lingkungan sosial dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu: (1) lingkungan
keluarga; (2) lingkungan sekolah; (3) lingkungan pekerja: (4) lingkungan organisasai masyarakat: (5) lingkungan tempat tinggal ekonomi; dan (6) lingkungan soaial yang umum dan bebas. ( Zainal Mutaqin, dkk, 2021)


Moralitas merupakan sifat yang melekat pada diri orang yang mampu mengungkapkan sesuatu dengan gembira dan mudah, tanpa berpikir atau dipaksa. Moralitas juga dapat diartikan sebagai tindakan, menurut Ibnu Misqawai Ral-Ghazali, dan Ahmad Azmi, akhlak adalah sifat yang melekat pada diri seseorang yang mampu memutuskan perbuatan baik tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan pikirannya sendiri. Akhlak merupakan ajaran Islam yang wajib dimiliki setiap orang moralitas mempengaruhi kualitas kepribadian seseorang, memadukan pola pikir, tingkah laku dan tingkah laku, minat, falsafah hidup, keberagaman. Kelengkapan karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh kekuatan karakternya pentingnya menanamkan nilai-nilai moral pada diri siswa. Nilai-nilai moral yang diajarkan menjadi bekal bagi siswa pada masa kanak-kanak dan dewasa. Guru dan orang tua hendaknya selalu memberikan nasehat, contoh dan bimbingan kepada anak agar mereka paham mana yang baik dan mana yang salah. Ajaran moral yang disampaikan kepada siswa hendaknya berlandaskan Al-Quran dan Sunnah. Berdasarkan penjelasan di atas, maka artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana cara penanaman nilai-nilai moral pada peserta didik dalam pendidikan Islam (Faema Waruwu, 2024)


Menurut teori kognitif Piaget, fokusnya adalah pada perkembangan intelektual dan pemahaman anak melalui interaksi dengan lingkungan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan moral siswa memasukkan nilai-nilai Islam seperti kejujuran dan tanggung jawab dapat memperkaya proses asimilasi dan adaptasi dalam pembelajaran.
Menurut Piaget, “Anak-anak mengembangkan pemahaman mereka tentang dunia melalui pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungannya” (Piaget, 1952). Oleh karena itu, lingkungan belajar harus mencakup pengalaman yang memperkuat nilai-nilai Islam, seperti amal, diskusi kisah Nabi, dan penerapan praktis ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (Efrita Norman, 2024).


Pendidikan akhlak sangatlah penting, sebab kunci kebahagiaan seseorang terletak pada perangai dan wataknya pendidikan akhlak berlangsung sejak usia dini, ketika jiwa anak masih suci dan suci. Metode pendidikan akhlak meliputi keteladanan, pembiasaan, nasehat, dan kehati-hatian strategi pendidikan moral secara langsung berupa keteladanan, dorongan, dan pelatihan, sedangkan strategi tidak langsung berupa larangan, hukuman, penghargaan, dan pengawasan (Suhartono, 2019)


Kehidupan bermasyarakat, Islam menjadikan akhlak sebagai landasan utama bagi pengembangan karakter siswa dalam hal ini, penting bagi perguruan tinggi untuk menerapkan nilai-nilai pendidikan moral dalam sistem pendidikannya. Saat ini, terdapat kebutuhan yang besar untuk meningkatkan moral generasi, sehingga banyak penekanan diberikan pada pendidikan tinggi ini adalah krisis moral yang sangat mengkhawatirkan. Selain pencitraan tersebut, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran moral dan mengembangkan karakter moral karakter moral merupakan potensi alamiah yang ada sejak lahir dan berkembang, oleh karena itu, sifat ini tentu saja mengarah pada memiliki akhlak yang baik. (Ficky Padri Pardede, 2022)

KESIMPULAN
Pendidikan moral berperan penting dalam membentuk karakter dan moralitas generasi muda, yanga menjadi landasan dalam mengatasi tantangan zaman di tengah perubahan masyarakat yang begitu cepat, pembentukan nilai-nilai etika dan moral menjadi semakin penting bagi perkembangan peserta didik pendidikan moral memerlukan kebiasaan perilaku sehari-hari dan komunikasi yang efektif. Pendidikan dalam Islam, penumbuhan akhlak menuntut siswa untuk belajar tentang akhlak Islami, dan guru diharapkan mengajar melalui keteladanan akhlak yang baik.Secara etimologis, moralitas berasal dari bahasa Arab yang berarti budi pekerti atau tingkah laku pendidikan akhlak merupakan upaya sadar dan tidak sadar yang dilakukan pendidik untuk mengembangkan peserta didik menjadi karakter yang baik, baik lahir maupun batin. Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah melatih manusia menjadi akhlak yang baik, santun, bijaksana, ikhlas, jujur, dan suci.Ruang lingkup pendidikan moral meliputi moralitas pribadi, keluarga, masyarakat, pemerintahan, dan agama faktor yang mempengaruhi moralitas antara lain naluri, kebiasaan, dan keturunan. Pendidikan moral bertujuan untuk mengembangkan manusia yang memiliki kebajikan dan mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun