Mohon tunggu...
ANIS ALAMINATUFWS
ANIS ALAMINATUFWS Mohon Tunggu... Guru - Guru, Juara 1 Lomba Keahlian Guru Produktif Perhotelan Tingkat Nasional Tahun 2018, Assisten Kurikulum

Penyuka travelling, menyukai topik seputar pariwisata dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Guru Hebatku

1 April 2023   04:27 Diperbarui: 1 April 2023   04:31 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tring.. tring .. bunyi sebuah pesan masuk melalui whatsapp group. Kulihat jam menunjukkan pukul 00.00 dini hari. Karena aku masih terjaga, kuraih telepon genggamku dan ku baca pesan group yang masuk itu. 

Sebait kalimat pamit yang disampaikan oleh salah satu rekan kerjaku yang sudah memasuki masa purna tugasnya. Ku baca pesan itu dengan seksama kata demi kata, hingga membuatku melambung jauh dalam ingatanku 23 tahun yang lalu pada bangku sekolah masa abu-abu ku. Pesan pada whatsapp group itu adalah dari seorang yang selalu menjadi panutan dan terpatri dalam ingatanku. Ya, itu adalah pesan dari salah satu guru ku, sosok yang hebat dan luarbiasa menurutku. Qodarullah, aku bekerja di sekolah dimana aku bersekolah dulu. Dari sekian kesempatan yang diberikan kepada ku terutama beasiswa kuliah, beliau adalah salah satu sosok yang berpengaruh dalam perjalanan itu. Langkah demi langkahku selama bersekolah menjadi ringan karena ada semangat mengikuti pelajaran yang kuingat selalu menyenangkan dan membuatku merasa tidak salah berada di sekolah dan jurusan itu.Masih ku ingat dalam pikiran, betapa hebatnya beliau terutama dalam menyampaikan materi demi materi tentang akuntansi yang menurut orang lain susah, tapi menurutku mudah karena beliau mengajarkannya dengan detil dan terperinci khas cara beliau yang tenang dan santai, selalu tersenyum namun mengena dalam penjelasan. Tak hanya aku, banyak teman sekelas ku kala itu pun menyampaikan hal yang sama dengan pengajaran beliau. Pengalaman inilah yang menjadi teladan ku ketika aku mengajar di depan murid-murid ku. Aku menerapkan cara beliau yang selalu mengajar dengan hati dan mengedepankan pemahaman murid.

Angan itu terhenti berganti dengan air mata yang menetes deras ketika pesan beliau pada whatsapp group ku balas secara pribadi dengan ucapan selamat dan terimakasih ku sebagai murid direspon beliau dengan pesan yang tak pernah terbersit sedikitpun dalam benakku, pesan yang membuatku haru dan seketika meneteskan air mata. Sebagai murid, aku merasa terharu sekaligus bersyukur telah diberikan kesempatan oleh Allah menjadi murid beliau, menjadi rekan kerja beliau. 

Doa kupanjatkan agar pada masa purna tugasnya ini, Allah selalu berikan kesehatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Terimakasih Sang Guru, terimakasih atas bimbingan, arahan dan tempaan mu. 

Selamat purna tugas dan selamat berkarya di tempat yang berbeda. Semoga Allah selalu melindungimu dalam segala langkah. Aamiin.

Joko Tingkir, April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun